Sukses

Geopark Kaldera Toba Dapat Kartu Kuning dari UNESCO, Sandiaga Uno: Jadi Teguran Buat Kita Semua

Pengumuman Geopark Kaldera Toba mendalpat Kartu Kuning dari UNESCO merupakan hasil validasi ulang Geopark Kaldera Toba yang dilakukan tim asesor UNESCO pada 31 Juli–4 Agustus 2023.

Liputan6.com, Jakarta - UNESCO menjatuhkan kartu kuning atau peringatan kepada Toba Caldera Global Geopark atau Geopark Kaldera Toba atas minimnya aksi yang dilakukan oleh badan pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark (TCUGGp) Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Keputusan memberikan kartu kuning kepada Geopark Kaldera Toba di kawasan Danau Toba diumumkan oleh UNESCO melalui laman resmi unesco.org.

Pengumuman itu merupakan hasil validasi ulang Geopark Kaldera Toba yang dilakukan tim asesor UNESCO pada 31 Juli–4 Agustus 2023. Situasi itu membuat pengelola harus mencari cara untuk menyelamatkan agar Danau Toba tidak dikeluarkan dari Global Geopark, karena selama dua tahun, tidak ada tindakan nyata yang membumi dari pihak TCUGGp.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno ikut prihatin dengan peringatan dari UNESCO tersebut. Menurut Menparekraf, hal itu seharusnya menjadi teguran agar kita segera memperbaiki apa saja yang salah dan mesti dibenahi.

"Langkah-langkah perbaikan harus segera disusun dan dijalankan agar Geopark Kaldera Toba ini tetap memiliki status UNESCO Global Geopark," kata Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid pada Senin, 11 September 2023.

Pihak UNESCO telah memberikan rekomendasi apa yang harus dilakukan di Toba Caldera Global Geopark. Pengelola tinggal mengikuti petunjuk yang telah diberikan. Ada empat rekomendasi dari UNESCO yang harus dilaksanakan paling lama dalam dua tahun ke depan.

Pertama, badan pengelola harus meningkatkan kegiatan edukasi berbasis riset. Kedua, harus segera dilakukan revitalisasi dan optimalisasi badan pengelola.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

UNESCO Global Geopark di Indonesia

Ketiga, harus dilaksanakan pembelajaran manajemen agar badan pengelola bisa memahami dan melaksanakan prinsip UGGp.  Keempat, visibilitas, seperti gerbang, monumen, dan panel interpretasi, perlu diperbanyak agar pengunjung bisa tahu kalau sudah berada di kawasan Geopark Kaldera Toba.

Saat ini, ada 195 global geopark di 48 negara yang menjadi anggota UGGp. Di Indonesia ada lima anggota UGGp, yakni Geopark Kaldera Batur, Gunung Sewu, Ciletuh-Palabuhanratu, Rinjani, dan Kaldera Toba.

Danau Toba termasuk dalam daftar UNESCO Global Geopark sejak 31 Agustus 2020. Kawasan danau kebanggaan masyarakat Sumatera Utara itu sejak 15 Juli 2019 ditetapkan menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas. Banyak alasan mengapa Danau Toba menjadi aset pariwisata yang berharga bagi Indonesia.

Danau tersebut terbentuk secara alami sebagai hasil erupsi gunung berapi yang dahsyat lebih dari 74 ribu tahun lalu. Erupsi tersebut menyebabkan dapur magma gunung berapi itu runtuh dan membentuk pulau yang kini dikenal sebagai Samosir.

3 dari 4 halaman

Menikmati Keindahan Danau Toba

Mengutip Google, dalam memperingati Danau Toba, tidak hanya keberadaan danau, pulau, dan pemandangan alamnya yang jadi fokus perhatian, tetapi juga penting untuk mengakui keberadaan masyarakat Batak Toba yang merupakan penduduk asli danau tersebut.

Desa-desa tradisional warga penuh dengan pasar lokal dan rumah-rumah menakjubkan yang menarik pengunjung yang penasaran dari berbagai penjuru. Di desa-desa, wisatawan biasa melihat tarian tradisional seperti Tor-Tor dan suvenir ukiran kayu asli.

Banyak wisatawan juga mengunjungi Danau Toba karena beragam aktivitas luar ruangan dan keajaiban alamnya yang menakjubkan. Salah satu hidden gem yang patut dikunjungi adalah Tuktuk Siadong, sebuah pulau kecil di tengah Danau Toba. Tempat ini menawarkan kombinasi lansekap indah, air jernih, dan pegunungan yang mempesona yang mengelilingi danau.

Melansir kanal Regional Liputan6.com, pemandangan matahari terbenam yang memukau menjadi daya tarik utama di tempat ini. Selain menikmati pemandangan indah, para wisatawan juga dapat menyewa perahu tradisional Batak untuk menjelajahi danau dan menikmati keindahan alam sekitarnya. Mereka dapat berenang atau bermain air di perairan jernih Danau Toba.

4 dari 4 halaman

Petualangan ke Danau Toba

Bagi yang menyukai petualangan, hiking ke bukit-bukit sekitar danau juga menjadi pilihan yang populer. Selain keindahan alamnya, spot indah ini juga memiliki keunikan budaya yang menarik.

Tuktuk Siadong merupakan salah satu kampung wisata Batak yang mempertahankan tradisi dan kebudayaan lokal. Pengunjung dapat mengunjungi rumah tradisional Batak, mengikuti pertunjukan tari dan musik tradisional, serta mencoba masakan khas Batak yang lezat.

Untuk mencapai spot tersebut, Anda dapat melalui perjalanan darat dari kota Medan ke Pelabuhan Parapat, dan kemudian menggunakan kapal feri untuk mencapai pulau Tuktuk Siadong. Ada juga penerbangan langsung ke Bandara Silangit yang terletak tidak jauh dari Danau Toba.

Data mencatat kunjungan wisman ke Sumatra Utara meningkat secara signifikan pasca-pandemi. Pada 2021, kunjungan wisman ke Sumut tercatat 230 orang, pada 2022 jumlahnya bertambah menjadi 74.498 orang, dan pada periode Januari-Juni 2023 jumlahnya sudah mencapai 94.815 orang.

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengatakan, pengembangan pariwisata di Sumut perlu terus ditingkatkan, mengingat banyaknya tempat wisata yang potensial dan beragam, dari segi keindahan, warisan budaya (heritage), kuliner, religi, wisata alam, dan agrowisata.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.