Sukses

Anggota DPD Bali Arya Wedakarna Minta Maaf Usai Pinta Petugas Bandara Ngurah Rai Tak Pakai Hijab

Anggota DPD RI Bali diduga rasis kepada wanita petugas bandara yang menggunakan penutup kepala. Ia akhirnya memberikan klarifikasi sekaligus permintaan maaf.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPD RI Bali, Arya Wedakarna yang baru saja bikin heboh dengan potongan videonya tentang petugas di bandara Bali akhirnya memberikan klarifikasi sekaligus permintaan maaf. Dalam video yang viral itu, Arya diduga rasis kepada wanita petugas bandara yang menggunakan penutup kepala.

Dalam klarifikasinya, Arya mengaku bahwa video itu telah dipotong oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. "Mengenai video viral yang beredar di masyarakat, bahwa video yang beredar adalah video yang telah dipotong oleh sejumlah media maupun oleh orang yang tidak bertanggung jawab," ucap Arya dalam sebuah video unggahan di media sosial pribadinya, dikutip dari kanal Enam+ Liputan6.com, Selasa (2/1/2024).

Arya beralasan, pernyataannya tersebut bermula saat dia menggelar rapat daerah. Ia saat itu sedang memberikan arahan kepada petugas Bea Cukai dan juga pimpinan bea cukai yang hadir di bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

Pria yang akrab disapa Ajik dan AWK ini meminta agar yang menjadi frontliner atau petugas terdepan yang menyambut langsung para tamu atau wisatawan yang mendarat di bandara adalah putra/putri asli Bali. Frontliner merupakan sebuah profesional bidang customer service yang bekerja langsung dengan para pelanggan.

"Saya kira hal ini sangat wajar, siapapun dan di manapun, tetap semangat putra daerah menjadi cita-cita dari semua wakil rakyat," katanya. Ia pun meminta kepada salah seorang karyawan atau karyawati yang kebetulan bersuku Bali yang hadir, untuk lebih mengedepankan ciri-ciri kebudayaan Bali di dalam proses menyambut wisatawan.

Dari pernyataannya itu, Arya menganggap tidak ada ucapannya yang menyinggung kelompok agama manapun dan suku apapun. Arya juga menerapkan, bahwa arahannya ini selaras dengan Peraturan Daerah Bali No 2 Tahun 2012.

"Jadi, kami tak ada menyebutkan nama agama apapun, nama suku apapun, dan juga kepercayaan apapun, bahwa hal tersebut sudah selaras dengan peraturan Perda Bali, Nomor 2 Tahun 2012 yakni tentang pariwisata Bali yang berlandaskan kebudayaan dan dijiwai agama Hindu," tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ucapan Arya yang Bikin Heboh

Arya Wedakarna juga menyampaikan permintaan maaf kepada pihak-pihak yang merasa tersinggung dengan apa yang disampaikannya. Ia pun berharap hal itu bisa terus memacu agar instansi negara mengedepankan pelayanan dengan tanpa melupakan budaya.

"Saya menyampaikan klarifikasi dan juga seandainya jika ada pihak-pihak komponen bangsa Indonesia yang merasa tersinggung dan juga merasa keberatan dengan apa yang kami sampaikan, dari lubuk hati yang paling dalam saya selaku wakil rakyat Bali di DPD memohon maaf dengan tulus," tutupnya.

Sebelumnya, Arya Werdakarna bikin heboh di media sosial karena ucapannya yang dianggap rasis. Arya meminta agar petugas di bandara tidak menggunakan penutup kepala atau hijab. Ucapannya itu disampaikan ketika menegur kepala Kanwil Bea Cukai Bali Nusa Tenggara dan kepala Bea Cukai Bandara I Gusti Ngurah Rai, serta pengelola bandara dalam sebuah rapat DPD.

Dalam video yang dimaksud, Arya dengan nada kesal dan tinggi mengatakan tidak mau melihat petugas bandara yang perempuan menggunakan hijab. Ia menginginkan petugas bandara yang menyambut atau bertemu langsung dengan para wisatawan terutama wisatawan mancanegara itu memperlihatkan rambutnya.

3 dari 4 halaman

Warganet Tanggapi Video Arya Wedakarna

"Saya enggak mau yang front line, front line itu, saya mau yang gadis Bali kayak kamu, rambutnya kelihatan terbuka," ujar Arya dikutip dari video yang beredar luas di media sosial, termasuk akun Twitter @avrax75 dan akun TikTok @aminkan69 pada Senin, 1 Januari 2024.

Ia juga mengatakan tak mau Bali justru terlihat seperti Timur Tengah. "Jangan kasih yang penutup, penutup gak jelas, this is not Middle East. Enak aja Bali, pakai bunga kek, pake apa kek," tuturnya.

Karena ucapannya tersebut, nama Arya langsung dibicarakan di media sosial dan sebagian besar warganet mengecam ucapannya dalam rapat tersebut. Kecaman juga datang dari desainer sekaligus politisi asal Bali, Niluh Djelantik yang selama ini memang kerap berbeda pendapat dengan Arya.

"PULUHAN RIBU KOMENTAR DI BERBAGAI PLATFORM MENGKRITIK DAN MENYAYANGKAN PERNYATAANMU. Bali dan rakyat Bali dihujat dimana-mana. Tak terhitung yang mengetag akun Mbok Niluh 😭😭😭😭. Mbok meminta agar kamu MINTA MAAF DAN MEMPERTANGGUNGJAWABKAN UCAPANMU," tulis Niluh dalam unggahan di akun Instagramnya, Selasa (2/1/2024).

4 dari 4 halaman

Tanggapan Politisi Bali Niluh Djelantik

"Jika kamu ingin frontliner di bandara pake bunga pake bija ya silakan sampaikan dengan padat singkat jelas. Petugas beacukai sudah mengakui kesalahannya. fokus pada kualitas pelayanan publik. Mengapa jadi melebar kemana-mana menyinggung penutup kepala dan middle east ??????" sambung Niluh.

Arya Wedakarna memiliki nama lengkap I Gusti Ngurah Arya Wedakarna, atau lebih dikenal sebagai AWK. Ia lahir di Bali pada 23 Agustus 1980. Ia adalah anak dari Shri Wedastera Suyasa dan Suwitri Suyasa.

Semasa kuliah, ia sempat mengenyam pendidikan S1-nya di Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Trisakti. Sebelum terjun ke dunia politik, Arya Wedakarna dikenal publik saat dirinya menjadi model cover boy di Majalah Aneka tahun 1997.

Dari momen tersebut, namanya terus meroket usai melontarkan protes sejumlah karya seniman Tanah Air seperti novel terhadap Dewi Lestari, sampul album Iwan Fals, dan film Sinta Obong yang disutradarai Garin Nugroho. Protes tersebut dilakukan karena menurutnya melecehkan simbol agama Hindu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini