Sukses

Profil Doni Monardo dan Jejak Karier di Militer hingga Jadi Calon Kepala BNPB

Letjen Doni Monardo akan dilantik menjadi Kepala BNPB menggantikan Laksamana Muda Willem Rampangilei.

Liputan6.com, Jakarta Nama Doni Monardo mendadak ramai menjadi perbincangan. Ya, Sesjen Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Letjen Doni Monardo akan dilantik menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggantikan Laksamana Muda Willem Rampangilei.

Juru bicara Presiden Johan Budi membenarkan kabar pelantikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang baru pada Rabu (2/1/2019) pagi besok. Selain soal pelantikan, Johan juga membenarkan pengganti Willem Rampangilei adalah Letnan Jenderal Doni Monardo.

"Ya benar Pak Doni, besok jam 09.00 pagi di Istana," kata Johan lewat sambungan telepon kepada Liputan6.com, Selasa (1/1/2019) malam.

Saat ini Doni Monardo diketahui menjabat sebagai Sesjen Dewan Pertahanan Nasional. Perwira tinggi TNI ini sebelumnya sempat menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi, Danjen Koppasus dan Danpaspampres.

Sedangkan Willem, diketahui mengemban tugas sebagai Deputi I di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, sebelum menjabat sebagai Kepala BNPB.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pelantikan Doni Monardo Ditunda, Jokowi Kunjungi Korban Tsunami Lampung

Pelantikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang semula dijadwalkan pada 2 Januari 2018 ditunda.

"Mohon maaf, pelantikan Kepala BNPB, tidak jadi besok, ditunda. Barusan Mensesneg memberi tahu soal penundaan pelantikan Kepala BNPB yang baru," kata Staf Khusus Presiden Johan Budi SP di Jakarta, Selasa malam (1/1/2019).

Sebelumnya, melalui pesan pula Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno menginformasikan hal serupa mengenai penundaan pelantikan Kepala BNPB yang baru yang rencananya akan menggantikan Laksamana Muda (Purn) Willem Rampangilei.

Pratikno mengatakan Presiden Jokowi batal melantik karena pagi harinya akan melakukan kunjungan kerja ke Lampung.

"Menginfokan. Besok tidak ada pelantikan ya. Maaf jika sudah dengar ada pelantikan," tulisnya.

"Pagi Bapak Presiden ke Lampung, lokasi bencana," ujar dia yang dikutip dari Antara.

Sebelum diputuskan ditunda, Presiden Joko Widodo dijadwalkan mengganti Kepala BNPB yang semula dijabat oleh Laksamana Muda (Purn) Willem Rampangilei.

Staf Khusus Presiden, Johan Budi SP, ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa Presiden Jokowi akan melantik pengganti Willem Rampangilei sebagai Kepala BNPB yang baru. Penggantian itu segera diikuti dengan pelantikan Kepala BNPB yang baru oleh Presiden Jokowi.

Letjen TNI Doni Monardo yang saat ini menjabat sebagai Sekjen Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) disebut akan menggantikan Willem yang menjabat sebagai Kepala BNPB sejak 7 September 2015.

3 dari 5 halaman

Ini 'PR' Letjen Doni Monardo Usai Ditunjuk Jadi Kepala BNPB

Sejumlah tugas besar bakal menanti Doni Monardo usai resmi menjabat kepala BNPB. "Pekerjaan rumah" itu menanti jenderal bintang tiga ini usai dampak bencana melanda wilayah Indonesia terjadi hampir bersamaan sepanjang 2018 lalu.

Beberapa PR itu di antaranya tsunami Selat Sunda dan longsor melanda wilayah Sukabumi menjelang akhir 2018. Relokasi dan penanganan pengungsi erupsi Gunung Sinabung serta rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa di NTB dan Sulawesi Tengah.

"Jadi bukan darurat saja, tapi juga prabencana dan pascabencana," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/1).

Terlebih BNPB memprediksi di tahun 2019 akan banyak bencana yang melanda Indonesia. Bencana itu jenis hidrometerologi akan mendominasi di tahun 2019. Sutopo mengatakan, dominasi bencana hidrometerologi diakibatkan karena masih luasnya kerusakan daerah aliran sungai (DAS) dan lahan kritis.

"Kerusakan hutan, kerusakan lingkungan dan perubahan penggunaan lahan serta tingginya kerentanan menyebabkan bencana hidrometerologi meningkat," ujarnya.

Sutopo mengatakan, rata-rata laju perubahan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian sebesar 110 ribu hektare terjadi per tahunnya. Sedangkan luas lahan kritis sekitar 14 juta hektare.

