Sukses

4 Mahasiswa Raih Penghargaan Terbaik Indofood Riset Nugraha 2023, Teliti Potensi Pangan dan Kearifan Lokal

Para mahasiswa peraih penghargaan terbaik Indofood Riset Nugraha 2023 itu berkesempatan belajar di laboratorium di Singapura untuk meneliti soal pangan lebih lanjut.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) kembali meluncurkan program Indofood Riset Nugraha (IRN) periode 2023/2024 yang berfokus pada 'Penelitian Pangan Fungsional Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal'. Program tersebut memilih 70 mahasiswa S1 sebagai penerima bantuan dana riset.

Seremoni penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) IRN, yang diadakan secara virtual, menandai kolaborasi yang erat antara IRN dan mahasiswa terpilih. 

"Tahun ini, kita saksikan antusiasme yang tinggi dari para mahasiswa yang mengikuti program IRN. Ini tercermin dalam peningkatan sekitar 29 persen jumlah proposal yang kami terima," ungkap Ketua Program IRN dan Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Suaimi Suriady, dalam bincang daring yang dilaksanakan Selasa, 31 Oktober 2023.

Melalui serangkaian proses seleksi dan peninjauan yang ketat oleh Tim Pakar IRN, katanya, mereka telah berhasil memilih 70 proposal penelitian dari total 600 proposal yang diajukan oleh mahasiswa. Para mahasiswa terpilih akan menerima bantuan dana riset guna menyelesaikan tugas akhir mereka.

"Harapan kita adalah bahwa para peneliti muda ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap sistem ketahanan pangan di Indonesia, menjadi bagian penting dalam transformasi sistem pangan berkelanjutan yang sedang dikerjakan oleh para peneliti muda ini," ujar Suaimi.

Dalam kesempatan ini, IRN juga memberikan penghargaan kepada empat mahasiswa yang menjadi peneliti terbaik Program IRN tahun 2022/2023. Keempat mahasiswa peneliti tersebut memiliki judul penelitian yang unik dan berpotensi berdampak positif kepada sektor pangan Indonesia. Berikut daftar nama (alfabetis) beserta judul penelitian yang mereka usung:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Armayanti – Universitas Cokroaminoto Palopo

Armayanti mengusung judul penelitian "Uji Perbandingan Kualitas Edible Film dari Ekstrak Karagenan Rumput Laut Eucheuma Cottonii dan Dangracilaria Sp.". Peneliti ini berfokus pada pengembangan edible film dari ekstrak rumput laut dengan tujuan membandingkan dan memperbaiki kualitasnya.

2. Laula Fadlun Soraya - Institut Pertanian Bogor

Laula memilih judul penelitian "Aonori Seaweed Flakes dan Sayur Lokal Indonesia: Hasil Pengeringan Fulidisasi sebagai Pangan Fungsional Modulasi Mikrobiota Saluran Pencernaan". Penelitian ini berkaitan dengan penggunaan bubuk nori dan sayur lokal Indonesia untuk menciptakan pangan fungsional yang dapat memengaruhi mikrobiota dalam saluran pencernaan.

3. Patricia Lovelym Sherman - Universitas Indonesia

Patricia mengerjakan penelitian dengan judul "Pengaruh Teknologi Ozone-Nanomist dan Material Pengemasan untuk Meningkatkan Masa Simpan dan Mempertahankan Kualitas Bawang Putih Kupas". Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan masa simpan dan kualitas bawang putih kupas menggunakan teknologi ozon-nanomist dan material pengemasan yang tepat.

4. Susmitha Oliviani C - Universitas Gadjah Mada

Susmitha meriset tentang "Inovasi Teknologi Suplemen Pangan Berbasis Minyak Black Soldier Fly untuk Meningkatkan Kandungan Lauric Acid dalam Daging Broiler sebagai Pangan Fungsional". Penelitian ini mengeksplorasi cara meningkatkan kandungan asam laurat dalam daging broiler melalui inovasi teknologi suplemen pangan berbasis minyak lalat tentara hitam.

 

3 dari 4 halaman

Penelitian Guna Gali Potensi Sumber Daya Lokal

Keempat peneliti tersebut terpilih karena memenuhi kriteria penilaian yang meliputi lima aspek yakni pelaksanaan penelitian, mutu penelitian, teknik presentasi, penguasaan materi dan sikap peneliti. Para peneliti terpilih akan mendapat kesempatan untuk belajar melalui tur saintifik ke laboratorium di Singapura, membuka pintu bagi kolaborasi internasional dan pertumbuhan pengetahuan mereka.

Pada kesempatan yang sama, Franciscus Welirang, Direktur Indofood, menyampaikan, "Program IRN adalah wujud komitmen Indofood untuk aktif mendukung perkembangan dunia penelitian, terutama dalam bidang pangan. Kami berharap program ini dapat menjadi pendorong bagi generasi muda untuk mewujudkan transformasi yang dipimpin oleh kaum muda, dengan menggunakan kreativitas mereka."

Tema tahun ini, menurut Franciscus, mencerminkan tekad untuk menggali potensi sumber daya lokal dan menciptakan pangan fungsional yang tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tetapi juga berkualitas kompetitif serta nilai ekonomi yang tinggi.

"Mahasiswa penerima beasiswa IRN adalah bibit-bibit peneliti berbakat yang mampu mendorong generasi muda melalui kreativitas mereka untuk mendukung ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia," ucapnya.

4 dari 4 halaman

Upaya Pengembangan Serta Diversifikasi Pangan

Kemudian, 70 Mahasiswa S1 dari 45 perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia yang menerima bantuan dana riset selanjutnya akan mendapatkan pelatihan, coaching clinic, serta bimbingan dari Tim Pakar IRN. Bantuan dana riset IRN diberikan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana, dan penyerahannya ditandai dengan penandatanganan MoU secara simbolis.

"Semoga para penerima bantuan dana menghasilkan riset pangan fungsional yang menginspirasi dan berperan penting dalam upaya pengembangan sistem pangan serta diversifikasi pangan yang berkelanjutan. Semua ini merupakan langkah penting menuju masa depan Indonesia yang lebih maju, dengan memanfaatkan kearifan lokal," kata Franciscus.

Suaimi kembali menjelaskan bahwa pangan fungsional adalah pangan yang melebihi peran utamanya sebagai sumber energi dan gizi. Pangan ini juga harus berkhasiat tertentu yang dapat berkontribusi signifikan pada peningkatan kesehatan masyarakat.

"Ini menggambarkan visi kami untuk pangan yang tidak hanya memberi kebutuhan dasar, tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan umum," terangnya.

Dia menekankan, situasi di Indonesia menuntut upaya pencarian alternatif sumber pangan baru, baik melalui usaha individu maupun kolaboratif. Hal ini terutama berlaku untuk komoditas pangan dan pakan yang masih belum dapat terpenuhi secara mencukupi dari sumber-sumber dalam negeri.

"Dalam menghadapi tantangan ini, perlu inovasi dan kerja sama yang kuat untuk mencari solusi yang berkelanjutan dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk dan mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Suaimi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.