Sukses

Kunjungi ATP IPB, Sandiaga Saksikan Langsung Kecanggihan Smart Farming House

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahudin Uno mengunjungi Institut Pertanian Bogor (IPB) beberapa waktu lalu. Saat tiba di kampus tersebut, Sandi disambut hangat Rektor IPB Arif Satria.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahudin Uno mengunjungi Institut Pertanian Bogor (IPB) beberapa waktu lalu. Saat tiba di kampus tersebut, Sandi disambut hangat Rektor IPB Arif Satria.

Dalam kunjungan ini, Sandiaga sempat mengelilingi Agribusiness Technology Park IPB University dan menyaksikan langsung pertanian yang dikembangkan IPB dengan menggunkan teknologi smart farming.

“Bersama Pak Rektor Arif Satria, saya diperlihatkan Agribusiness & Technology Park yang diinovasi oleh salah satu universitas terbaik di Indonesia ini. Teknologinya sudah sangat maju. Ini membuktikan bahwa universitas di Indonesia tidak kalah dari universitas di luar negeri,” kata Sandiaga dalam keterangan tertulis, Minggu (30/8/2020).

Dalam kesempatan ini, Rektor IPB Arif Satria menjelaskan sejumlah kecanggihan teknologi smart farming yang dikembangkan IPB. Dalam smart farming ini, IPB mengkolaborasikan antara artificial intelligence, big data, dan robotic.

“Ini smart farming house, jadi begitu kelembababnya mengalami perubahan. Misalnya banyak orang masuk, otomastis akan melakukan penyesuaian. Begitu juga suhu dan juga intensitas cahaya. Ketika matahari bgtu panas, maka screennya akan melakukan penyesuaian, begitupun kalau hujan,” kata Arif menjelaskan.

Arif mengatakan, dirinya ingin menjadikan IPB sebagai etalase dalam mewujudkan sociopreneurship. Karena disamping mengembangkan bisnis, kampus juga mengembangkan research.

“Kita mengembangkan aktivitas pendidikan di sini. Pada saat yang sama kita melakukan kegiatan pengmbangan masyarakat di sekitar kampus. Sebagai sebuah etalase, ini penting untuk direplikasi ke berbagai tempat sebagai bentuk peran perguruan tinggi, dalam meningkatkan nilai tambah ke masyarakat,” katanya.

Arif Satria mengatakan bisnis paling menjanjikan di masa depan adalah bisnis di bidang pertanian. Apalagi di tengah pandemic seperti saat ini.

"Yang abadi di dunia ini satu adalah perubahan dan kedua adalah pangan. Karena semua orang di dunia ini pasti akan makan sampai akhir zaman nanti," jelasnya.

Dengan adanya teknologi smart farming, lanjut Arif Satria, mestinya para milenial akan bangga bahwa pertanian itu bisa dikelola secara industrial dan kemudian bergengsi. "Tentu dari sisi ekonomi dan bisnis sangat menjanjikan dan sangat menguntungkan," tambahnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dongkrak Pendapatan Pertanian

Ia mencontohkan, teknologi pertanian modern yang dikelola di ATP IPB University. Penggunaan teknologi di ATP IPB University mampu mendongkrak pendapatan pertanian mencapai Rp 390 juta per tiga minggu.

"Dan kita buktikan, bahwa makanan, pangan dan pertanian ini adalah sektor yang paling potensial untuk menang dalam era pandemi Covid-19," tambahnya.

Di samping memanfaatkan teknologi smart farming, ATP IPB University juga mengakomodasi petani di sekitar kampus untuk secara bersama-sama membangun pertanian. ATP IPB University juga mengakomodasi akses pasar bagi petani sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani mitra.

"Tidak hanya aspek teknologi semata, tetapi juga membuka pasar, karena yang paling penting adalah akses pasar. Kalau ini bisa dibuka di seluruh kampus di Indonesia, menurut saya ini harapan besar untuk kemajuan pertanian Indonesia di masa depan," pungkasnya.

Mendengar penjelasan Rektor, Sandiaga mengapresiasi inisisasi dan inovasi yang dikembangkan IPB.

“Mereka ingin membangkitkan ekonomi khususnya di akar rumput yang memberdayakan masyarakat dan membuka lapangan kerja. Dan di tengah harga-harga yang terkadang tidak stabil, beban biaya hidup yang terus meningkat, sudah saatnya kita fokus pada bidang pertanian,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.