Sukses

Mengenal Krida Wibawa, Pendekar Betawi di Gereja Santa Servatius

Syarat menjadi anggota Krida Wibawa adalah harus berasal dari keturunan asli Betawi Kampung Sawah.

Liputan6.com, Bekasi - Delapan pria berpakaian seperti pendekar Betawi mengiringi pastor berjalan menuju altar. Layaknya seorang jawara, mereka memakai baju warna hitam dan celana pangsi berbalut sarung. Peci hitam dan golok tampak terselip di balutan sarung masing-masing.

Pemandangan itu menjadi daya tarik saat perayaan Misa Natal di Gereja Katolik Santa Servatius, Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Pengawal pastor tersebut dinamakan Krida Wibawa. "Krida" berarti kerja, sehingga Krida Wibawa berarti bekerja dengan wibawa.

Para Krida Wibawa bertugas mengantarkan pastor hingga saat persembahan. Enam pengawal ini juga mengawasi jalannya misa. Mereka berjaga di pintu masuk gereja.

Syarat menjadi anggota Krida Wibawa adalah harus berasal dari keturunan asli Betawi Kampung Sawah.

"Harus asli (Betawi), setiap tim biasanya enam sampai delapan anggota," kata Koordinator Krida Wibawa, Gunawan Apiun kepada Liputan6.com pada Senin (25/12/2017).

Tim Krida Wibawa totalnya berjumlah sekitar 60 anggota. Setiap anggota berusia minimal 40 tahun. Selain Natal, mereka bertugas di acara besar keagamaan lain. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Inkulturasi Budaya Lokal

Kelompok ini dibentuk setelah renovasi gereja pada 1997. Gunawan menyebut Krida Wibawa merupakan inkulturisasi budaya lokal ke tradisi gereja.

Pria berusia 55 tahun ini merupakan keturunan kelima dari penganut Katolik di Kampung Sawah. Keturunan laki-lakinya, kata dia, kelak juga akan mewarisi anggota Krida Wibawa.

"Iya, nanti anak laki-laki keturunan kita akan mewarisi sebagai anggota Krida Wibawa," ujar dia.

Seragam Krida Wibawa tidak melulu baju Panji warna hitam. Ada juga beberapa jenis pakaian khas Betawi lainnya.

 

3 dari 3 halaman

Tradisi 121 Tahun

Cikal bakal inkulturasi yang terjadi di Gereja Katolik Santa Servatius, kata Wakil Ketua Dewan Pengurus Gereja Katolik Santa Servatius, Matheus Nalih Ungin berawal dari dibaptisnya 18 warga asli Betawi di Kampung Sawah yang dibaptis oleh Pastor Schweitz.

Pembaptisan terjadi tahun 1896. Warga menggunakan pakaian adat khas Betawi saat di baptis.

"Sehingga kami mencoba mempertahankan tradisi yang telah ada sekitar 121 tahun itu," jelas Matheus.

Warga Betawi di Kampung Sawah saat ini berjumlah mencapai 30 persen dari 11 ribu jemaat.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.