"Banjir dan longsor masih akan banyak terjadi di daerah-daerah yang rawan banjir dan rawan longsor sesuai dengan peta rawan banjir dan longsor. Kemudian, kebakaran hutan dan lahan masih akan terjadi, tetapi dapat diatasi dengan lebih baik. Prediksi selama 2019 musim akan normal, tidak ada El Nino dan La Nina yang menguat intensitasnya," kata dia.

Sutopo pun berpesan kepada kepala BNPB baru nantinya memiliki koordinasi baik terhadap setiap lembaga dan pihak terkait penanganan bencana. Sebab, fungsi dan tugas BNPB diatur dalam Undang-Undang Nomor 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana dan PP Nomor 21/2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

"Untuk itu perlu dukungan semua pihak, termasuk unsur pemerintah pusat, pemda, masyarakat dan dunia usaha," pungkasnya.

4 dari 5 halaman

Profil Doni Monardo dan Jejak Kariernya di Dunia Militer

Letnan Jenderal TNI Doni Monardo lahir di Cimahi, Jawa Barat pada 10 Mei 1963 silam. Ia adalah seorang perwira tinggi TNI-AD yang sejak 14 Maret 2018 menjabat sebagai Sesjen Wantannas.

Doni Monardo merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) 1985 yang sudah berpengalaman dalam bidang infanteri. Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi.

Doni Monardo Menmpuh pendidikan di SMA Negeri 1 Padang pada tahun 1981. Setelah lulus, ia lantas melanjutkan pendidikan di Akmil pad atahun 1985. Selanjutnya kembali melanjutkan pendidikan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat pada tahun 1999 silam. Dan terkahir ia melanjutkan ke Lembaga Ketahanan Nasional di tahun 2012 lalu.

Doni Monardo adalah salah satu perwira TNI AD dengan karir cemerlang. Alumnus Akademi Militer tahun 1985 ini langsung bergabung dengan Kopassus begitu lulus. Dia sempat bertugas di wilayah konflik Timor Timur dan Aceh. Setelah itu Doni bergabung dengan Paspampres.

Tahun 2008 Dia dipromosikan menjadi Komandan Grup A Paspampres. Setelah itu menempati posisi teritorial sebagai Danrem 061/Surya Kencana (2010-2011).

Doni Monardo juga menjadi wakil komandan satuan tugas antiteror pembebasan MV Sinar Kudus yang dibajak pemberontak Somalia. Dia lalu dipromosikan sebagai Wakil Komandan Kopassus dan meraih bintang satu di pundaknya. Karir Doni Monardo makin melejit, dia diangkat menjadi Komandan Paspampres tahun 2012-2014.

Ayah tiga anak ini kemudian kembali ke korps baret merah, menjadi Danjen Kopassus (2014-2015). Saat memimpin Kopassus ini lah Doni ingin membuat tentaranya lebih ramah pada masyarakat. Dia mewajibkan prajurit Kopassus Senyum, Sapa, Salam jika berhadapan dengan rakyat.

Setahun memimpin Kopassus, Doni Monardo digeser menjadi Panglima Kodam XVI Pattimura di Ambon (2015-2017). Lalu Pangdam III Siliwangi di Jawa Barat tahun 2017-2018. Doni dikenal sebagai jago bela diri dan menembak. Fisiknya juga masih prima. Saat menjabat Pangdam Pattimura dia masih menjadi juara Aquathlon di Salahutu setelah berlari lima kilometer disambung berenang dua kilometer. Bintang tiga di pundaknya didapat saat menjadi Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Sesjen Wantamnas).

5 dari 5 halaman

Riwayat Jabatan yang Diemban Doni Monardo

Danyon-11 Grup-1/Kopassus

Danyonif 900/Raider (1999-2001)

Dandenma Paspampres

Waasops Danpaspampres

Danbrigif Linud 3/Tri Budi Sakti (2008)

Dan Grup A Paspampres (2008-2010)

Danrem 061/Surya Kencana (2010-2011)

Wadanjen Kopassus (2011-2012)

Danpaspampres[3] (2012-2014)

Danjen Kopassus[4][5] (2014-2015)

Pangdam XVI/Pattimura (2015-2017)

Pangdam III/Siliwangi (2017-2018)

Sesjen Wantannas (2018-Sekarang)

 

Penghargaan yang Diterima Doni Monardo

Bintang Jasa Utama

Bintang Yudha Dharma Pratama

Bintang Kartika Eka Paksi Pratama

Bintang Yudha Dharma Nararya

Bintang Kartika Eka Paksi Nararya

SL. Dharma Bantala

SL. Kesetiaan XXIV

SL. Kesetiaan XVI

SL. Kesetiaan VIII

SL. Dwidja Sistha

SL. Dharma Nusa

SL. Wira Siaga

SL. Ksatria Yudha

SL. Wira Karya

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.