Sukses

Gubernur Koster Minta Anak Muda Bali Tak Nonton Film Upin Ipin: Enggak Jelas

Gubernur Bali I Wayan Koster kembali menjadi sorotan. Kali ini, Koster meminta anak muda Bali untuk setop menonton film Upin Ipin yang berasal dari Malaysia.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bali I Wayan Koster kembali menjadi sorotan. Kali ini, Koster meminta anak muda Bali untuk tidak lagi menonton film Upin Ipin yang berasal dari Malaysia.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Koster saat menghadiri penyerahan hadiah lomba Esai Film Jayaprana Layonsari di Wantilan DPRD Provinsi Bali pada Senin, 14 Agustus 2023. Pada kesempatan itu, ia menyebut bahwa Pulau Dewata berbeda dengan daerah lain di Indonesia yang tak punya kekayaan alam seperti tambang, emas, batu bara dan tidak punya sumber daya gas.

"Tapi kita bersyukur Bali dianugerahi kekayaan keunikan dan kemuliaan adat tradisi seni budaya dan kearifan lokal. Yang telah terbukti mampu menjadikan Bali ini dengan masyarakatnya bisa survive, sejahtera dan bahagia niskala dan sekala," kata Koster dikutip dari Merdeka.com, Selasa (15/8/2023).

Ia juga menyampaikan mengenai perkembangan teknologi. Menurutnya, teknologi modern dan cara kehidupan modern boleh berkembang, tapi satu hal yang tak boleh hilang, yakni budaya yang jadi nomor satu.

Terlebih, Bali sangat kental dengan budaya dan adat istiadatnya. "Boleh kita nonton film yang mengandung nilai dari budaya dari luar, apa namanya itu dari Malaysia, Ipin Upin. Jangan lagi nonton itu, nggak jelas, apa itu. Lebih baik kita bangun produksi yang berakar pada tradisi dan budaya kita, tanah Bali betul-betul memiliki kekayaan untuk itu," lanjutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Membangun Bali

Gubernur Koster menerangkan bahwa, "Ini yang harus kita jadikan sebagai sumber daya pembangunan Bali ke depan. Sekaligus juga menjadikan pendidikan sebagai masa depan kita membangun kehidupan masyarakat kita, dan juga membangun perekonomian kita di Bali."

Hal ini dilakukan agar masyarakat Bali bisa maju, berkualitas, hingga sanggup berdaya bersaing secara berkelanjutan sepanjang zaman. Sebagai gantinya, Gubernur Koster meminta generasi muda Bali menonton Film Jayaprana Layonsari. Menurutnya, film itu bisa jadi inspirasi bagi generasi muda Bali.

"Saya minta adik-adik semua agar menonton film Jayaprana ini, supaya bisa menjadikan inspirasi bagaimana menjalani kehidupan yang baik. Serta yang penting buat kita adalah ikut menjadi bagian dalam membangun dan memajukan kebudayaan Bali," ungkapnya.

Dikutip dari Undiksha Repository, Bali memiliki kisah Jayaprana dan Layonsari yang di dalam kisahnya menyiratkan kesetiaan, cinta dan pengorbanan terhadap orang yang dicintai. Kisah Jayaprana dan Layonsari berasal dari Bali Utara, tepatnya di Desa Kalianget, Buleleng, Bali.

3 dari 4 halaman

Tentang Jayaprana Layonsari

Cerita Jayaprana dan Layonsari juga dikaitkan dengan kisah Romeo dan Juliet dengan jalan cerita yang hampir mirip. Kisahnya menceritakan tentang kesetiaan seseorang kekasih. Hingga saat ini, cerita Jayaprana dan Layonsari dipercayai kebenarannya oleh masyarakat daerah setempat, yaitu daerah Buleleng maupun luar daerah.

Legenda Jayaprana dan Layonsari bercerita tentang pengabdian seorang pemuda kepada pemimpinnya, yaitu rajanya serta kesetiaan perempuan yang berjanji akan setia sehidup semati bersama suaminya. Kisah ini memiliki makna keutamaan sifat setia dari seorang istri seperti layaknya Layonsari. Hal tersebut dapat diartikan bahwa akibat buruk akan diperoleh dari hasil perbuatan yang tidak baik kepada orang lain.

Melalui kisah ini dapat dilihat juga bahwa di balik romantisme yang berakhir dengan kematian dua tokoh utama, adalah akibat hegemoni patriarki antara Jayaprana, Layonsari, dan Sang Raja. Pada akhirnya, bisa pula dilihat betapa kejinya pemilik kekuasaan sampai-sampai berhak memutuskan hidup mati seseorang.

4 dari 4 halaman

Kisah di Baliknya

Kisah yang merupakan cerminan dari realita kehidupan dan sarat akan pesan dan makna. Karena kurangnya publikasi, kisah ini terkubur dan dilupakan oleh generasi masyarakat dari kecil hingga dewasa.

Tradisi yang membuat cerita rakyat sebagai sumber ajaran moral dan bahan baku menyebarkan ajaran-ajaran tersebut semakin menghilang. Sehingga karena hal tersebut, perlu adanya sinergi antara kearifan lokal dengan teknologi modern, agar kearifan lokal bisatumbuh dan bertahan dalam perkembangan teknologi serta arus globalisasi yang berkembang pesat.

Wujud sinergi antara teknologi dan kearifan lokal tersebut adalah mengkemas cerita rakyat yaitu cerita dari Jayaprana dan Layonsari kedalam sebuah filmanimasi 2D. Saat ini, film dengan animasi 2D sangat banyak digunakan sebagai bentuk seni modern dan populer di masa dan dibuat untuk kepentingan baik itu pendidikan, bisnis, dan hiburan. Pemilihan media film animasi berdasarkan oleh beberapa keunggulan, film animasi memiliki ruang yang luas untuk publikasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini