Sukses

Kisah Tragis Pemilik Rental Game di Tangan Duo Slamet

Entah untuk apa pisau itu digunakan, duo Slamet ini menuju tempat Susanto.

Liputan6.com, Jakarta - Duo Slamet dari Lampung Timur menjadi penjagal seorang pemilik rental game, Susanto. Adalah Slamet bin Ngadun dan Slamet bin Sugeng. Pemuda tanggung ini, awalnya rajin menyewa game di tempat pria 37 tahun itu. Namun sering berutang.

Pada Minggu 6 Maret 2016 dini hari, duo Slamet yang sama-sama berumur 19 tahun itu berniat main game di tempat Susanto.

Tapi, dari 43 adegan reka ulang di depan kantor Polsek Cengkareng, Ngadun, Kamis kemarin, Slamet bin Ngadun terlebih dahulu mendatangi warung pecel lele, meminjam sebilah pisau.

Entah untuk apa pisau itu digunakan, duo Slamet ini menuju tempat Susanto. Mereka menyewa game. Susanto kala itu tengah bersama temannya, Azis.

Usai bermain game, Susanto, duo Slamet, dan Azis tidur di tempat tersebut. Sekitar pukul 09.00 WIB, Azis bangun dan meningalkan Susanto dan duo Slamet.

Selang beberapa saat Azis pergi, Ngadun terbangun. Ia hendak membayar utang Rp 100 ribu kepada Susanto.

"Saya bangun, mau ngasihin uang Rp 50 ribu, eh dianya (Susanto) malah nodong saya pakai pisau. Tapi saya tangkis, kena tangan saya," ujar Slamet bin Ngadun usai reka ulang.

Mendengar ribut-ribut, Slamet bin Sugeng bangun. Ia tak terima temannya ditodong pisau dan dimaki. Dia langsung membekap Susanto hingga terjatuh.

"Saya enggak terima teman saya dikata-katai. 'Kalau enggak punya uang enggak usah main di sini' kata dia. Ya saya marah dan kami orang Lampung enggak bisa terima itu," ujar Slamet bin Sugeng.

Sementara, Slamet bin Sugeng membekap, Slamet bin Ngadun mencari sesuatu. Ia menemukan tali plastik di dekat kulkas. Slamet bin Ngadun langsung menjerat leher Susanto yang dibekap erat temannya, hingga meregang nyawa.


Merampas Barang Berharga

Melihat Susanto tak bergerak lagi, duo Slamet kemudian merogoh saku Susanto. Segala barang berharga mereka ambil, sejumlah uang ratusan ribu rupiah dan handphone milik Susanto pun dirampas.

Usai menggeledah Susanto, mereka mengikat kaki dan tangannya dengan kabel stik game dan menutupi jasadnya dengan jaket. Tak puas, mereka juga membawa kabur 3 alat game, 4 handphone, 2 stik game, dan 1 gitar.

"Dianya (Susanto) mabok, enggak ada rencana ngebunuh, spontan aja," ujar Slamet bin Ngadun.

Sebelum kabur, semua barang curian dari kios Susanto mereka masukkan ke dalam tas berwarna ungu, yang dibawa Slamet bin Sugeng. Sedangkan Slamet bin Ngadun, menenteng gitar dan melongok keluar tempat penyewaan game itu.

Merasa aman, Slamet bin Ngadun memberi kode kepada Slamet bin Sugeng untuk keluar. Slamet bin Ngadun yang menenteng gitar dan menutup pintu kios rental game yang di dalamnya tergeletak jasad Susanto. Mereka naik ojek menuju Jembatan Gantung, dan naik angkutan umum ke Lampung.

"Setelah menanyai beberapa saksi, menyelidiki dan memburu jejak pelaku, tim kami menemukan mereka di Lampung," ujar Kanit Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Didik Sugiarto sebelum reka ulang.

Didik menjelaskan, duo Slamet dijerat pasal berlapis karena pembunuhan ini, Pasal 365 dan Pasal 338 dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

Susanto alias Ong ditemukan ibu kandungnya dalam keadaan meninggal dunia di dalam kios miliknya di Jalan Garikas RT 12 RW 16, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu 6 Maret 2016 pukul 19.30 WIB.

Orangtua Susanto Mujijah pertama kali melihat jenazah Ong dengan posisi terlentang di lantai. Sementara leher dan tangannya terikat tali plastik warna putih, sedangkan bagian kepala mengeluarkan darah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini