Sukses

Zulfren, Penyandang Tunarungu Lahirkan Petinju Profesional

Walau memiliki keterbatasan, namun tak membuat Zulfren Saragih tak bisa mencetak prestasi di dunia tinju.

Liputan6.com, Jakarta - Keterbatasan tak membuat seorang pria yang berprofesi sebagai pelatih tinju untuk mengukir prestasi. Meski penyandang tunarungu, namun Ia telah mencetak puluhan juara nasional tinju dan juara Asia.

Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Jumat (24/11/2017), melatih tinju adalah keseharian Zulfren Saragih. Pelatih tinju ini berasal dari Tangerang, dan kini melatih di Sasana Dirgantara Boxing Camp, Markas Besar TNI Angkatan Udara, Cilangkap, Jakarta Timur. Sebanyak 20 atlet berlatih tinju setiap harinya, mulai pukul 6.00 WIB hingga 12.00 WIB siang.

Sekilas tak ada yang berbeda saat dia melatih tinju. Namun Zulfren adalah penyandang tunarungu yang sejak 2000 berprofesi sebagai pelatih tinju amatir dan profesional.

Meski memiliki kekurangan, namun tak ada kesulitan baginya untuk melatih. Disabilitas yang dialami terjadi akibat kecelakaan saat berusia 12 tahun.

Menjadi tunarungu tak membuat dirinya pantang menyerah. Pria yang sudah menggeluti tinju saat berusia 10 tahun ini kembali naik ring.

Pada 1995 dalam sebuah pertandingan mempertahankan gelar juara nasional, mata kirinya sobek dihajar lawan dan membuat matanya tak bisa melihat. Zulfren gantung sarung tinju dan mulai menjadi pelatih.

Ditangan Zulfren, lahir puluhan petinju juara nasional dan juara Asia seperti David Koswara, Armen Ajadato, dan Maxi Nahak Rodriguez.

Kisah dan semangatnya menginspirasi banyak orang. Zulfren bertekad akan terus melatih tinju hingga akhir hidupnya, serta mengharumkan nama bangsa lewat olahraga.