Sukses

Kisah Prabowo Subianto Belajar di Masa Setelah Kemerdekaan Indonesia, Ingatkan Pentingnya Belajar Sejarah

Prabowo Subianto percaya bahwa dengan memahami sejarah, generasi muda Indonesia akan lebih siap untuk memahami dan menghadapi tantangan masa depan. Pelajaran sejarah tidak hanya diperoleh di dalam kelas, tetapi juga melalui pengalaman dan cerita heroik di luar sekolah.

Liputan6.com, Jakarta - Sejarah memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan di Indonesia. Hal itu dikatakan oleh banyak pihak, termasuk Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan Indonesia. Pelajaran sejarah tidak hanya diperoleh di dalam kelas, tetapi juga melalui pengalaman dan cerita heroik di luar sekolah.

Prabowo berpendapat bahwa kombinasi antara pembelajaran sejarah di sekolah dan pengalaman belajar di luar sekolah dapat memberikan pendidikan sejarah yang lebih kaya dan holistik. Dia percaya bahwa dengan memahami sejarah, generasi muda Indonesia akan lebih siap untuk memahami dan menghadapi tantangan masa depan.

"Jadi waktu saya mulai besar, suasana di sekeliling saya masih suasana perjuangan, heroisme," ungkap Prabowo di sesi Ngobrol Publik #2 "Belajar Tak Hanya di Sekolah" Belajaraya 2023 di Pos Bloc, Jakarta Pusat, beberapa pekan lalu.

Prabowo Subianto membagikan pengalaman masa kecilnya yang berdampak besar pada pembentukan karakter dan pandangannya. Dia menceritakan bagaimana dia sering diajak oleh keluarga dan kakek neneknya untuk mengunjungi Taman Makam Pahlawan. Di sana, dia melihat makam-makam yang disebut sebagai makam pamannya yang telah gugur dalam perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia.

"Jadi, alam ini yang ikut mempengaruhi saya, sehingga dalam langkah demi langkah, saya selalu merasakan bangsa saya harus kuat, makmur, sederajat dengan bangsa yang pernah menjajah kita," ungkap Prabowo.

Penghormatan terhadap para pahlawan dan pengenalan terhadap pengorbanan mereka telah membangun rasa tanggung jawab dan komitmen dalam dirinya untuk melayani negara dan masyarakat. "Makanya, saya, melihat pentingnya sejarah dan bagaimana kita mengajarkan sejarah dengan menarik kepada anak-anak, generasi penerus kita," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Peran Guru yang Keras dan Cerewet

Prabowo lalu berbagi pandangan pribadinya tentang apa yang menurutnya menjadi guru terbaik. Baginya, guru terbaik adalah mereka yang keras, cerewet, dan memberikan banyak tugas rumah. Meski pendekatan ini mungkin tampak menantang bagi sebagian siswa, Prabowo berpendapat bahwa guru-guru seperti ini berperan penting dalam membantu siswa meraih kesuksesan.

"Itu bentuk kepedulian guru, mendorong kita ke potensi kita yang paling baik," jelasnya. Menurut Prabowo, guru yang keras dan cerewet seringkali adalah mereka yang memiliki standar tinggi dan berkomitmen untuk membantu siswa mencapai potensi penuh mereka. Bagi Prabowo, mereka adalah guru yang peduli. Mereka berinvestasi dalam keberhasilan siswa dan tidak takut untuk mendorong mereka keluar dari zona nyaman mereka.

Prabowo, dalam pesannya kepada generasi muda Indonesia, menekankan pentingnya memiliki impian dan cita-cita. Menurutnya, memiliki visi dan tujuan adalah langkah pertama menuju kesuksesan.

Dia percaya bahwa impian dan cita-cita ini bertindak sebagai sumber motivasi yang kuat. Ini menciptakan semacam kehendak atau tekad dalam hati, yang membantu mendorong individu melalui tantangan dan kesulitan. "Inilah yang disebut the secret, tiap orang harus punya kehendak menuju impiannya," ucapnya.

3 dari 4 halaman

Belajar dari Merantau

Prabowo mengaitkan proses meraih impian ini dengan pengalaman psikologis universal. Dia percaya bahwa setiap langkah dalam perjalanan ini merupakan bagian dari pengalaman manusia yang bersifat universal. Itu berarti, tidak peduli di mana kita berada di dunia, proses belajar dan tumbuh dalam usaha mencapai impian kita adalah sesuatu yang kita semua bagikan.

"Kalau Anda mau, Anda bisa," kata Prabowo.

Sebelumnya, di sesi Kelas Belajar yang sama, Ahmad Fuadi, penulis novel populer trilogi "Negeri 5 Menara", membagikan wawasan uniknya tentang belajar di luar lingkungan sekolah. Dia percaya bahwa setiap aspek kehidupan, dari hal-hal sepele hingga peristiwa besar, dapat menjadi sumber pembelajaran yang berharga.

"Salah satu sekolah hidup adalah merantau. Merantau itu keluar dari zona nyaman. Kita struggle di sana, tapi itu jadi bahan untuk menulis. Jadi, seumur hidup sih belajar itu," kata Ahmad dalam kesempatan yang sama. 

Ahmad menunjukkan keprihatinannya terhadap pemahaman banyak anak Indonesia yang menganggap belajar sebagai proses yang hanya bertujuan untuk lulus ujian sekolah. Menurutnya, perspektif ini membatasi ruang dan potensi belajar, karena belajar seharusnya bukan hanya tentang menghafal informasi untuk ujian, tetapi lebih pada pemahaman mendalam, penemuan baru, dan pengembangan keterampilan dan wawasan. "Ujian itu untuk belajar, bukan sebaliknya," pungkas Ahmad.

4 dari 4 halaman

Profil Prabowo Subianto

Dilansir dari kanal Regional Liputan6.com, Subianto atau nama lengkapnya Prabowo Subianto Djojohadikusumo merupakan pria kelahiran 17 Oktober 1951 di Jakarta. Saat ini ia dikenal sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Prabowo adalah anak dari seorang pakar ekonomi zaman kepemimpinan Presiden Soekarno dan Soeharto yaitu Prof. Soemitro Djojohadikusumo dan ibu dari Prabowo bernama Dora Marie Sigar.

Prabowo mempunyai dua kakak perempuan bernama Mayrani Ekowati dan Bintianingsih Miderawati. Selain itu, ia juga mempunyai seorang adik laki-laki bernama Hashim Djojohadikusumo.

Sejak kecil, Prabowo sering tinggal berpindah-pindah karena tugas orangtuanya. Ia pun harus sering berganti-ganti sekolah, mulai dari sekolah dasar di Hongkong, kemudian pindah ke Malaysia, Swiss, dan menempuh pendidikan sekolah menengah atas American School di Inggris.

Ia juga masuk pendidikan di Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang dan lulus pada 1974. kemudian ia bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Angkatan Darat. Dalam karier militernya, Prabowo pernah menjadi orang nomor satu di Kopassus antara 1996 hingga 1998. Ia juga pernah menjadi Panglima Kostrad pada 1998 namun tidak lama karena situasi politik nasional saat itu.

Prabowo menikah dengan Siti Hediati Hariyadi, putri dari Presiden Soeharto dan Tien Soeharto. Keduanya menikah pada Mei 1983 dan mempunyai seorang anak laki-laki bernama Ragowo Hediprasetyo atau akrab disapa Didit. Anak dari Prabowo pun tumbuh di Boston, Amerika Serikat dan berprofesi sebagai desainer di Paris, Prancis.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.