Sukses

Pria Israel Mengamuk di TV karena Anggap Sari India yang Dipakai Pewara Berita Sebagai Bendera Palestina

Sang wartawan mengatakan sari India yang dipakainya tidak menandakan dukungan untuk pihak mana pun. Namun, pandangan berbeda dimiliki pria Israel yang menjadi narasumbernya.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pewara berita TV India bernama Shreya Dhoundial mengalami hal tidak mengenakkan saat sedang mewawancarai Frederic Landau, anggota Pasukan Khusus Intel Israel. Dhoundial yang saat itu sedang mengenakan kain sari pusaka berwarna hijau dan merah yang berasal dari neneknya, dicibir Frederic yang menganggap kain itu adalah bendera Palestina.

Frederic, dalam kesempatan itu, meminta Dhoundial untuk "menyimpan" kain itu untuk digunakan di kesempatan lain.

"Biru dan putih akan selalu menang, sementara bendera Palestina memiliki warna hijau, putih, merah, dan hitam," kata Frederic merujuk pada warna bendera Israel kepada editor eksekutif portal berita Mirror Now itu, berdasarkan video viral yang dibagikan oleh akun TikTok @hotspotmedia, 20 Oktober 2023.

Dhoundial dengan tegas menanggapi saran tersebut, menyatakan, "Jangan mengotak-kotakkan warna berdasarkan agama, Frederic. Kadang-kadang hal semacam ini juga terjadi di negara saya. Pakaian yang saya kenakan adalah kain sari, dan itu milik nenekku," ujarnya pada klip berdurasi 1 menit 17 detik itu.

Dia melanjutkan dengan mengungkapkan bahwa kain yang disampirkan ke bahunya itu tidak mengindikasikan dukungan terhadap salah satu pihak. Insiden itu bermula ketika presiden Israel menuding BBC melakukan liputan yang sangat kritis tentang konflik Hamas-Israel setelah BBC memilih untuk tidak menyebut Hamas sebagai organisasi teroris.

Dalam sebuah wawancara dengan Daily Mail, Isaac Herzog, sang presiden, mengatakan bahwa keluarga-keluarga di Israel telah mengalami kerugian besar akibat konflik ini dan mempertanyakan mengapa BBC belum mengakui Hamas sebagai organisasi teroris terburuk di dunia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ternyata Hanya Kain Sari Warisan

Dhoundial menimpali Frederic dengan mengungkapkan bahwa pakaian yang ia kenakan hanyalah kain sari warisan dari neneknya yang telah meninggal. "Jika nenekku masih hidup, ia akan berusia 105 tahun, dan dia tidak tahu-menahu mengenai konflik Israel dan Palestina sekarang ini," ucap Dhoundial.

Frederic masih mencoba menyarankan agar wanita itu menyimpan pakaian tersebut untuk kesempatan lain, mungkin karena menganggap pakaian tersebut tidak relevan dengan topik yang sedang dibahas. Namun, Dhoundial dengan tegas menolak saran tersebut.

"Tidak, Frederic, saya tidak akan membiarkan Anda memilih apa yang (seharusnya) saya kenakan, dan aku tidak akan membiarkanmu memilih apa yang (seharusnya) aku katakan," pungkasnya.

Melansir The Independent pada 19 Oktober 2023, di media sosialnya, jurnalis tersebut membagikan klip dari acara tersebut dan mengungkapkan bahwa kain sari neneknya telah menimbulkan reaksi yang "kuat" dari anggota Pasukan Khusus Intel Israel itu. Ia juga mengakui bahwa saat itu, ia kehilangan kata-kata dalam menghadapi situasi tersebut.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mendukung Israel terkait ledakan mematikan di sebuah rumah sakit di Gaza, yang menewaskan sedikitnya 500 orang. Biden menyatakan bahwa ada "tim lain" yang terlibat dalam ledakan tersebut ketika ia mengunjungi Tel Aviv. Ia juga mengklaim bahwa dukungannya didasarkan pada "data dari Departemen Pertahanannya."

3 dari 4 halaman

Reaksi Keras Presiden Israel

Dalam wawancara eksklusif dengan presenter Piers Morgan, Presiden Israel Isaac Herzog berbicara banyak hal, termasuk menanggapi pernyataan Angelina Jolie dan Ratu Rania yang membela Palestina. Ia mengecam Jolie karena "tidak membiarkan rakyat Israel membela diri."

Jolie, yang merupakan mantan utusan khusus Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi, menuduh Israel "sengaja membom anak-anak, perempuan, dan keluarga yang kekurangan makanan, obat-obatan dan, bantuan kemanusiaan," lapor Daily Mail, dikutip Selasa, 7 November 2023.

Herzog mengatakan ia "menolak sepenuhnya" kritik Jolie terhadap serangan di Gaza, mengingat sang aktris belum pernah ke Palestina atau Israel. "Ia (Jolie) belum pernah berkunjung dan melihat fakta di lapangan," katanya. "Dengan segala hormat, masyarakat di Gaza tahu bahwa ada perang."

"Namun, tidak ada krisis kemanusiaan yang tidak memungkinkan mereka bertahan hidup," klaim Herzog. "Sebaliknya, terdapat zona aman yang disepakati masyarakat internasional dan Israel, di bagian selatan Gaza, untuk memindahkan warga ke zona tersebut, untuk merawat mereka sepenuhnya."

Ia mencatat bahwa ada "peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza," yang menurutnya telah didukung secara dramatis oleh Israel, Amerika Serikat, PBB, dan negara-negara lain. "Gaza jadi penjara bukan karena Israel. Israel menarik diri dari Gaza. Gaza adalah pangkalan Iran yang penuh dengan teror," katanya lagi, lapor NY Post.

4 dari 4 halaman

Menanggapi Tuntutan Ratu Rania

Herzog menyambung, "Mungkin hasil dari perang ini akan memungkinkan rakyat Gaza berhak mendapat kehidupan yang layak untuk menikmatinya di bawah rezim yang berbeda, yang akan memungkinkan gerakan menuju perdamaian."

"Anda akan mengatakan pada saya, tentu saja, warga sipil tidak bisa disalahkan. Baiklah, jika warga sipil tidak bisa disalahkan, mohon izinkan Israel membasmi para teroris ini," ucap Isaac Herzog.

Sejalan dengan Angelina Jolie, Ratu Rania dari Yordania juga telah menyerukan gencatan senjata. Ia menyebut, pihak-pihak yang menentang hal ini "mendukung dan membenarkan kematian ribuan warga sipil."

Menanggapi itu, Herzog berkata, "Saya tidak bermaksud berdebat dengan Ratu Rania karena saya tahu persis pertimbangan dan keterbatasan rezim Yordania dalam situasi tersebut. Namun, saya mengharapkan pemahaman yang lebih baik mengenai situasi di lapangan. "

"Tidak boleh ada pembenaran apapun atas kekejaman yang telah kita lihat. Omong-omong, rezim kebencian yang menyerang kita, mereka akan mencoba menyerang Yordania juga," imbuhnya.

Ia melanjutkan, "Kita semua terlibat dalam hal ini bersama-sama. Mereka ingin kita semua keluar dari sini, mereka menginginkan rezim fundamentalis Islam yang besar di seluruh Timur Tengah. Itulah kisah sebenarnya dan itulah tantangan sesungguhnya."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini