Sukses

Pesanan Hotel dan Penerbangan ke Singapura Melonjak 30 Persen Imbas Tur Eras Taylor Swift

Konser Taylor Swift di Singapura tinggal menghitung hari. Reservasi untuk hotel dan penerbangan ke Singapura mengalami lonjakan besar akibat kedatangan sang mega bintang.

Liputan6.com, Jakarta - Bintang pop Amerika Taylor Swift belum tiba di Singapura, tapi dampak konser yang akan digelarnya sudah terasa signifikan. Dilansir dari Channel News Asia, Senin (26/2/2024), pesanan hotel dan maskapai penerbangan di Singapura melonjak hingga 30 persen di sekitar tanggal konser Swift.

Permintaan penerbangan ke Singapura dengan Singapore Airlines dan Scoot meningkat pada Maret 2024, khususnya dari Asia Tenggara, kata maskapai tersebut. Jetstar Asia mengatakan permintaan penerbangan telah meningkat sebesar 20 persen untuk rute dari Bangkok, Manila, dan Jakarta ke Singapura, selama periode konser Taylor Swift di Singapura.

Selain penerbangan, sektor lain yang turut mengalami lonjakan permintaan adalah akomodasi perhotelan. Cavaliere Giovanni Viterale, Manajer Umum Klaster Raffles Sentosa Singapura dan Sofitel Singapore Sentosa Resort & Spa, mengatakan bahwa ketika ada konser besar yang menampilkan artis terkenal internasional seperti Taylor Swift, penggemar mereka berkontribusi "secara signifikan" terhadap reservasi hotel.

"Permintaan dari pengunjung internasional dan penonton konser terus memberikan dampak positif pada okupansi resor kami yang akan mencapai puncaknya mulai awal Maret dan seterusnya," sebut Viterale. Viterale juga menambahkan bahwa sebagian besar reservasi berasal dari Asia Tenggara.

Manajer Umum M Hotel Singapura, Edeline Tiong menyampaikan bahwa mereka telah mengamati lonjakan permintaan pemesanan hotel selama dua minggu pertama pada Maret 2024. Tiong menambahkan bahwa hotelnya mengalami peningkatan permintaan sebesar 30 persen dan kebanyakan reservasi adalah dari kawasan Asia Tenggara.

Peningkatan permintaan sebesar 20--30 persen juga dialami Farrer Hotel, kata Manajer Umumnya, Gilbert Madhavan. Westin Singapura turut berkomentar, "Kami telah mengalami lonjakan permintaan yang signifikan selama Taylor Swift tampil di Singapura, dengan sejumlah besar pemesanan berasal dari anggota Marriott Bonvoy kami di Asia Tenggara dan sekitarnya."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Singapura Beri Hibah untuk Datangkan Taylor Swift

Awal pekan ini, Badan Pariwisata Singapura (Singapore Tourism Board) mengakui pihaknya memberikan hibah untuk membantu membawa The Eras Tour ke negara itu bulan depan, menjadikan Singapura satu-satunya negara perhentian Swift di Asia Tenggara.

"Hal ini kemungkinan besar akan menghasilkan manfaat yang signifikan bagi perekonomian Singapura, terutama bagi kegiatan pariwisata seperti perhotelan, ritel, perjalanan, dan kuliner, seperti yang terjadi di kota-kota lain di mana Taylor Swift pernah tampil," kata Dewan Pariwisata dan Kementerian Masyarakat, Kebudayaan dan Pemuda Singapura dalam pernyataan bersama.

Lalu, manfaatnya bagi perekonomian lokal Singapura? Menurut seorang pakar, konser Swift di Singapura dapat menghasilkan pendapatan rata-rata 787 juta dolar Amerika, di atas pendapatan yang dihasilkan di konser Swift di Melbourne. Singapura adalah salah satu dari dua perhentian Swift di Asia, selain Jepang. Tiket konser Taylor Swift di Singapura yang dimulai pada 2 Maret 2024, sudah ludes terjual.

