Sukses

Perajin Motif Aborigin Membutuhkan Akses Pasar

Para perajin motif Aborigin di Ubud, Bali, berharap pemerintah daerah memberikan akses pasar agar mereka bisa tetap berbisnis. Sebab, jumlah pembeli yang kebanyakan turis asing menurun pasca-Tragedi Bali.

Liputan6.com, Gianyar: Kerajinan dengan motif Aborigin--suku asli Australia--kini semakin mudah ditemukan di kawasan Ubud, Bali. Para pembeli umumnya turis asing. Namun, tiga tahun belakangan, para pengrajin menghadapi kesulitan bahan baku. Kayu bambu kini sulit didapat dan harga pun mahal. Jika harga dinaikkan, bakal dijauhi pembeli. Padahal, jumlah konsumen menurun pascatragedi bom Bali.

Dindin, pengrajin motif Aborigin, berharap pemerintah daerah membantu dia dan teman-temannya untuk mengakses pasar agar mereka tetap bisa berbisnis. Misalnya, dengan mengikutsertakan para perajin pada pameran, baik skala nasional maupun internasional. Bila kedatangan turis asing masih belum normal, mereka tetap menggarap pasar dalam negeri yang juga potensial.

Di negara asalnya, motif Aborigin dilukis tangan dengan teknik pointilisme atau gabungan titik. Suku Aborigin menggunakan motif itu untuk melukis tubuh dan bumerang, senjata khas mereka. Dengan menggunakan alat suntik yang diisi cat tembok khusus, kini, motif yang sama juga bisa ditemukan di Ubud. Bedanya, media lukis motif Aborigin bisa apa saja, mulai dari topeng, patung hiasan, hingga berbagai perlengkapan rumah tangga dengan harga jual mulai dari Rp 40 ribu.(TNA/Aries Wicaksono dan Putu Setiawan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.