Sukses

Heboh Pengendara Motor Trail Diduga Merusak Kebun Pisang di Bandung sampai Diamuk Ganti Rugi

Sepenggal video singkat memperlihatkan pria, yang semula disebut sebagai pemilik kebun pisang, marah-marah pada pengendara motor trail dan menuduhnya merusak lahan, bahkan sampai mengamuk minta ganti rugi.

Liputan6.com, Jakarta - Lagi, pengendara motor trail jadi sorotan di dunia maya. Sepenggal video singkat memperlihatkan pria, yang semula disebut sebagai pemilik kebun pisang, marah-marah pada pengendara motor trail dan menuduhnya merusak lahan, bahkan sampai mengamuk minta ganti rugi.

Sementara rekaman ini sudah diunggah ulang banyak akun media sosial, konten orisinalnya berasal dari akun YouTube Jery Anaska, yang mana sepotong rekamannya juga di-post di akun TikTok-nya, baru-baru ini. Sementara warganet geram melihatnya, Jery menjelaskan duduk perkara kejadian itu.

"(Pria di video) bukan pemilik kebun, tapi yang kerja di situ," katanya melalui pesan suara pada Tim Lifestyle, Sabtu (13/1/2024). "(Dia) enggak tahu kami sudah koordinasi dengan yang punya kebun, dan aman. Sudah diizinkan."

Disebutkan bahwa event tersebut digelar di daerah pegunungan Sanghyang Kenit Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Minggu, 7 Januari 2024. Lebih lanjut Jery menjelaskan bahwa ia dan peserta lain tidak keluar jalur seperti yang dituduhkan banyak warganet melalui komentar online.

"Jalurnya memang agak lebar, jadi bisa ke kiri dan kanan. (Panitia acara juga) sudah mengantisipasi bakal ganti rugi (bila ada kerusakan). Jadi, itu miskomunikasi saja dengan pekerja di situ (kebun pisang). Dia enggak tahu kami sudah ada izin," bebernya.

Ia juga mengirimkan klarifikasi yang dibuat Tumila Leutax selaku panitia acara motor trail tersebut. Pihaknya menyebut, "Sebelum event, sudah dilaksanakan pendataan dan koordinasi dengan seluruh pemilik kebun."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Klarifikasi Panitia

Mereka bahkan mengaku sudah melalukaan rapat koordinasi dengan pemilik lahan setempat, staf RT dan RW, kepala desa, dan musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) untuk mendapat izin mengadakan acara motor trail tersebut.

"Penggantian kebun atau lahan yang mengalami kerusakan sudah dilaksanakan antara pihak panitia dan pemilik sesuai kesepakatan sebelumnya," sambungnya. "Dalam pelaksanaan event, kami melibatkan para pemilik lahan, petani, maupun masyarakat dalam tim jalur, dan Alhamdulillah bisa terlaksana sampai proses evakuasi motor."

Terkait insiden yang viral, pihak panitia mengaku sudah berkomunikasi dengan pemilik dan pekerja di kebun yang dimaksud, dan "Alhamdulillah miskomunikasi yang terjadi sudah diselesaikan," katanya. "Kami dari panitia penyelenggara juga berusaha merespons segala hal terkait event kemarin dengan baik dan tetap melakukan komunikasi maupun koordinasi dengan pihak terkait pasca-event."

Sebagai penutup, mereka mempersilakan siapapun untuk mengirim pesan bila ada hal yang kurang jelas. "DM kami terbuka dan siap menerima masukan dan kritik, tentunya dengan cara positif," tandasnya.

3 dari 4 halaman

Kasus Sebelumnya

Sayangnya, sentimen publik terlanjur negatif karena melihat kejadian-kejadian sebelumnya. Pada Mei 2023, misalnya, pengendara motor trail jadi sorotan karena dianggap berkendara di tempat yang tidak seharusnya. 

Rekaman seorang pemotor trail dituduh merusak terumbu karang di Pantai Sundak, Gunungkidul, Yogyakarta ini dibagikan akun Instagram @updatedisini. Akun itu menulis, "Ketika motor trail dibuat jalan di bebatuan karang saat air laut sedang surut, apa yang akan terjadi??? Jenenge we wisatawan akeh, aksine yo werno werno (Wisatawan kan banyak, perbuatannya ya macam-macam). (Tidak untuk ditiru)."

"Terumbu karangnya rusak enggak ya min?" tanya seorang pengguna, yang dijawab akun tersebut, "Ya rusak lah kak."

Plt Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono, pun menanggapi perbuatan tidak terpuji itu. Ia berkata melalui pesan pada Tim Lifestyle, 16 Mei 2023, "Bukan pada tempatnya motor (trail) dibawa sampai di pantai. Sangat potensi merusak ekosistem pesisir."

Ketika ditanya aksi tanggapan dari kejadian tersebut, Hary menyebut, "Kami (akan) lakukan penguatan bersama Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) untuk melarang aktivitas yang potensi merusak ekosistem kawasan pesisir. Semoga ke depannya tidak terjadi lagi.

4 dari 4 halaman

Dirujak Warganet

"Kami (akan) kuatkan bersama SAR dan komunitas masyarakat setempat," imbuhnya. "Selain berpotensi merusak ekosistem pesisir, (perbuatan itu) juga membahayakan keselamatan."

Saat ditanya apakah pengunjung pantai yang menggunakan motor trail itu akan diidentifikasi dan diberi sanksi, Harry berkomentar, "Perlu dukungan dari para pihak untuk bisa mencari yang bersangkutan," tanpa menjabarkan upaya konkret yang bakal dilakukan pihaknya.

Di kolom komentar, tidak sedikit warganet mengutuk aksi pemotor trail tersebut. "Endinge kurang greget min. Kudune (harusnya) diterjang ombak," komentar seorang pengguna.

Yang lain menulis, "Lebih baik dilarang, sebelum ramai-ramai nanti trail rutenya pinggir pantai. Pantai dan batu karangnya rusak." "Kurang kerjaan, caper," sambung warganet. "Kelakuan orang baru bisa naik motor trail begini nih," kata yang lain.

Sebagaimana diketahui, Pantai Sundak merupakan salah satu destinasi pesisir yang cukup populer di Gunungkidul. Tepatnya, pantai ini terletak di Dusun Pule Gundes, Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, merujuk laman Direktori Pariwisata.

Sundak berdempetan dengan pantai lain, seperti Kukup, Krakal, Drini, dan Baron. "Sebelumnya, Pantai Sundak bernama Wedimbedah, yang artinya pasir terbelah," sebutnya. Disebut demikian karena saat musim hujan, air dari daratan mengalir ke pantai dan membelah pasir layaknya sungai kecil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.