Sukses

Aksen Terseksi di Dunia Terungkap, Masih dari Eropa tapi Bukan Prancis Lagi

Bahasa dengan aksen terseksi di dunia ini ditetapkan berdasarkan survei terhadap enam ribu orang dari Inggris, Prancis, Spanyol, Italia, Jerman, dan Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Aksen bahasa Prancis lengser dari posisi aksen terseksi di dunia, menurut platform pembelajaran bahasa Babbel. Pada 2017, mereka sempat menyurvei lebih dari 15 ribu orang yang mayoritasnya menyebut aksen bahasa Prancis sebagai "aksen paling seksi."

Sementara di temuan terbaru, mengutip Euronews, Rabu, 14 Februari 2023, aksen bahasa Italia dinilai jauh lebih menggairahkan. Pernyataan ini didapat setelah enam ribu orang dari Inggris, Prancis, Spanyol, Italia, Jerman, dan Amerika Serikat diminta menilai aksen bahasa mana yang dianggap paling seksi, romantis, dan bergairah.

"Ada karakteristik tertentu dari bahasa Italia yang mungkin berkontribusi terhadap daya tariknya," sebut guru bahasa Babbel, Noël Wolf, pada Daily Mail. "Naik turunnya nada dalam bahasa Italia secara lisan dapat menciptakan kualitas musik, yang bagi sebagian orang dianggap memikat dan atraktif."

Ia melanjutkan, "Fitur fonetik tertentu, seperti perputaran bunyi 'r,' dapat jadi ciri khas dalam bahasa Italia, yang bagi banyak orang dianggap menawan atau atraktif."

Survei itu juga mencatat bahasa Inggris British sebagai bahasa "paling sopan," sedangkan bahasa Jerman memenangkan posisi teratas untuk bahasa "paling lugas." Penelitian yang sama pun mengamati sikap terhadap pasangan yang berbicara dalam bahasa berbeda.

Menurut survei, lebih dari 70 persen orang Inggris yang disurvei mengaku bahwa pasangan mereka memiliki bahasa ibu yang berbeda. Mempelajari bahasa ibu disebut akan membantu menumbuhkan hubungan emosional yang lebih kuat di antara mereka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bahasa-Bahasa Terancam Punah

Pada 2017, Patti Adank, ahli bahasa sekaligus seorang profesor persepsi dan produksi ucapan di University College London, mencatat bahwa penutur bahasa Inggris tertarik pada melodi bahasa, seperti Prancis atau Italia. 

Ahli bahasa dan psikolog lain sering menyebut asosiasi sosial dan budaya dengan aksen sebagai faktor penarik dalam survei semacam ini. Di antara bahasa-bahasa populer, ada sekitar tiga ribu dari tujuh ribu bahasa yang terancam punah pada akhir abad ke-21.

Temuan ini menimbulkan ancaman terhadap keragaman budaya dan bahasa, menurut UNESCO, dikutip dari Daily Sabah, Kamis, 15 Februari 2024. Badan PBB itu menyebut, ada 6.700 bahasa asli yang mencakup tujuh ribu bahasa yang digunakan di seluruh dunia.

Bahasa-bahasa ini diklasifikasikan sebagai bahasa yang paling terancam punah di dunia. Hilangnya mereka dapat mengancam hilangnya kosmopolitanisme dan warisan umat manusia yang tidak dapat diperbaiki lagi.

Menurut PBB, hilangnya keragaman bahasa berdampak pada segala hal, mulai dari kehidupan biologis hingga budaya. "Atlas Bahasa-Bahasa Dunia dalam Bahaya" menganggap bahasa-bahasa yang tidak digunakan sejak tahun 1950 sebagai "punah."

3 dari 4 halaman

Klasifikasi Bahasa-Bahasa di Dunia

Yunani Kapadokia (Turkiye), Gotik, Mozarab, Prusia kuno, Mansi Barat, dan Huron-Wyandot (AS) termasuk di antara bahasa-bahasa dunia yang punah. Jika penutur termuda adalah kakek-nenek atau lebih tua dan berbicara bahasa tersebut secara parsial dan jarang, bahasa tersebut dianggap "sangat terancam punah."

Bahasa yang tidak lagi digunakan anak-anak sebagai "bahasa ibu" di rumah "pasti terancam punah," sedangkan bahasa yang dibatasi pada domain tertentu dianggap "rentan." Suatu bahasa dianggap "aman" bila bahasa tersebut digunakan semua generasi tanpa batasan.

Menurut klasifikasi ini, empat persen bahasa yang digunakan hingga saat ini diklasifikasikan sebagai "punah," karena tidak ada penutur yang tersisa. Sepuluh persen bahasa yang digunakan saat ini diklasifikasikan sebagai "sangat terancam punah."

Lalu, sembilan persennya merupakan "terancam punah," 11 persen sebagai "sangat terancam punah," dan 10 persennya masuk dalam kelompok "rentan." UNESCO khawatir bahasa-bahasa ini akan hilang pada akhir abad ini.

Karena itu, badan PBB tersebut menetapkan Hari Bahasa Ibu Internasional, yang diperingati pada 21 Februari sejak 2000, berkat inisiatif Bangladesh untuk membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya keragaman bahasa.

4 dari 4 halaman

Atlas Bahasa Dunia yang Terancam Punah

Atlas Bahasa Dunia yang Terancam Punah oleh UNESCO juga dirilis pada 2021. Salah satu bahasannya menyebut upaya menjaga bahasa Iban tetap hidup sebagai simbol pemersatu budaya dan warisan masyarakat adat Dayak terhenti di Sarawak, Malaysia.

Meski diakui, melansir SCMP pada 2 November 2021, sekolah-sekolah di negara bagian Malaysia itu mengalami kekurangan guru bahasa Iban. Hal ini disebabkan kurangnya fasilitas pelatihan guru, pensiunnya staf senior, dan keengganan untuk menerima pekerjaan di lokasi terpencil yang biaya hidupnya cenderung tinggi.

Sejarah menunjukkan hanya ada satu contoh bahasa yang benar-benar dihidupkan kembali dan ditetapkan sebagai bahasa nasional. Punah sebagai alat komunikasi sehari-hari selama dua ribu tahun, meski masih digunakan sebagai bahasa tertulis doa, perdagangan, dan sastra, bahasa Ibrani telah jadi bahasa ibu selama lebih dari 100 tahun.

Kebutuhan akan bahasa perantara menyebabkannya direklamasi pada akhir abad ke-19. Meminjam kosakata dan tata bahasa dari bahasa yang digunakan para migran Yahudi, seperti Yiddish, Arab, Polandia, dan Rusia, bahasa Ibrani jadi bahasa nasional setelah berdirinya Israel pada 1948.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.