Sukses

Taylor Swift dan Travis Kelce Juga Terjebak Pertanyaan Kapan Kawin Meski Baru Berpacaran

Hubungan asmara Taylor Swift dan kekasihnya, Travis Kelce, baru berjalan beberapa bulan. Tapi, tekanan untuk mengakhiri masa lajang sudah dihadapi mereka lewat pertanyaan 'kapan kawin'.

Liputan6.com, Jakarta - Kedekatan Taylor Swift dan Travis Kelce terus ditunjukkan secara terbuka. Pasangan yang baru mulai menjalin hubungan asmara pada musim panas 2023 itu kerapkali mengumbar kemesraan mereka di publik, seperti di ajang Superbowl 2024.

Swift saat itu rela terbang dari Jepang demi mendukung kekasihnya dalam pertandingan NFL antara Kansas City Chiefs - tim Travis Kelce - dengan San Francisco 49-ers, Minggu, 11 Januari 2024. Walau disindir karena penggunaan jet pribadi dan emisi karbon yang dihasilkannya, Swift tetap menyusul Travis ke pertandingan tersebut.

Di sisi lain, kemesraan antara Swift dan Travis membuat para penggemarnya, Swifties, penasaran akan kelanjutan hubungan mereka. Pertanyaan 'kapan kawin' bermunculan. Spekulasi mengenai pertunangan antara Swift dan Travis beredar di sosial media. Beberapa penggemar mengharapkan bahwa hal tersebut akan terjadi secepatnya.

Selain penggemar, pihak keluarga pun mengharapkan hal yang sama. Dikutip dari US Weekly, Selasa (20/2/2024), sumber eksklusif mengatakan keluarga dan orang terdekat Swift dan Travis akan sangat senang jika mereka bertunangan, bahkan beberapa sudah mengira demikian.

Hingga saat ini belum ada pernyataan, baik dari Travis ataupun Swift, soal rencana pertunangan mereka. "Travis dan Taylor tidak memiliki rencana untuk bertunangan pada musim panas ini," ungkap seorang sumber eksklusif kepada US Weekly.

"Hubungan mereka berjalan luar biasa, tapi mereka belum genap setahun bersama dan masih banyak yang harus mereka pelajari satu sama lain," tambahnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Swifties dan Pengaruhnya dalam Dinamika Percintaan Swift

Tekanan pernikahan yang dialami oleh Swift dari para Swifties bukan tanpa sebab. Swift dan Travis sama-sama berusia 34 tahun dan sama-sama belum menikah atau bertunangan. Para Swifties yang sudah mengikuti hubungan percintaan Swift sejak ia remaja hingga saat ini sepertinya dalam fase "tidak sabar" ingin melihat Swift akhirnya melabuhkan hatinya pada pria pilihannya.

Dilansir dari CNN, seorang profesor studi komunikasi dari Universitas California di Los Angeles, Kate Kurtin menanggapi fenomena ini. "Sisi optimistis dalam diri saya mengatakan bahwa para penggemar mengidealkan pernikahan dan menginginkan yang terbaik untuk para selebriti," kata Kurtin.

Ia menambahkan, "Sisi sinis dalam diri saya mengatakan bahwa para penggemar ini merasa berhak untuk mengetahui detail kehidupan selebriti dan mendapat informasi dari serta melihat semua foto-foto mereka dan pernikahan adalah tuntutan berikutnya yang mereka berikan kepada Swift dan Travis."

Ketika para selebriti putus, terutama Swift, para Swifties cenderung menerimanya dengan berat hati. Hal ini berlaku terutama bagi mereka yang memiliki hubungan parasosial dengan idolanya. Hubungan parasosial adalah hubungan sepihak antara penggemar dengan selebriti dengan penggemar merasa dirinya benar-benar dekat dengan sang idola.

3 dari 4 halaman

Swift dan Travis di Tahap Bulan Madu?

Manisnya hubungan Swift dan Travis bak melihat pasangan yang baru saja menikah. "Pasangan ini sedang berada pada fase 'bulan madu', di mana mereka masih melihat satu sama lain lewat 'kacamata berwarna merah jambu'," komentar Katharine Sloan, seorang konselor kesehatan mental klinis berlisensi dari Asheville, Carolina Utara yang mengikuti perkembangan hubungan artis satu ini.

Pada tahap awal memulai hubungan, otak kebanjiran dengan neurotransmitter, seperti dopamin dan oksitoksin, yang menyebabkan respons kesenangan. "Di awal hubungan, kita tidak bisa melihat tanda-tanda bahaya. Kita begitu gembira sehingga tidak dapat menyadari detail yang nantinya ternyata penting," kata Sloan.

Keputusan besar seperti menikah dan kapan memiliki anak bukanlah keputusan yang enteng. Namun, tekanannya semakin meningkat ketika seseorang memasuki usia 30-an, tambahnya.

Sejauh ini, Travis telah menanggapi pertanyaan-pertanyaan soal pernikahan dari media dengan tenang. Akan tetapi, pertanyaan soal pernikahan akan berbeda ketika dilayangkan oleh keluarga dan teman dekat. Terlebih, kata Sloan, tekanan pernikahan seperti ini dapat memberikan tekanan terhadap pasangan kita.

4 dari 4 halaman

Cara Menghadapi Tekanan untuk Menikah

Cara terbaik untuk menangani pertanyaan-pertanyaan soal pernikahan yang mengganggu adalah dengan memberikan batasan terhadap topik mana saja yang boleh didiskusikan dan yang lebih baik tidak perlu dibicarakan.

"Kita bisa memberikan batasan percakapan kepada orang lain, atau kita bisa katakan kepada keluarga atau teman kalau pertanyaan tersebut membuat kita tertekan dan dibutuhkan waktu untuk mengetahui apakah kita cocok dengan orang ini (pasangan)," sebut Sloan.

Penting bagi kita untuk berkomunikasi secara baik dengan pasangan sehingga fase yang demikian dapat terlewati dan bisa terbiasa untuk menjawab pertanyaan sulit di masa depan. Bagi Swift dan Travis, hanya mereka berdua yang mengetahui apa yang terjadi di balik layar.

"Saya rasa orang-orang ini (Swifties) menaruh perhatian yang luar biasa kepadanya (Swift) karena mereka telah melihatnya tumbuh dewasa dan melihat perjuangannya dalam menjalin hubungan serta mereka ingin melihatnya bahagia," kata Sloan.

Pada akhirnya, keinginan besar para Swifties untuk menyaksikan pernikahan Swift dan Travis hanya menjadi urusan bagi mereka berdua.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini