Sukses

Mengenal Kunci Pepet, Bahan Jamu Galian Pengantin dari Madura

Di ramuan jamu galian pengantin asal Madura, kunci pepet diolah bersama kayu rapet, kulit dan buah delima putih, daun sirih, mesoyi, cengkih, pinang muda, kayu manis, kunyit, kencur, jahe, beluntas, pulosari, adas, kayu manis, serta manjakani.

Liputan6.com, Jakarta - Jamu punya lusinan bahan yang kurang populer, namun berperan penting dalam melengkapi racikan minuman tradisional ini. Dalam kategori ini, salah satunya ada kunci pepet atau temu pepet.

Dalam jurnal berjudul "Kajian Etnobotani dalam Tradisi Minum Jamu Madura: Jamu Khusus Kesehatan Ibu dan Anak" oleh Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, dilansir Kamis, 17 Agustus 2023, kunci pepet disebut sebagai salah satu bahan untuk jamu galian pengantin asal Madura.

Racikan jamu galian pengantin antara lain kunci pepet, kayu rapet, kulit dan buah delima putih, daun sirih, mesoyi, cengkih, pinang muda, kayu manis, kunyit, kencur, jahe, beluntas, pulosari, adas, kayu manis, serta manjakani. Jamu pengantin ini terdiri dari rangkaian jamu yang diambil dari jenis jamu yang ada seperti galian rapet, jamu sehat dan jamu penghilang bau badan.

Mengutip Jamu Digital, kunci pepet memang belum banyak diketahui para petani. Maka itu, tanaman ini baru sedikit sekali dibudidayakan. Kunci pepet mempunyai nama ilmiah Kaempferia angustifolia Rosc. Di beberapa daerah, temu pepet dikenal dengan kunci pepet (Jakarta), kunci kunat (Sunda), dan kunci pepet (Jawa Tengah).

Kunci pepet tergolong dalam genus Kaempferia. Hanya ada tiga spesies dalam genus ini, yakni Kaempferia galanga L (kencur), Kaempferia rotunda, dan Kaempferia angustifolia (Kunci pepet). Perbedaan antara ketiga spesies tersebut terletak pada aroma dari rimpangnya, bentuk helaian daun, serta ukuran batang semunya. 

Kaempferia rotunda mempunyai variasi daun sempit sampai lebar, serta batang semu yang dapat tumbuh mencapai 50 cm. Perawakan kunci pepet mirip dengan kencur, hanya aromanya saja yang dapat dibedakan secara nyata.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Khasiat dan Penggunaan Kunci Pepet

Seperti kencur, kunci pepet mempunyai pusat penyebaran di daerah Asia tropika dan dapat dibudidayakan untuk rimpangnya. Kunci pepet merupakan tanaman semak semusim dengan tinggi 15--30 cm.

Batang semunya membentuk rimpang dengan warna putih kehijauan. Ciri lainnya, yakni memiliki daun tunggal, bulat telur, tepi rata, dan licin dengan panjang 8--14 cm, lebar 5--7 cm, serta berwarna hijau.

Terdapat pula bunga majemuk dengan mahkota bulat memanjang berwarna kuning. Kunci pepet secara empiris banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat diare, mulas-mulas, peluruh kentut atau gangguan pada perut dan juga digunakan sebagai pelangsing tubuh.

Tanaman obat ini memiliki rasa sepat, agak sedikit pahit. Beberapa bahan kimia yang terkandung di dalamnya, yakni alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri. Konsumsinya direkomendasikan 1 x 10 gram rimpang per hari. Pengolahan kunci pepet bisa dilakukan dengan cara diiris tipis, direbus dengan dua gelas air hingga tersisa separuhnya, dinginkan, disaring, lalu langsung diminum. 

3 dari 4 halaman

Jamu Dikonsumsi Turun-Temurun

Sebagai warisan budaya bangsa Indonesia, jamu telah diberdayakan secara turun temurun. Hal itu membuat jamu jadi produk yang bernilai ekonomi tinggi, memberikan manfaat, dan jadi kebanggaan sebagai bagian dari identitas bangsa.

Usaha Jamu Gendong (UJG) dan Usaha Jamu Racikan (UJR) merupakan pelaku usaha yang menggunakan jamu pabrikan dan jamu racikan sendiri yang langsung dijajakan pada masyarakat. UJG dan UJR tidak memerlukan izin, tapi harus terdaftar usahanya, dengan para pelaku usaha perlu ditata dan dibina.

Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes) melalui Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kementerian Kesehatan mengklaim terus berupaya memberi pembinaan teknis dan daya saing untuk pelaku UJG dan UJR dalam penyediaan jamu yang aman, bermutu, dan bermanfaat.

Melansir laman resmi Farmalkes Kementerian Kesehatan, 28 Juni 2022, hal itu juga untuk mengedukasi masyarakat terkait Gerakan Nasional Bugar dengan Jamu.

4 dari 4 halaman

Pelatihan Pembuatan dan Penggunaan Jamu Aman

Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian pada 12 Juni 2022 lalu melaksanakan kegiatan edukasi "Pembuatan dan Penggunaan Jamu yang Aman, Bermutu dan Bermanfaat." Kegiatan diikuti 200 peserta, yakni pelaku usaha di bidang obat tradisional, pembina UJG-UJR di dinas kesehatan dan tenaga kesehatan Puskesmas/Puskesdes, serta masyarakat di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat.

Kegiatan ini jadi penting di tengah upaya pemerintah untuk mengedukasi dan meningkatkan penggunaan jamu yang aman, bermutu, dan bermanfaat. Juga, agar jamu dapat lebih berperan dalam meningkatkan kesehatan dan kebugaran masyarakat dan meningkatkan ekonomi rakyat.

Saat itu, hadir mewakili Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Ketua Tim Kerja Narkotika, Psikotropika, Prekursor Farmasi dan Special Access Scheme, Liza Fetrisiani. Ia mengungkap, yang perlu diperhatikan para pelaku UJG dan UJR maupun masyarakat adalah bagaimana penggunaan jamu dapat memenuhi persyaratan kesehatan, aman dikonsumsi, terutama dalam aspek kebersihan dalam pembuatan jamu.

 

Disclaimer: Jamu adalah ramuan tradional berbahan alami yang bisa membantu kesehatan tubuh. Bila ada keluhan kesehatan, sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini