Sukses

Ancam Ledakkan Pesawat Malaysia Airlines, Penumpang Dihadapkan Hukuman 10 Tahun Penjara

Seorang pria berusia 45 tahun didakwa dengan tuduhan mengancam akan meledakkan sebuah pesawat dalam penerbangan dari Australia ke Malaysia yang kembali ke Sydney pada Selasa (15/8/2023). Polisi menangkap warga Canberra tersebut bernama Muhammad Arif.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria berusia 45 tahun didakwa dengan tuduhan mengancam akan meledakkan sebuah pesawat dalam penerbangan dari Australia ke Malaysia yang kembali ke Sydney. Polisi telah menangkap warga Canberra bernama Muhammad Arif.

Dikutip dari AP, Selasa (15/8/2023), pihak berwenang membawa penumpang tersebut dari Airbus A330 pada Senin, 14 Agustus 2023, hampir tiga jam setelah penerbangan Malaysia Airlines MH122 kembali ke Bandara Sydney. Polisi menuduh Arif telah mengganggu dan mengklaim memiliki bahan peledak di dalamnya.

Penumpang itu didakwa membuat pernyataan palsu tentang ancaman kerusakan pesawat dan gagal mematuhi instruksi keselamatan awak kabin. Tuduhan tersebut membuatnya dihadapkan dengan ancaman hukuman maksimum 10 tahun penjara dan denda masing-masing lebih dari 15.000 dolar Australia atau setara Rp149 juta.

Arif berulang kali menolak meninggalkan sel polisinya untuk menghadap pengadilan Sydney melalui tautan video. Pesawat dengan 199 penumpang dan 12 awak itu telah meninggalkan Sydney Senin sore, 14 Agustus 2023, untuk penerbangan delapan jam ke Kuala Lumpur.

Dikutip dari Fox News, polisi menggambarkan situasi tersebut sebagai "insiden darurat", meskipun mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang apa yang terjadi dalam penerbangan tersebut. Sementara para pejabat belum mengungkapkan rincian dugaan ledakan itu.

Nine News Australia melaporkan bahwa seorang penumpang yang membawa ransel di atas pesawat mengancam akan "meledakkan pesawat". Laporan itu mengatakan awak pesawat memeriksa ransel dan tidak menemukan bahan peledak.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kesaksian Penumpang Lain

Salah satu penumpang, Velutha Parambath, mengatakan Arif telah menarik perhatian dirinya sebelum lepas landas dengan berdoa dalam suara keras. "Pada saat itu, kami hanya mengira dia berdoa untuk semua orang. Orang-orang pada umumnya tertawa," kata Parambath, yang duduk lima baris di belakang Arif.

Tapi setengah jam setelah penerbangan, Arif bersuara lebih keras, berdiri dan mulai mendorong penumpang, kata Parambath. Pria itu menyiratkan bahwa dia memiliki bahan peledak di tas punggungnya.

"Saya tidak berpikir dia secara khusus mengatakan 'bom.' Tapi dia membawa tasnya dan dia berkata, 'Saya memiliki kekuatan di tangan saya,'" kata Parambath, yang bepergian bersama istri dan tiga anaknya.

Malaysia Airlines mengatakan pilot memutuskan untuk kembali ke Sydney karena alasan keamanan. Kekhawatiran para penumpang meningkat setelah mereka mendarat dan menghabiskan hampir tiga jam di pesawat di landasan.

"Yang kami lihat hanyalah mobil pemadam kebakaran di sekitar kami dan sekali lagi orang-orang yang membaca berita mengatakan ada potensi bom di pesawat itu," kata Parambath.

3 dari 4 halaman

Penangkapan Arif

Komisaris Polisi New South Wales Karen Webb mempertahankan penundaan hampir tiga jam antara saat pesawat mendarat dan saat dua petugas polisi memborgol Arif. "Kami tidak pernah bisa menduga apa pun dan kami tidak tahu apakah orang ini bertindak sendiri atau dia benar-benar mendapat dukungan lain di pesawat atau di luar pesawat," kata Webb. Sebagian besar penumpang diharapkan melanjutkan perjalanan dengan penerbangan pengganti MH122D pada Selasa sore (15/8/2023).

Ini bukan kali pertama penumpang berulah dan mengancam akan meledakkan pesawat. Sebelumnya, sebuah pesawat milik maskapai Singapore Airlines terpaksa parkir di Johannesburg, Afrika Selatan, pada Selasa, 14 Maret 2023, selama berjam-jam. Penyebabnya adalah mereka diancam bom.

Pesawat SQ478 itu terbang dari Singapura menuju Cape Town via Johannesburg ketika mereka diperingatkan soal ancaman bom. Hal itu disampaikan pihak maskapai kepada Chanel News Asia, dikutip Rabu, 15 Maret 2023.

Sebanyak 58 penumpang dan 15 awak kabin diarahkan keluar dari pesawat secara aman segera setelah pesawat mendarat di Bandara Internasional OR Tambo di Johannesburg. Pemeriksaan keamanan dilakukan dan maskapai membantu pihak berwenang dalam proses penyelidikan mereka, kata maskapai itu.

4 dari 4 halaman

Ancaman Bom Sampai Kerahkan Pesawat Jet

Setelah pemeriksaan keamanan tambahan selesai, pesawat berangkat dari Johannesburg pada pukul 12.37, waktu setempat, dan tiba di Cape Town pada pukul 14.29, sekitar lima jam terlambat dari jadwal. "Singapore Airlines sangat memperhatikan keselamatan pelanggan dan staf kami," kata SIA, menambahkan bahwa mereka tidak dapat merinci lebih lanjut karena masalah keamanan.

Ini menjadi kasus ancaman bom kedua yang tercatat dalam enam bulan terakhir. Sebelumnya, pesawat Singapore Airlines (SIA) dari San Francisco yang terbang menuju Singapura mendapat ancaman serupa pada Rabu dini hari, 28 September 2022.

Ancaman dilontarkan seorang penumpang pria warga negara asing yang diketahui berusia 37 tahun ketika pesawat masih mengudara. Mengutip The Straits Times, Kamis, 29 September 2022, pria pembuat ancaman bom itu ditangkap tak lama setelah pesawat mendarat di Singapura.

Penerbangan SQ33, yang meninggalkan San Francisco pada pukul 22.26 pada Senin, 26 September 2022, waktu AS, mengangkut 209 penumpang dan 17 awak di dalamnya. Menyusul ancaman yang diterima, dua jet tempur RSAF dikerahkan untuk mengawal pesawat sebelum mendarat di Bandara Changi pada Rabu, 28 September 2023, sekitar pukul 05.50.

Dalam pernyataan kepada media, polisi diberitahu tentang ancaman itu pada hari Rabu sekitar pukul 2.40 pagi, tambah pernyataan itu. Seorang juru bicara SIA dalam menanggapi pertanyaan mengatakan SQ33 menuju ke bagian terisolasi dari bandara untuk pemeriksaan keamanan setelah mendarat, dan kemudian ditarik ke Terminal 3 setelah pemeriksaan keamanan selesai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini