Sukses

Asap Tebal Riau Kiriman 2 Provinsi Tetangga

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Pekanbaru, pagi ini terdeteksi 759 titik panas di Sumatera.

Liputan6.com, Pekanbaru - Sejumlah kabupaten di Riau, termasuk Kota Pekanbaru diselimuti kabut asap pekat, Senin ini. Kondisi tersebut disebabkan meningkatkan jumlah titik panas sebagai indikasi kebakaran hutan dan lahan.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Pekanbaru, pagi ini terdeteksi 759 titik panas di Pulau Sumatera. Meski tidak mendominasi, Riau menjadi tempat 'penampungan' asap dari Jambi dan Sumatera Selatan.

"Asap di Riau merupakan kiriman dari Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan," terang Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau Edward Sanger, Senin (31/8/2015).

Kiriman kabut asap dari 2 provinsi tersebut, tegas Edward, diperlengkap dengan jumlah titik panas di Riau, yaitu 164. Sebagai langkah antisipasi, 3 helikopter sudah diturunkan melakukan pemadaman kabut asap lewat udara.

"Sudah dikerahkan 3 helikopter untuk pemadaman di Kaupaten Indragirir Hulu dan Pelalawan. 3 Heli itu di antaranya Sikorski, Kamov dan MI-171. Selain itu, tim pemadaman darat juga dikerahkan meluncur ke titik koordinat api," sebut Edward.

Menurut Edward, kabupaten tersebut menjadi prioritas bom air lantaran terdapat titik panas dan titik api yang cukup banyak. Selain itu, Pelalawan dan Indragiri Hulu cukup dekat dengan Pekanbaru.

"Jika dibiarkan, asap dari kebakaran hutan dan lahan ini dikhawatirkan mengganggu penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II," tegas Edward.

Edward menyebutkan, pada Senin pagi Satelit Terra dan Aqua dari BMKG mendeteksi 759 titik panas di Sumatera. Paling mendominasi adalah Jambi 250 titik panas, Sumsel 247 titik panas, dan Riau 164 titik panas.

"Sisa titik api lainnya tersebar di Sumatera Utara dan beberapa provinsi lainnya dengan jumlah kecil," ucap Edward.

Supaya Riau tak mendapat kiriman asap lagi, BPBD Provinsi Riau secara resmi telah meminta BPBD Jambi untuk serius menangani kebakaran lahan dan hutan.

BPBD Jambi juga diminta berkomunikasi secara langsung dengan Gubernur Jambi untuk segera mengambil langkah serius dan menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan.

"Kita sudah koordinasi ke Jambi. Ke BMKG, dan BPBD Jambi agar mereka bisa berkoordinasi dengan pimpinan, untuk mengatasinya. Agar dampaknya tidak ke kita, agar naik status pra ke siaga darurat di sana (Jambi)," pungkas Edward. (Tnt/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.