Sukses

SMC, UI dan Freeport Dirikan Papua Center

Lembaga kajian Sabang Merauke Circle, perusahaan PT Freeport Indonesia, dan Fisip UI membentuk "Papua Center" sebagai pusat kajian berbagai persoalan Papua.

Liputan6.com, Depok: Lembaga kajian Sabang Merauke Circle, perusahaan PT Freeport Indonesia, dan Fisip UI membentuk "Papua Center" sebagai pusat kajian berbagai persoalan Papua. Peresmian Papua Center berlangsung di Auditorium Juwono Sudarsono di Fisip UI, Depok, Senin (9/4).  "Pusat Kajian Papua ini menjadi jembatan budaya dan akademik untuk memajukan masyarakat Papua," kata Direktur Eksekutif Papua Center Fisip UI Prof Dr Bambang Shergi Laksmono, MSc.

Hadir pada acara itu antara lain Presdir PT Freeport Indonesia Rozik B Soetjipto, Rektor UI Prof Dr Gumilar Rosliwa Somantri, Penjabat Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Papua Drs Festus Simbiak, MPd, dan  Ketua Dewan Direksi Sabang Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan. Bambang yang juga Dekan Fisip UI mengatakan proses pembentukan Papua Center Fisip UI sudah berlangsung sejak dua tahun lalu.

Pembentukan Papua Center, katanya, juga tak terlepas dari kerja sama yang sangat baik antara UI dan Uncen selama ini termasuk berbagai upaya yang telah dilakukan antropolog yang juga Guru Besar UI Prof Koentjaraningrat.
 
Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Papua Drs Festus Simbiak, MPd menyatakan, program kerja Papua Center Fisip UI antara lain pengenalan budaya Papua, pendidikan dan penelitian seperti pertukaran mahasiswa, pertukaran dosen, peningkatan kapasitas pendidikan, publikasi ilmiah, seminar, simposium, penelitian etnografi dan terapan, serta dokumentasi dan informasi.

Festus menambahkan dokumentasi hasil penelitian dan kajian dari Papua Center jangan sampai hanya disimpan. "Harus bisa dipakai sebagai kebijakan dalam memajukan masyarakat Papua, berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan saudara-saudara dari provinsi lain," kata Festus.

Sementara Syahganda menambahkan bahwa Papua Center harus bisa melakukan berbagai kajian yang menyeluruh bagi masyarakat Papua termasuk mengatasi akar persoalan mengapa sebagian orang di Papua ingin merdeka.    "Merdeka ingin sejahtera, merdeka dari kemiskinan bukan merdeka ingin lepas dari Negara Kesatuan RI," katanya. Ia berharap pemerintah tidak terlambat dalam mengatasi berbagai persoalan masyarakat Papua. (ARI)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini