Sukses

Pengakuan Arawinda Kirana Jadi Korban Kekerasan Seksual dan Idap Vaginismus

Pada Juli 2022, Arawinda Kirana sempat jadi perbicangan karena dituding sebagai perebut laki orang atau "pelakor". Kabar terbaru, pemeran film Yuni tersebut mengaku mengalami kekerasan seksual dan mengidap vaginismus.

Liputan6.com, Jakarta - Pada Juli 2022, aktris Arawinda Kirana sempat jadi perbicangan karena dituding sebagai perebut laki orang alias pelakor. Kabar terbaru, pemeran film Yuni tersebut mengaku mengalami kekerasan seksual dan mengidap vaginismus.

Pengakuan perempuan berusia 21 tahun ini ia tuangkan melalui serangkaian unggahan di akun Instagram pribadi. Cerita itu Arawinda Kirana sisipkan sembari mengumumkan film pendek karyanya bertajuk Diam yang berkisah mengenai penyintas kekerasan seksual.

"Film ini saya buat dengan energi besar dan passion yang bersumber dari kejujuran sebagai cerminan kasus kekerasan seksual yang saya alami pada 2022," jelas penulis sekaligus sutradara film Diam tersebut.

Ia mengaku bahwa selama ini, kasusnya disamarkan oleh pelaku di bawah sebuah rangkaian cerita palsu yang direkayasa dan ditanam menggunakan kesenjangan uang dan dinamika kuasa. "Setelah satu tahun, ini adalah momen pertama di mana saya akhirnya berani berbicara dan mengungkap kebenaran mengenai kasus ini, melalui satu-satunya hal yang saya punya = karya saya," tambahnya dalam unggahan pada Sabtu, 2 September 2023.

Dua hari setelahnya, aktris kelahiran 27 September 2001 tersebut membagikan cerita lain di Instagram Story. Di unggahan itu, ia berterima kasih atas cinta dan dukungan yang diberikan padanya atas karya teranyarnya dan buka-bukaan mengidap vaginismus.

"Lastly, I would be open to sharing my experiences with IBS and Vaginismus which is something I've striggled with massively after this event, along with occasional abdominal pains (Saya akan terbuka berbagi pengalaman saya mengidap IBS dan Vaginismus yang merupakan sesuatu yang saya perjuangkan setelah kejadian ini, disertai sakit perut yang kadang-kadang terjadi)," tulis Arawinda dalam latar unggahan warna hitam itu soal vaginismus yang diidapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Arawinda Mengaku Berjuang dengan Vaginismus

Pemilik nama lengkap Sri Arawinda Kirana Rustandi ini melanjutkan bahwa perbincangan soal vaginismus  sangat tabu di Indonesia. "At this time that I sought guidance for these conditions, I was already living in America where they are more commonly discussed and treated (Saat ini, saya mencari pengobatan untuk kondisi ini, saya sudah tinggal di Amerika di mana kondisi ini lebih sering dibahas dan ditangani)," tambahnya.

"I already had Vaginismus before the assault happened, but afterwards, the pain increased tenfold. I still struggle with it until this day, and am grateful to have met people who understand (Saya sudah mengidap Vaginismus sebelum kekerasan (seksual) terjadi, namun setelah itu, rasa sakitnya bertambah sepuluh kali lipat. Saya masih bergelut mengobatinya hingga saat ini, dan bersyukur bisa bertemu orang-orang yang memahaminya)," ungkap Arawinda.

Ia mengatakan sangat ingin menjadi "teman" bagi siapapun yang mengalami masalah ini. "And share the physical therapies and remedies I've found that have helped (dan berbagi terapi fisik serta pengobatan yang menurut saya telah membantu)," jelasnya lagi.

3 dari 4 halaman

Apa Itu Vaginismus yang Dialami Arawinda?

Lantas, apa itu vaginismus? Dikutip dari Healthline, Jumat (8/9/2023), vaginismus adalah salah satu jenis disfungsi seksual. Kondisi ini terjadi ketika otot-otot vagina berkontraksi tanpa disengaja atau terus-menerus.

Meski tidak mengganggu gairah seksual, kondisi ini dapat menimbulkan rasa sakit saat berhubungan seksual sehingga menyulitkan penetrasi. Bagi beberapa perempuan, otot-otot vagina berkontraksi tanpa disengaja atau terus-menerus ketika mereka mencoba melakukan penetrasi vagina dan ini disebut vaginismus.

Kontraksi dapat menghalangi hubungan seksual atau membuatnya sangat nyeri. Kondisi ini bisa terjadi:

  • Saat pasangannya mencoba penetrasi
  • Ketika perempuan memasukkan tampon
  • Ketika perempuan disentuh di dekat area vagina.

Tidak ada kelainan fisik yang menyebabkan kondisi ini. Disfungsi seksual dapat terjadi pada pria dan perempuan dan biasanya dapat diobati.

Vaginismus diklasifikasikan menjadi dua jenis:

  • Vaginismus primer: ketika penetrasi vagina tidak pernah tercapai
  • Vaginismus sekunder: ketika penetrasi vagina telah tercapai, tetapi tidak dapat dilakukan lagi, kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor seperti operasi ginekologi, trauma, atau radiasi.

 

4 dari 4 halaman

Sosok Arawinda Kirana

Sementara itu, dalam profilnya, Arawinda tercatat sempat mengambil Screenwriting Summer Course di New York Film Academy selama empat bulan. Pada 2020, Arawinda menempuh studi perguruan tinggi di Institut Kesenian Jakarta untuk jenjang S1 dalam program studi Televisi dan Film. Ini bermula dari kecintaannya pada dunia seni peran dan seni teater sejak kecil.

Ia memulai karier di dunia seni peran pada 2017 dengan tampil sebagai figuran dalam film Galih dan Ratna. Perjalanannya berlanjut dengan memainkan film antologi Quarantine Tales dalam segmen Happy Girls Don't Cry memerankan karakter bernama Adin.

Berlanjut ke 2021, ia memainkan sebuah film pendek bertajuk X&Y sebagai Winda Permata. Masih di tahun yang sama, Arawinda dipercaya membintangi pemeran utama dalam film Yuni yang disutradarai dan ditulis oleh Kamila Andini.

Arawinda juga sempat ambil bagian dalam serial web pada 2021. Terdapat tiga serial web yang dimainkannya, yakni Angkringan the Series, Serial Musikal Nurbaya, dan Unknown.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini