Sukses

Jelang KTT AIS Forum 2023 di Bali, Sandiaga Uno Ungkap Tingkat Hunian Hotel Sudah 80 Persen

Menurut Sandiaga Uno, sampai sepekan ke depan tingkat hunian hotel di Bali selama KTT AIS Forum diperkirakan bakal di angka maksimal.

Liputan6.com, Jakarta - Bali menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic Island States (AIS) Forum atau KTT AIS Forum yang akan terselenggara pada 10 dan 11 Oktober 2023. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan tingkat okupansi hotel dan penginapan di Bali mencapai 80 persen. Sebagian hotel diisi oleh para delegasi KTT AIS Forum 2023.

"Mereka itu sudah ada yang datang sejak sepekan lalu ke Bali. Sampai sepekan ke depan tingkat hunian hotel diperkirakan bakal di angka maksimal, terhitung sejak acara pembukaannya, tapi yang jelas semua sudah siap," ucap Sandiaga Uno dalam “The Weekly Brief With Sandi Uno” yang digelar secara hybrid di Jakarta, Senin, 9 Oktober 2023.

Menurut Sandiaga, Kemenparekraf bersama Pemerintah Provinsi Bali menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kunjungan tamu dan delegasi KTT AIS Forum. Bahkan, mulai dari penginapan, objek wisata pantai, seni dan budaya, kuliner hingga transportasi sudah disiapkan hingga sepekan ke depan.

Pihaknya memprediksi ada beberapa tamu delegasi yang masih akan berada di Bali setelah forum selesai. "Terlepas dari event sebagai negara tujuan wisata, ya, kita beri tamu kita kenyamanan, dalam hal ini Bali Selatan akan jadi tempat favorit untuk berwisata," kata pria yang biasa disapa Sandi ini.

AIS Forum sendiri merupakan wadah kerja sama antarnegara pulau dan kepulauan yang bertujuan memperkuat kolaborasi mengatasi empat masalah global, yaitu mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim

Pada Senin, 9 Oktober 2023, Sebanyak 21 pimpinan negara-negara pulau dan kepulauan serta organisasi internasional tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, untuk menghadiri KTT AIS Forum 2023 yang akan digelar di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.

Secara spesifik, terdapat 19 pimpinan negara kepulauan yang dimaksud antara lain Bahrain, Marshall Island, Tuvalu, Niue, Maldives, Malta, Saint Lucia, Jepang, United Kingdom, Irlandia, New Zealand, Philipina, Cyprus, Fiji, Cabo Verde, Madagaskar, Mikronesia, Suriname, dan Samoa. Sedangkan organisasi internasional yang akan hadir antara lain Pasific Island Forum (PIF) dan Melanesian Spearhead Group.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tamu KTT AIS Forum Disambut Tari Pendet

Menurut siaran pers Kemenparekraf, para pimpinan negara pulau dan kepulauan serta organisasi internasional itu disambut secara hangat secara langsung oleh pejabat teras dari instansi pemerintah Indonesia, sejak kedatangannya di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Semua tamu negara yang hadir itu pun disambut secara kenegaraan oleh Pasukan Cordon dari Polisi Militer di bawah koordinasi Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Pasukan Cordon beranggotakan prajurit-prajurit militer dari TNI Angkatan Darat terbaik yang bertugas sebagai pengawal protokoler kenegaraan. Tugas Pasukan Cordon adalah memberikan penghormatan militer kepada tamu negara yang hadir, seperti memberikan sambutan dengan senjata, membuka pintu mobil tamu negara, dan mengawal tamu negara dari pintu masuk hingga ke tempat duduknya.

Para tamu juga disambut secara adat, yakni lewat suguhan Tari Pendet yang merupakan tarian penyambutan khas Bali. Tari itu, biasanya tampil dalam berbagai upacara keagamaan dan upacara adat di Bali, terutama sebagai tarian penyambutan atau tarian persembahan kepada dewa-dewa.

Tari Pendet adalah bagian yang sangat penting dari warisan budaya Bali, dan penampilannya sering menjadi momen yang sangat sakral dan indah dalam berbagai upacara keagamaan dan budaya di pulau tersebut.

 

3 dari 4 halaman

Dilarang Bermain Layangan Saat KTT AIS Forum

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui Sekretaris Daerah Bali Dewa Made Indra meminta masyarakat tidak menerbangkan layang-layang selama KTT AIS Forum 2023 berlangsung. Acara tersebut akan terselenggara pada 10 dan 11 Oktober 2023 di Bali.

Menurutnya, jika layang-layang yang diterbangkan putus dan menimpa jaringan listrik, itu akan berpotensi mengganggu konektivitas jaringan saat pertemuan 51 negara itu berlangsung. Dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat, 6 Oktober 2023, larangan menerbangkan layang-layang memang sudah beberapa kali diserukan di Pulau Dewata.

Imbauan ini bahkan dituangkan dalam surat edaran bernomor B.23.338/14322/V/DISNAKER ESDM tentang Tidak Bermain Layang-Layang pada Periode Tanggal 4 Oktober sampai dengan 18 Oktober 2023 di Provinsi Bali.

"Kami sudah koordinasikan pada semua pihak untuk tidak melakukan itu (menerbangkan layang-layang)," terang Dewa Made Indra saat jumpa pers. "Kami sudah surati dan imbau untuk selama periode KTT AIS Forum supaya tidak ada aktivitas menaikkan layangan. Dengan begitu. potensi gangguan jaringan listrik bisa diperkecil."

4 dari 4 halaman

4 Imbauan Pemprov Bali

Dalam perpanjangan tangannya, Pemprov Bali pun bekerja sama dengan sejumlah pihak, seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Bali, Asosiasi Layang-Layang, desa adat, serta bupati dan wali kota. Pihaknya juga telah meminta kepala daerah melalui dinas-dinas terkait untuk memangkas dahan pohon yang berdekatan dengan jaringan listrik.

"Bukan penebangan, tapi memangkas. Jadi akan lebih rapi dan jika ada angin yang berisiko (menyebabkan) pohon tumbang, (itu) bisa diantisipasi sejak dini," tambah Made Indra.

Sedangkan imbauan pertama yang tertuang dalam surat adalah memastikan penataan atau perapian pohon di sepanjang jalan maupun taman yang berdekatan dengan jaringan instalasi tenaga listrik dilakukan secara berkala.

Kedua, diimbau untuk tidak bermain layang-layang dan/atau balon udara di bawah jaringan transmisi tenaga listrik karena di samping membahayakan jiwa, itu juga dapat mengganggu kontinuitas aliran listrik.

Selanjutnya, tidak bermain layang-layang menggunakan benang yang berbahan gelas/logam. Yang terakhir, tidak menginapkan layang-layang untuk mengurangi resiko layang-layang terjatuh/benangnya bergesekan dengan jaringan instalasi tenaga listrik tegangan rendah/menengah.

KTT AIS Forum 2023 mengusung tema "Membina Kolaborasi, Memajukan Inovasi untuk Laut, dan Masa Depan Bersama." Secara khusus, pertemuan akan membahas isu-isu global terkait kelautan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.