Sukses

Dilarang Main Layang-Layang di Bali Selama KTT AIS Forum 2023

KTT AIS Forum 2023, yang membuat warga diminta tidak menerbangkan layang-layang di Bali, akan terselenggara pada 10 dan 11 Oktober 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui Sekretaris Daerah Bali Dewa Made Indra meminta masyarakat tidak menerbangkan layang-layang selama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic Island States (AIS) Forum berlangsung. Acara tersebut akan terselenggara pada 10 dan 11 Oktober 2023 di Bali.

Menurutnya, jika layang-layang yang diterbangkan putus dan menimpa jaringan listrik, itu akan berpotensi mengganggu konektivitas jaringan saat pertemuan 51 negara itu berlangsung. Dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat, 6 Oktober 2023, larangan menerbangkan layang-layang memang sudah beberapa kali diserukan di Pulau Dewata.

Imbauan ini bahkan dituangkan dalam surat edaran bernomor B.23.338/14322/V/DISNAKER ESDM tentang Tidak Bermain Layang-Layang pada Periode Tanggal 4 Oktober sampai dengan 18 Oktober 2023 di Provinsi Bali.

"Kami sudah koordinasikan pada semua pihak untuk tidak melakukan itu (menerbangkan layang-layang)," terang Dewa Made Indra saat jumpa pers. "Kami sudah surati dan imbau untuk selama periode KTT AIS Forum supaya tidak ada aktivitas menaikkan layangan. Dengan begitu. potensi gangguan jaringan listrik bisa diperkecil."

Dalam perpanjangan tangannya, Pemprov Bali pun bekerja sama dengan sejumlah pihak, seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Bali, Asosiasi Layang-Layang, desa adat, serta bupati dan wali kota. Pihaknya juga telah meminta kepala daerah melalui dinas-dinas terkait untuk memangkas dahan pohon yang berdekatan dengan jaringan listrik.

"Bukan penebangan, tapi memangkas. Jadi akan lebih rapi dan jika ada angin yang berisiko (menyebabkan) pohon tumbang, (itu) bisa diantisipasi sejak dini," lanjut Made Indra.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

4 Imbauan untuk Warga Bali Jelang KTT AIS

Imbauan pertama yang tertuang dalam surat adalah memastikan penataan atau perapian pohon di sepanjang jalan maupun taman yang berdekatan dengan jaringan instalasi tenaga listrik dilakukan secara berkala.

Kedua, diimbau untuk tidak bermain layang-layang dan/atau balon udara di bawah jaringan transmisi tenaga listrik karena di samping membahayakan jiwa, itu juga dapat mengganggu kontinuitas aliran listrik.

Selanjutnya, tidak bermain layang-layang menggunakan benang yang berbahan gelas/logam. Yang terakhir, tidak menginapkan layang-layang untuk mengurangi resiko layang-layang terjatuh/benangnya bergesekan dengan jaringan instalasi tenaga listrik tegangan rendah/menengah.

KTT AIS Forum 2023 sendiri mengusung tema "Membina Kolaborasi, Memajukan Inovasi untuk Laut, dan Masa Depan Bersama." Secara khusus, pertemuan akan membahas isu-isu global terkait kelautan.

AIS Forum merupakan wadah kerja sama antarnegara pulau dan kepulauan sedunia yang bertujuan memperkuat kolaborasi untuk mengatasi permasalahan global dengan empat area utama. Pertama, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, lalu ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan terakhir, tata kelola maritim yang baik.

3 dari 4 halaman

Persiapan Hotel Menyambut KTT AIS Forum

Di KTT AIS Forum 2023, Indonesia akan fokus pada tiga aspek, yaitu pembangunan ekonomi biru, tantangan perubahan iklim, serta mempererat solidaritas antara negara-negara pulau dan kepulauan.

Saat ini, Pemprov Bali terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan perhelatan tersebut berjalan aman, lancar, dan sukses. Dalam melakukan persiapan, pihaknya juga berkolaborasi dan bersinergi dengan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kominfo, K/L lain, serta TNI dan Polri.

Pihaknya juga terus memastikan pemenuhan berbagai kebutuhan, mulai dari transportasi perjalanan menuju hotel, venue pertemuan, hingga keamanan di penginapan para delegasi. Dewa menambahkan, tujuh hotel telah dipersiapkan menyambut KTT AIS Forum.

Ketujuhnya berada di Nusa Dua, yaitu di kawasan pariwisata komplek Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dan di sekitarnya. Hotel-hotel itu diklaim sudah siap dan telah berpengalaman jadi host bagi para tamu penting setingkat kepala pemerintahan/kepala negara dan delegasi setingkat menteri atau di bawahnya.

4 dari 4 halaman

Siapa Saja yang Hadir?

"Mereka (hotel) sudah siap semua dan sudah dicek semuanya. Bahkan ini adalah hotel-hotel yang telah tersertifikasi tentang standar keamanannya, termasuk standar disaster management. Hotel-hotel yang dipilih adalah hotel-hotel yang sudah terstandar, karena itu tentu memiliki kualifikasi yang memadai," ungkap Dewa.

Sampai berita ini ditulis, terkonfirmasi 32 negara yang akan hadir, dengan lima Kepala Negara hadir langsung di Bali, yaitu Presiden Micronesia, Perdana Menteri Niue, Perdana Menteri São Tomé and Príncipe, Perdana Menteri Timor-Leste serta Perdana Menteri Tuvalu. Fiji dan Tonga akan mengirimkan Deputi Perdana Menteri. Sementara Maldives, Madagaskar, Marshall Islands, Palau, Seychelles, Singapura, Solomon Islands, dan Papua Nugini mengirimkan menterinya.

Carbo Verde dan Selandia Baru akan menghadirkan Wakil Menteri. Irlandia, Jepang, Siprus, Samoa, Malta, Inggris Raya, Saint Lucia, Cook Island, Filipina, dan Suriname menghadirkan duta besarnya. Empat organisasi internasional: Melanesian Spearhead Group, Pacific Island Forum, Association of Southeast Asian Nations, dan United Nations Development Programme, juga memastikan hadir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.