Sukses

Sejauh Mata Memandang di JFW 2024, Eksplorasi Material Denim Jadi Ramah Lingkungan

Jenama lokal Sejauh Mata Memandang kali ini mengeksplorasi material denim yang dalam proses pembuatannya menerapkan unsur ramah lingkungan untuk koleksi bertajuk "Tarum" di gelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2023 pada hari kedua, Selasa malam, 24 Oktober 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah ide segar kembali ditampilkan Sejauh Mata Memandang dalam deretan koleksi busana terbarudi ajang Jakarta Fashion Week (JFW) 2024, pada Selasa malam, 24 Oktober 2023. Jenama lokal yang kerap mengusung aspek sustainability atau berkelanjutan dalam karyanya ini mengolah material denim yang selama ini dikenal kurang ramah lingkungan.

Koleksi bertajuk "Tarum" yang namanya diambil dari sejenis tumbuhan untuk pewarna alam indigo. Hal itu mengisyaratkan sebutan yang sekilas seperti tarung atau bertarung. Meski terbuat dari denim, namun material yang diolah sangatlah berbeda dalam segi pemrosesan.

Meski koleksinya didominasi palet biru denim, namun pewarnaannya menggunakan pewarna alam yang membuat penggunaan air berkurang sehingga tetap memerhatikan aspek sustainable dalam prosesnya. Selain itu terdapat penggunaan benang recycle hasil cacahan dari baju bekas yang telah dikumpulkan dan denim dengan teknik tenun tangan.

"Aku baru belajar, ternyata pembuatan denim itu juga termasuk tenun tangan," ungkap Founder dan Creative Director Sejauh Mata Memandang, Chitra Subyakto saat private media gathering koleksi terbaru Sejauh Memandang untuk JFW 2024 di Jakarta, Selasa, 24 Oktober 2023. 

Chitra sendiri mengaku mengeksplorasi ide tersebut karena menilai denim banyak disukai, namun memang kurang ramah lingkungan. Tetapi ia bertemu kolaborator yang ia temui saat ke Pekalongan bisa membuatkannya tenun denim dengan berbagai macam jenis dan ramah lingkungan, termasuk benang celupan pewarna alami dari indigo maupun kulit secang. 

"Jadi prosesnya panjang dan aku jadi belajar hal baru lagi," sambung Chitra lagi. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tetap dengan Signature Syle Sejauh Mata Memandang

Koleksi sebanyak 18 busana ini juga menempatkan banyak signature style Sejauh Mata Memandang yang kerap membawa potongan kebaya, pattern ayam, bentuk sarung di tiap tampilannya. Di koleksi sebelumnya, Chitra lebih sering menonjolkan koleksi yang terkesan manis namun berbeda kali ini yang tampak lebih kasual.

Namun memang lantaran memakai denim, material ini cukup menantang bagi Chitra saat dirancang menjadi sebuah koleksi. Bahan denim lebih tebal dan berbeda dengan tampilan koleksi sebelumnya yang lebih sering memakai katun maupun linen. 

"Penting banget kita dalam memproduksi dan berkarya memikirkan pekerjanya, proses pemakaian airnya. Mudah-mudahan makin banyak (produsen lain) yang berubah karena ternyata bisa kok (menerapkan sustainability)," tambah Chitra. 

Ia pun mengaku sangat bersemangat ketika membuat koleksi untuk JFW 2024 ini. Bersama tim Sejauh Mata Memandang, ia pun banyak berdiskusi dengan pengrajin dan mereka merasa senang bisa menciptakan denim yang ramah lingkungan, 

"Tantangan di benang recycle-nya sekitar 3 bulan diproses cacah ditenun ulang, disulam, tapi aku belajar tentang slow living," tutup Chitra. 

3 dari 4 halaman

Koleksi Eksklusif Satwa Indonesia

Sebelumnya Sejauh Mata Memandang sempat meluncurkan koleksi terbarunya yang bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional pada 10 Agustus 2023. Koleksi berjudul "Rimba" ini terinspirasi dari Kawasan Ekosistem Leuser di Aceh Timur sebagai tempat terakhir di dunia bagi empat spesies yang terancam punah untuk dapat hidup berdampingan di alam liar, yaitu gajah Sumatera, badak Sumatera, harimau Sumatera, dan orangutan Sumatera.

"Koleksi ini jadi sebuah ekspresi dari komitmen kami dalam upaya menjaga dan melestarikan alam terutama hutan serta berbagai makhluk yang hidup di dalamnya," kata Chitra Subyakto, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis, 10 Agustus 2023.

 "Sejalan dengan ini, kami juga ikut berpartisipasi pada program restorasi hutan di Kawasan Ekosistem Leuser yang sudah berjalan sejak akhir tahun 2020," sambungnya.

Menurut data dari McKinsey & Co., industri fesyen dunia ikut menyumbang persentase kasar sejumlah 4 persen dari keseluruhan emisi gas rumah kaca di seluruh dunia. SMM menanggapi hal ini dengan secara konsisten menorehkan karya busana yang bertanggung jawab bagi lingkungan, termasuk koleksi “Rimba”. 

 

4 dari 4 halaman

Inisiasi Program Restorasi Hutan

Bersama dengan Yayasan HAKA (Hutan Alam dan Lingkungan Aceh) dan Forum Konservasi Leuser, Sejauh Mata Memandang menginisiasi program restorasi hutan ini dan perkembangannya yang hingga awal tahun 2023 ini telah berhasil merestorasi area hutan seluas 20 hektare, setara dengan sekitar 8.000 pohon.

"Inisiatif ini merupakan bentuk kolaborasi kami dengan para Sahabat Sejauh yang telah membeli produk kami, dengan menyumbangkan sebagian dari hasil pembelian mereka untuk program restorasi hutan,” ucap Chitra Subyakto.

Chitra menambahkan, sudah banyak yang sadar akan ancaman kepunahan yang dihadapi oleh sejumlah spesies makhluk hidup khas Indonesia. Tapi banyak pula yang belum memahami tindakan apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk turut andil dalam konservasi hutan tempat bernaungnya flora dan fauna yang terancam. Contohnya ekosistem di Leuser.

"Untuk itu, SMM mengambil inisiatif pelestarian dengan cara yang sederhana dan lebih dekat dengan keseharian masyarakat Indonesia. Melalui koleksi “Rimba”, kami berharap kesadaran dan partisipasi Sahabat Sejauh dalam mendukung upaya penting ini dapat meningkat," paparmya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.