Sukses

5 Upaya Suami Inneke Koesherawati Sulap Sel Lapas Jadi Apartemen

Kalapas Sukamiskin Wahid Husen disuap suami Inneke Koesherawati untuk bisa mendapat sel tahanan yang nyaman dan kemudahan untuk keluar masuk lapas.

Liputan6.com, Jakarta - Penjara atau Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sejatinya untuk memberi ejek jera pada pelaku tindak pidana kriminal atau korupsi agar tidak kembali mengulangi perbuatannya. Namun, tidak dengan Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.

Mereka malah bisa memberi perlakuan khusus bagi para napi koruptor untuk bisa bergerak bebas selama ditahan. Atau bahkan menyiapkan ruang penjara agar nyaman bak apartemen. 

Bagi para pelaku berkantong tebal, hal ini malah disambut baik. Mereka bahkan tak segan keluarkan kocek banyak untuk bisa merasakan penjara layaknya di rumah atau bak hotel bintang 5 dengan sejumlah fasilitas lengkap.

Baru-baru ini dilakukan oleh terpidana kasus korupsi proyek satelit monitoring di Bakamla, Fahmi Darmawangsa, yang tak lain dari suami aktris Inneke Koesherawati.

Dia menyuap Kalapas Sukamiskin Wahid Husen untuk bisa mendapat sel tahanan yang nyaman dan kemudahan untuk keluar masuk Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.

Hal apa saja yang diberikan Fahmi pada Wahid Husen agar dapat sel penjara seperti sebuah apartemen: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Suap 2 Mobil

KPK menangkap Wahid Husen karena diduga telah menerima suap berupa mobil jenis Mitsubishi Triton Exceed warna hitam dan 1 unit Mitsubihi Pajero Sport Dakkar warna hitam dari suami Inneke Koesherawati, Fahmi Darmawangsa.

"Diduga pemberian dari Fahmi tersebut terkait fasilitas sel atau kamar yang dinikmati oleh Fahmi dan kemudahan baginya untuk dapat keluar masuk tahanan (Lapas Sukamiskin)," terang Wakil Ketua KPK Laode M Syarif.

Pascatertangkapnya Wahid, posisi pelaksana harian Kalapas Sukamiskin langsung diisi Kepala Divisi Lapas Kanwil Kemenkumham Jabar Alfi Jahrin.

3 dari 6 halaman

2. Uang Ratusan Juta dan Ribuan Dolar

Di kediaman Wahid, tim KPK mengamankan uang Rp 20.505.000, USD 1.410, catatan-catatan penerimaan uang dan dokumen terkait pembelian dan pengiriman mobil.

Sementara dari rumah stafnya, Hendry Saputra, KPK menyita uang Rp 27.255.000.

Dari sel Fahmi yang digeledah, pada Sabtu dini hari kemarin, penyidik KPK juga menemukan Rp 139.300.000 dan catatan sumber uang. Semua uang itu untuk bisa merasakan sel tahanan bagaikan seperti di dalam rumah.

4 dari 6 halaman

3. Sel Fahmi dari Hasil Suap

Bak apartemen, itulah kesan pertama saat penyidik KPK melihat sel napi khusus kasus korupsi di Lapas Sukamiskin yang dihuni suami Inneke Koesherawati.

Dalam video seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Minggu (22/7/2018), terlihat kamar terpidana korupsi proyek satelit monitoring di Bakamla, Fahmi Darmawangsa dilengkapi fasilitas pendingin udara (AC), televisi, rak buku, lemari es, dan kamar mandi dengan toilet duduk.

Tak ketinggalan spring bed dan washtafel. Video tersebut ditayangkan dalam konferensi pers terkait operasi tangkap tangan (OTT) KPK yang dilakukan di Lapas Sukamiskin.

5 dari 6 halaman

4. Harga Sel Mewah Lapas Sukamiskin

Jual beli sel tahanan di Lapas Sukamiskin, Bandung sebenarnya telah lama terjadi. Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan, tarif sel mewah berkisar Rp 200 hingga Rp 500 juta.

"Sejauh ini informasi yang kami peroleh, tarif berkisar Rp 200-500 juta. Jadi, jika sudah menempati ruangan lalu mau nambah apa lagi, ada (biaya) tambahan lagi," ujar Saut dalam konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Sabtu (21/7/2018).

Saut meyakini, bisnis kotor tersebut tidak hanya terjadi di sel Fahmi Darmawangsa.

6 dari 6 halaman

5. Dapat Perlakuan Berbeda

Selain membeli sel tahanan dengan harga ratusan juta rupiah, Lapas Sukamiskin juga memberi perlakuan berbeda pada napi koruptor dan narapidana umum.

Para narapidana bisa keluar masuk Lapas Sukamiskin jika memberi uang pelicin.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.