Ada lebih dari 300 ribu tiket untuk pertunjukan selama enam hari. Sejumlah besar tiket dibeli oleh Swifties dari negara tetangga Singapura, termasuk Indonesia.

3 dari 4 halaman

Eksklusivitas Konser Swift di Singapura Jadi Game Changer Cara Menarik Wisatawan

Pemberian hibah untuk mendatangkan artis bukanlah hal baru, kata Christopher Khoo, Direktur Pelaksana Konsultan Pariwisata MasterConsult Services. Hibah tersebut diberikan untuk mendorong pengembangan pariwisata ke arah tertentu, tutur Khoo.

Joshua Loh, Ketua Jurusan Diploma Pariwisata & Manajemen Resor di Politeknik Ngee Ann, mengatakan bahwa bukan hal yang aneh jika destinasi menawarkan insentif finansial untuk mengadakan acara-acara besar. Hal ini disebabkan oleh alasan seperti peningkatan kedatangan turis dan pengeluaran wisatawan serta alasan strategis lain, termasuk branding suatu tempat dengan didatangkannya konser eksklusif ke suatu negara.

Insentif yang diberikan tersebut dapat mencakup hibah keuangan yang biasanya didasarkan pada persentase biaya produksi acara, pemasaran, layanan professional. Dengan menurunkan biaya, hibah berpotensi membuat harga tiket jadi lebih tinggi atau sang penyanyi jadi punya lebih banyak pertunjukan, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan artis, tambah Dr Samer Elhajjar, dosen senior pemasaran dari Sekolah Bisnis Universitas Nasional Singapura.

"Selain itu, hibah dapat membantu menutupi biaya yang terkait dengan sewa tempat, transportasi, dan akomodasi, sehingga meringankan beban keuangan artis dan timnya," katanya.

4 dari 4 halaman

Konser Singapura Digadang Akan Kalahkan Pendapatan di Melbourne

Secara historis, konser Swift telah menjadi sumber pendapatan yang besar. Menurut Mitsumasa Etou, perwakilan peneliti Economic Effects NET, dan dosen paruh waktu di Tokyo City University, pertunjukan Swift selama empat hari di Tokyo, awal tahun ini digadang-gadang menghasilkan hingga 34,1 miliar yen atau USD226,8 juta. Sedangkan, Wali Kota Melbourne Sally Capp memprediksi konser Taylor Swift mendatangkan nilai ekonomi sebesar 1,2 miliar dolar Australia.

Khoo mengatakan bahwa jumlah pendapatan yang dihasilkan di Singapura mungkin akan setara dengan pendapatan di Melbourne atau bahkan lebih. Pertunjukan Taylor Swift di National Stadium akan dipadati sekitar 55 ribu penggemar per malam dan akan berlangsung selama enam hari.

"Saya yakin secara internal Badan Pariwisata Singapura akan mengukur hal ini dan mampu menghasilkan angka yang lebih akurat, namun menurut saya angka ini akan menjadi angka yang fantastis," tambahnya.

Badan Wisata Singapura dan Kementerian Masyarakat, Kebudayaan dan Pemuda tidak mengonfirmasi apakah kesepakatan eksklusif telah dicapai untuk mencegah penyanyi pop Amerika itu mengadakan tur Eras-nya di tempat lain di Asia Tenggara. Kevin Wee, dosen senior di Fakultas Manajemen Bisnis Politeknik Nanyang, mengatakan bahwa eksklusivitas sangat penting dari perspektif branding karena hal ini membantu mengukuhkan Singapura sebagai “ibu kota acara” di kawasan Asia Tenggara.

"Menyelenggarakan acara eksklusif menawarkan peluang branding yang sangat berharga dan dampaknya dapat bertahan lama bahkan setelah konser selesai, sehingga secara signifikan meningkatkan citra Singapura sebagai destinasi yang dinamis dan kaya akan budaya," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.