Sukses

Inisiatif Keberlanjutan dari Kampanye Buy Better Wear Longer Levi's, Yakin Bukan Greenwashing?

Praktik greenwashing bukan hal aneh yang dilakukan korporasi atau brand demi meyakinkan publik bahwa mereka peduli terhadap isu keberlanjutan. Bagaimana Levi's menanggapi hal itu?

Liputan6.com, Jakarta - Industri fesyen perlahan-lahan mengubah haluan. Mereka ramai-ramai menekankan pentingnya keberlanjutan lingkungan sebagai bagian praktik usaha mereka sehari-hari, termasuk oleh Levi's. Upaya mengubah citra terjadi setelah publik mengkritik industri fesyen sebagai salah satu penyumbang limbah terbesar, walau ada yang hanya greenwashing.

Berdasarkan laporan BBC pada 2020, industri fesyen secara global menghasilkan 10 persen dari total emisi gas rumah kaca, dengan sekitar 1,2 miliar ton gas rumah kaca dilepaskan ke atmosfer setiap tahun hanya dari produksi tekstil. Belum lagi air yang digunakan. Industri fesyen disebut bertanggung jawab atas 20 persen limbah air global.

Terkait itu, Levi's meluncurkan kampanye Buy Better Wear Longer. Chief Sustainability Officer Levi's Global menerangkan bahwa kampanye tersebut diusung untuk meningkatkan kesadaran konsumen mereknya agar lebih bijak dalam memilih apa yang dipakai dan bagaimana item fesyen digunakan untuk di masa mendatang.

"Baju tersebut tidak hanya mereka pakai sekali, tapi bisa digunakan sampai jangka waktu yang lama. Bahkan, bukannya tidak mungkin dapat diwariskan ke generasi selanjutnya," kata Hogue dalam pernyataan tertulis kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Lewat kampanye tersebut, pihaknya mengklaim menerapkan teknik produksi dan bahan yang lebih berkelanjutan dan alami, tanpa menghilangkan ciri khas dari jeans ikonis Levi’s. "Konsumen akan tetap mendapatkan produk ikonik tanpa mengurangi kualitas yang mereka peroleh," imbuhnya.

Material yang lebih berkelanjutan dimaksud adalah bahan-bahan dari alam, seperti tumbuhan dan kapas organik yang sudah tersertifikasi. Pihaknya juga mengklaim menggunakan pewarna natural dalam produksi mereka. Selain itu, ada teknologi Water<Less yang diaplikasikan pada produksi bawahan dan trucker jackets.

"Teknologi air ini telah menghemat lebih dari empat miliar liter air dan menghasilkan daur ulang hampir 10 miliar liter air sejak pertama kali diperkenalkan," terang Hogue.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tanggapi Isu Greenwashing

Hogue mengaku praktik bisnis tersebut berdampak positif besar terhadap usaha mereka, termasuk lingkungan sekitar. Pihaknya bisa menghemat penggunaan air dalam proses produksi sekaligus mendaur ulang air tersebut. Pihaknya juga mengaku menggunakan bahan baku yang alami dan diperoleh langsung dari supplier yang juga bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar.

"Kami juga berkontribusi dalam pengurangan gas rumah kaca dengan menggunakan teknik produksi yang lebih ramah lingkungan," ujar Hogue.

"Banyak dampak yang kami peroleh melalui praktik bisnis ini dan tentunya semua ini juga sudah dipertimbangkan untuk bisnis kami dan juga konsumen kami. Konsumen tetap memperoleh produk yang berkualitas dan tahan lama, walaupun secara teknik produksi memang kami menggunakan cara yang lebih bersahabat dengan lingkungan sekitar," sambung dia.

Dia membantah bahwa ragam langkah itu sebagai bagian dari greenwashing. Melansir Tech Target, Selasa, 1 November 2022, greenwashing adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tindakan palsu, menyesatkan, atau tidak benar maupun serangkaian klaim dampak positif yang dimiliki perusahaan, produk, atau layanan terhadap lingkungan.

3 dari 4 halaman

Rilis Laporan keberlanjutan

Sejak Levi's berdiri, pihaknya selalu mengikuti nilai yang dibangun, yakni membuat produk berkualitas sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu lama, bahkan diwariskan dari generasi ke generasi. Selain menerapkan teknologi menghemat air, Levi's mengaku jadi salah satu pendiri organisasi Better Cotton Initiative pada 2010.

Brand asal Amerika Serikat itu juga bergabung dengan UN Fashion Charter untuk mengatasi perubahan iklim pada 2018. Pada 2021, pihaknya mengeluarkan Global Sustainability Report pertama lalu meluncurkan kampanye Buy Better Wear Longer.

"Jadi, usaha untuk menerapkan praktik bisnis yang ramah lingkungan ini tidak terjadi secara instan, namun sudah melalui berbagai macam riset untuk akhirnya kami menjalankan kampanye ini," kata Hogue. Pihaknya ingin menyeimbangkan antara mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan sembari mempertahankan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan para pekerja.

 
4 dari 4 halaman

3 Program Perpanjang Masa Pakai

Adhita Idris, Country Marketing Head Levi's Indonesia, menambahkan bahwa selain mengubah cara berproduksi di internal, pihaknya juga memiliki program yang menargetkan para konsumen, yaitu Repair, Reimagine, Recycle. Program tersebut  dikembangkan untuk memperpanjang umur dari jeans Levi’s yang dimiliki oleh konsumen dengan tiga cara tersebut.

Repair yaitu konsumen dapat memperbaiki Jeans kita yang rusak ataupun berlubang di beberapa tempat, agar dapat dipakai kembali. Reimagine adalah membuat kembali atau mengkreasikan ulang denim yang dipunyai menjadi item lain seperti celana pendek, dompet, maupun tas.

"Terakhir adalah recycle, di mana jeans tersebut dapat didonasikan kepada orang lain melalui store Levi’s ataupun jika kalian ingin memberikannya langsung kepada anak ataupun saudara kalian. Levi's memiliki Tailorshop di beberapa toko di seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang menyediakan tiga program tersebut kepada konsumen," kata Adhita.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.