Sukses

Terhipnotis Karya 3 Desainer Lokal di Runway Fashion Nation, Eksplorasi Kain Daur Ulang sampai Representasi Bermain dengan Waktu

Tiga desainer lokal: Adrie Basuki, Iyonono, dan Rinda Salmun, berbagi panggung dalam presentasi fesyen "Artisan A La Mode" di rangkaian Fashion Nation 2023, Rabu, 27 September 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Lampu di sekitar atrium mal Senayan City Jakarta seketika meredup ketika presentasi fesyen "Artisan A La Mode" di rangkaian Fashion Nation dimulai hampir pukul 8 malam, Rabu, 27 September 2023. Runway serba putih yang melambangkan perayaan semangat muda dan kebebasan berekspresi itu jadi saksi bisu pesona pertunjukan karya tiga desainer lokal.

Mereka adalah Adrie Basuki, Iyonono, dan Rinda Salmun. Ketiganya dipilih melalui kurasi internal untuk "memberikan sesuatu yang baru dan segar" saat menandai comeback Fashion Nation yang sempat vakum akibat pandemi COVID-19. Dijelaskan bahwa "A La Mode" sendiri berarti "sangat trendi dan up to date."

Alhasil, ketiganya mempersembahkan koleksi ready-to-wear yang merupakan perpaduan desain kontemporer dengan kepekaan teknik tradisional. Adrie Basuki memulai pertunjukan busana berdurasi sekitar setengah jam tersebut dengan memboyong koleksi "MAGMA - POWER FROM WITHIN."

Merujuk namanya, rangkaian busana ini terinspirasi keindahan dan kekuataan alam Indonesia, dalam hal ini gunung berapi. "Kekuatan (layaknya gunung berapi) ini juga tersimpan dalam diri kita, orang Indonesia, untuk terus semangat berkarya dan beradaptasi dengan perubahan," katanya saat jumpa pers sebelum fashion show.

Berteguh pada komitmen keberlanjutannya, Adrie Basuki kembali mengolah kain daur ulang, yang disebut perca marmer, di 17 looks yang diperlihatkan di landasan pacu. Tidak ketinggalan, ia juga mengolah kain tenun bulu bertekstur unik, serta mengeksplorasi teknik kain manipulasi untuk menggambarkan siluet gunung berapi dan magma di dalamnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Didukung Sejumlah Muse

Dalam presentasi koleksi, Adrie Basuki milih palet warna cukup luas, mulai dari monokrom, warna-warna Bumi, sampai merah muda nan segar. Ia juga bermain-main dengan tekstur timbul yang dominan muncul di atasan rancangannya.

Ada pula atasan organza lengan balon, corset top aneka warna, mermaid skirt hitam dilengkapi aksen berkilau, detail vertical ruffle di rok yang mengalir, serta memberdayakan material tulle sebagai layer busana nan apik. Keseluruhan potongan mode memberi kesan luwes, walau beberapanya memakai atasan korset.

Melengkapi show, hadir pula sejumlah muse, yakni Maudy Koesnaedi, Yane Adrian Bima Arya, Ririn Ekawati, dr. Widya Putri, Ivy Batuta, Karina Indranugroho, dan Cecila Van Leeuwen.

Lampu sorot runway bergeser ke koleksi Iyonono. Dibuka secara dramatis, pertunjukan ini lebih dulu memperlihatkan aksi seorang penari solo yang berlanjut sampai akhir presentasi.

Mengusung tema "Bermain dengan Waktu," pertunjukan total 20 looks ini terbagi jadi tiga sequence yang masing-masing merepresentasi elemen masa lalu, sekarang, dan masa depan sang desainer. Di squence pertama, Iyonono mengeksplorasi emosi kompleks di masa remaja.

3 dari 4 halaman

3 Sequence

Mengelaborasi itu, Iyonono memilih banyak potongan mode tabrak warna. Ada rok di bawah lutut, atasan transparan yang ditata bersama vest berpalet netral, padanan busana cokelat-oranye berlapis yang dilengkapi detail timbul nan canggih, set blazer celana pandek, serta gaun bertekstur yang rumit, namun menawan.

Di sequence kedua, palet warna monokrom mengilustrasikan perjalanan pencarian diri melalui 10 looks busana. Ada atasan berkereta selepas lutut dengan detail tali-tali, atasan bermotif mirip anyaman, crop blazer dengan lengan balon besar dan tali serut, dan strapless dress.

Disusul sequence ketiga yang bercerita tentang pernikahan. Di bagian akhir, ada tiga busana pernikahan yang menciptakan atmosfer perayaan yang sederhana dan intim. Look-nya bermaksud merepresentasikan karakter yang tenang, namun memiliki emosi mendalam.

Musik berganti yang berarti giliran koleksi Rinda Salmun mejeng di runway. Bertajuk "Fluerish," rangkaiannya merupakan olahan beragam jenis limbah tekstil, pakaian bekas, dan produk deadstock dari gudang studio sang desainer.

4 dari 4 halaman

Olah Beragam Limbah Tekstil

Terinspirasi siklus pertumbuhan tanaman, dari kuncup, mekar, layu, sampai kembali ke Bumi, "Fluerish" erat dengan gagasan fesyen sirkular. Selain, koleksi ini juga dimaknai sebagai gambaran penduduk Bumi yang tengah menyembuhkan diri dari dampak pandemi COVID-19.

Dalam presentasinya, Rinda mengekplorasi ragam bentuk dan teknik baru dalam embellishment bahan. Sementara ia keukeuh memakai "bahan yang ada di gudang," itu ditambahkan dengan penggunaan mainan 3D pen dengan filamen PLA, yang diklaim lebih ramah lingkungan daripada plastik biasa.

Ada juga jaket denim bekas produksi yang didekonstruksi dengan bahan-bahan sisa lain, membuatnya punya visual sama sekali baru. Potongan siluet dan kombinasi warna koleksi ini masih mengarah pada karakteristik brand Rinda. Ada permainan elemen kontra dengan potongan garis tegas, serta peleburan struktur maskulin dan feminin.

Tidak ketinggalan, warna gelap dan terang pun dipadankan sedemikian rupa pada sebuah bidang. Hasilnya adalah rangkaian busana klasik, namun tetap modern secara visual.

Koleksi ketiga desainer ini ditampilkan di hari ke-7 Fashion Nation. Perhelatan mode yang diselenggarakan bersamaan dengan perayaan ulang tahun Senayan City ini masih akan berlangsung sampai Sabtu, 30 September 2023.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.