Sukses

Setelah Skandal Dugaan Iklan Seksualisasi Anak dengan Seragam Sekolah, H&M PHK Massal Karyawannya

Setelah tersandung skandal dugaan iklan seksualisasi anak yang memakai seragam sekolah, retail fesyen asal Swedia, H&M, mengumumkan rencana menutup lebih dari seperempat tokonya dan memberhentikan 588 pekerja di Spanyol.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah tersandung skandal dugaan iklan seksualisasi anak yang memakai seragam sekolah, retail fesyen asal Swedia, H&M, mengumumkan rencana menutup lebih dari seperempat tokonya dan memberhentikan 588 pekerja di Spanyol. Perusahaan akan melakukan PHK massal karena alasan organisasi, produktif, dan ekonomi yang tidak menentu, kata serikat pekerja CCOO dan UGT dalam pernyataan bersama.

Melansir Business Standard, Selasa (30/1/2024), H&M memiliki 91 toko dan mempekerjakan hampir empat ribu orang di Spanyol, menurut laporan tahunan perusahaan. Dalam rencana efisiensi terbaru, pihaknya berencana menutup 28 toko.

Langkah ini sejalan dengan yang diambil pengecer fesyen besar lain di seluruh dunia yang telah menutup toko-toko kecil dalam beberapa tahun terakhir sambil memperluas cabang-cabang utama yang menarik lebih banyak pengunjung dan dapat berfungsi ganda sebagai pusat logistik e-commerce.

Sebelum ini, para pekerja H&M telah mengeluhkan beban kerja yang berlebihan, menurut sumber serikat pekerja. Pada November 2022, pengecer ini mengumumkan rencana global untuk memangkas 1.500 pekerjaan guna menghemat biaya. Di Spanyol, mereka telah mengurangi sebanyak 400 karyawan pada 2021.

"Kami yakin tindakan ini terlalu agresif dan mungkin bisa dicari solusi yang membuat karyawan tidak kehilangan pekerjaan mereka," kata serikat pekerja.

Negosiasi dengan serikat pekerja di Spanyol akan dimulai pada September 2024. Ketua CCOO, Angeles Rodriguez, mengatakan serikat pekerja terkejut dengan pengumuman PHK. "Perusahaan tidak pernah menunjukkan perilaku aneh dan mematuhi kenaikan gaji yang disepakati tahun lalu," katanya.

H&M memberi kenaikan gaji yang signifikan tahun lalu setelah para pekerja melakukan protes dan mogok kerja.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kontroversi Iklan

Sebelumnya, H&M dituding menseksualisasi anak-anak lewat iklan seragam sekolah. Dalam iklan tersebut, terdapat dua anak perempuan berambut pendek yang berdiri saling berhadapan mengenakan gaun pinafore dan mencangklong tas punggung warna pink.

Tertulis slogan, "Make those heads turn in H&M Back to School fashion (Buat semua orang menoleh dengan gaya busana Kembali ke Sekolah H&M)."

Mengutip itv.com, 23 Januari 2024, materi promosi tersebut dengan segera dikecam masyarakat. Sejumlah warganet mengekspresikan kekecewaan mereka terkait iklan tersebut. Rata-rata menyebut H&M telah menseksualisasi anak-anak, sementara ada juga yang menyebut iklan itu "tidak pantas."

"Apa yang sedang terjadi? Ini memuakkan, menseksualisasi anak-anak," tulis seorang warganet.

Pendiri dan kepala eksekutif Mumsnet, sebuah situs parenting, Justine Roberts mengatakan, "Pengguna Mumsnet telah lama mengkhawatirkan tentang budaya seksualisasi yang mengerikan ke dalam kehidupan anak-anak, itulah sebabnya kami meluncurkan kampanye 'Biarkan Anak Perempuan Tetap Menjadi Anak Perempuan' pada 2010."

 

3 dari 4 halaman

Tarik Materi Iklan

Pihak H&M dengan segera menarik materi iklan tersebut, menyebut, "Kami telah menghapus iklan ini. Kami sangat menyesal atas pelanggaran yang ditimbulkan dan akan mempertimbangkan cara kami menyajikan kampanye ke depannya."

Langkah tersebut disambut baik oleh Roberts meski dengan catatan. "Meski kami senang H&M telah menerima kesalahan mereka dan menghapus iklan tersebut, yang seharusnya tidak pernah dibuat. Pengguna kami akan dengan senang hati diyakinkan bahwa mereka mengambil langkah-langkah untuk memastikan semua orang di H&M memahami masalah ini dengan jelas sehingga masalah ini tidak terjadi lagi."

Tahun lalu, kamera tersembunyi diduga ditemukan di kamar pas salah satu cabang H&M di Malaysia. Seorang wanita menuduh bahwa ada orang tidak bertanggung jawab menjual video orang-orang yang berganti pakaian di kamar pas tersebut.

Akun X, dulunya Twitter, @meleisgw, berkicau bahwa ia trauma setelah menemukan penjual online mempromosikan video "pembeli yang tidak bersalah" ini. Ia juga menyertakan tangkapan layar dari file online penjual yang diduga untuk dilihat pembeli mereka. Di sana, lima orang terlihat di kamar pas, yang diyakini berada di outlet merek ritel fesyen populer, H&M.

4 dari 4 halaman

Kata Pihak H&M

"Saya menemukan gambarnya beredar secara online dan sepemahaman saya, video ini dijual di Twitter dan orang-orang sudah membelinya. Seseorang mengatakan video ini awalnya diiklankan di aplikasi MeWe," kata wanita itu pada Says, dikutip 12 Januari 2023.

Beberapa pengguna X telah menghubungi wanita tersebut, mengklaim bahwa mereka telah jadi korban dari dugaan sindikat tersebut. Seorang pengguna anonim mengaku sebagai salah satu korban di tangkapan layar dan bertanya pada wanita itu dari mana ia mendapatkan gambar itu.

"Salah satu orang dalam video itu adalah saya, dan saya merasa malu setelah video itu dipublikasikan," kata terduga korban. "Ngomong-ngomong, fitting room-nya di  H&M kalau tidak salah. Saya beli baju dari sana, dan mungkin pengambilan videonya tertanggal 6 Oktober 2022."

Pada Says, H&M telah mengonfirmasi bahwa penyelidikan sudah dilakukan terkait tuduhan perekaman ilegal tersebut. "Keselamatan pelanggan kami sangat penting bagi kami. Laporan polisi telah dibuat dan penyelidikan sedang berlangsung," kata mereka.

"Kami telah memeriksa semua kamar pas dan bekerja untuk memastikan bahwa tidak ada pelanggaran keamanan yang akan mengganggu privasi pelanggan kami," imbuhnya. H&M, bagaimanapun, tidak mengungkap gerai mana yang terlibat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.