Sukses

Top 3 News: Saat Badai Matahari Terjadi, Ini Dampaknya Bagi Indonesia

Top 3 News, badai matahari adalah gangguan sementara pada lapisan atmosfer bumi yang diakibatkan oleh interaksi antara angin matahari dengan medan magnet bumi.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 News hari ini mengungkap fenomena badai matahari yang diperkirakan akan mencapai bumi dalam waktu dua hari. Saat paparannya menyentuh lapisan atmosfir bumi, efek yang ditimbulkan mempengaruhi satelit di orbit, dan berpotensi menyebabkan kurangnya navigasi GPS, sinyal ponsel, dan TV satelit. 

Lalu, seperti apa dampaknya bagi Indonesia? LAPAN mengungkap akan ada gangguan minor pada sistem satelit dan gangguan lemah pada jaringan listrik, terutama pada wilayah lintang tinggi.

Sementara itu, kabar ditangkapnya Ketua Umum PPP Romahurmuziy dalam OTT yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seolah menjadi tamparan keras bagi partai berlambang Kakbah ini. Romi, begitu biasa dia disapa, ditangkap di kawasan Basuki Rahmat Surabaya bersama keempat orang lainnya.

Penangkapan Romahurmuziy oleh lembaga anti rasuah ini berkaitan dengan dugaan suap pengisian jabatan di Kementerian Agama (Kemenag).

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, transaksi suap pengisian jabatan yang dilakukan Ketua Umum PPP ini diduga sudah berkali-kali dilakukan. Bersama Romi, KPK juga menyita barang bukti sejumlah uang dalam pecahan rupiah. 

Berikut berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Jumat, 15 Maret 2019:

Saksikan video pilihan di bawa ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Badai Matahari Terjadi Hari Ini, Bagaimana Dampaknya di Indonesia?

Fenomena badai matahari, atau lebih tepatnya badai geomagnetik adalah gangguan sementara pada lapisan atmosfer bumi yang diakibatkan oleh interaksi antara angin matahari dengan medan magnet bumi. Fenomena ini rutin terjadi sebagai akibat dari aktivitas pelontaran masa korona.

Lembaga Antariksa Penerbangan Nasional (LAPAN) menyatakan belum ada dampak signifikan untuk Indonesia atas fenomena ini.

"Tenang, semua aman berdasar asesmen dari Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) LAPAN, belum ada dampak signifikan," tulis LAPAN dalam akun twitter resminya @LAPAN_RI.

Menurut LAPAN, posisi lubang korona di sekitar ekuator matahari memang bisa melepaskan angin matahari cepat yang diperkirakan mencapai bumi dalam 2 hari. (Dewi Larasati)

 

Selengkapnya...

3 dari 4 halaman

2. Deretan Fakta Penangkapan Ketua Umum PPP Romahurmuziy

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy atau Romi terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK di Kementerian Agama Sidoarjo, Jumat (15/3/2019) pagi tadi.

Penangkapan Romahurmuziy dibenarkan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Timur Musyafa Noer. Menurutnya Romi ditangkap di kawasan Basuki Rahmat Surabaya, bukan di kantor Kanwil Kemenag Jatim di Sidoarjo.

Kehadiran Rommy di Jatim dalam rangka konsolidasi partai. Sejak Rabu ke Malang Raya, Kamis ke Blitar serta Kediri, kemudian menginap di Surabaya.

Saat OTT KPK dilakukan, lembaga antirasuah ini tidak hanya berhasil mengamankan Romahurmuziy. Tim penindakan juga mengamankan empat orang lainnya. Siapa sajakah mereka?

 

Selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. 4 Gaya Milenial Romahurmuziy Sebelum Ditangkap KPK

Selain Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang kerap bergaya milenial, muncul pula sosok Romahurmuziy.

Ketua umum partai berlambang Kakbah, PPP ini dianggap memiliki mangnet untuk menarik para generasi muda agar menjatuhkan pilihan pada paslon Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Bicara soal penampilan, gaya berbusana Rommy terbilang kekinian. Di sejumlah pertemuan formal maupun non formal, dia kerap mengenakan sepatu sneakers, baju putih dengan sorban yang dilingkarkan di leher.

Media sosial sangat lekat dengan keseharian Ketua PPP ini. Dia kerap membagikan deretan kegiatan termasuk saat kampanye keliling Indonesia.

Salah satu yang mencuti perhatian adalah kostum tokoh pewayangan Gatotkaca, lengkap dengan sentuhan kumis.

 

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.