Sukses

Pendaki Tewas di Taman Nasional Death Valley Amerika, Diduga karena Cuaca Panas

Seorang pria berusia 71 tahun meninggal pada Selasa, 18 Juli 2023 di jalur pendakian Taman Nasional Death Valley.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria berusia 71 tahun meninggal pada Selasa, 18 Juli 2023, di jalur pendakian Taman Nasional Death Valley. Meskipun penyebab kematian belum resmi ditentukan, pejabat menduga bahwa cuaca panas menjadi faktor utama dalam insiden ini.

Dilansir dari People, Jumat, 20 Juli 2023, pria tidak dikenal yang berasal dari Los Angeles ini pingsan di luar kamar kecil di jalur pendakian Golden Canyon, seperti dijelaskan dalam siaran berita oleh National Park Service. Diketahui bahwa pria tersebut membawa tas punggung, mengenakan sunhat, dan membawa peralatan pendakian saat ia baru saja menyelesaikan jalur populer yang biasa dilalui orang-orang di taman tersebut.

Beberapa pengunjung lain di taman yang melihat pria itu dalam kondisi darurat segera menelepon nomor darurat 911 sekitar pukul 15.40 waktu setempat. National Park Service dan Kantor Sheriff Kabupaten Inyo segera merespons panggilan tersebut, meskipun helikopter Mercy Air tidak dapat merespons karena suhu yang sangat tinggi di lokasi kejadian.

Beberapa menit setelah panggilan darurat, petugas taman tiba di lokasi dan segera melakukan tindakan CPR serta menggunakan defibrillator eksternal otomatis (AED). Namun, nyawa korban tidak terselamatkan.

"Kantor Koroner Kabupaten Inyo belum menetapkan penyebab kematian pria tersebut," menurut rilis berita National Park Service.

Petugas taman menduga bahwa faktor panas berperan dalam kejadian tersebut. Suhu resmi di dekat Furnace Creek mencapai 121 derajat fahrenheit atau setara dengan 49 derajat celcius sekitar waktu kejadian. Selain itu, suhu yang sebenarnya di dalam Golden Canyon kemungkinan jauh lebih tinggi karena dinding ngarai memancarkan panas dari sinar matahari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kasus Kematian karena Suhu Panas Kedua

Pengelola Taman Nasional mencatat bahwa kejadian kematian pada hari Selasa kemungkinan merupakan kasus kematian terkait panas kedua di Death Valley selama musim panas ini. Pada 3 Juli 2023, seorang pria berusia 65 tahun ditemukan tewas di dalam mobil dengan dua ban kempes dan sistem pendingin udara rusak.

Petugas taman meminta para pengunjung Death Valley beraktivitas di taman nasional dengan aman, seperti melihat-lihat dari jarak pendek menggunakan mobil ber-AC atau mendaki di pegunungan taman yang lebih sejuk. Mereka juga tidak merekomendasikan mendaki di ketinggian rendah setelah pukul 10.00 karena suhu dan risiko kesehatan meningkat.

Menurut data dari Layanan Cuaca Nasional, Death Valley mengalami 28 hari dengan suhu melebihi 110 derajat Fahrenheit dalam tahun ini. Serangan panas terjadi ketika suhu tubuh mencapai lebih dari 104 derajat Fahrenheit. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencatat bahwa secara rata-rata, terdapat sekitar 702 kematian terkait panas yang tercatat di Amerika Serikat setiap tahun.

Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan panas meliputi masalah-masalah kardiovaskular dan pernapasan, gagal ginjal, ketidakseimbangan elektrolit, batu ginjal, kelahiran prematur, dan berbagai kondisi lainnya. CDC menyatakan bahwa kematian terkait panas sering disebabkan oleh serangan panas itu sendiri dan kondisi medis lainnya, termasuk penyakit kardiovaskular, pernapasan, dan serebrovaskular, yang dapat mempengaruhi aliran darah ke otak.

Orang dewasa yang lebih tua termasuk di antara kelompok yang lebih rentan terhadap penyakit dan kematian yang terkait dengan panas. Selain itu, anak-anak kecil, wanita hamil, atlet, pekerja di luar ruangan, dan orang-orang dengan kondisi jantung atau paru-paru juga memiliki risiko yang tinggi terhadap dampak kesehatan akibat suhu panas.

3 dari 4 halaman

Mengenal Heat Stroke

Melansir kanal Disabilitas Liputan6.com, dokter spesialis penyakit dalam Eka Hospital BSD, Rudy Kurniawan, mengatakan bahwa cuaca panas tak biasa bisa memicu berbagai masalah kesehatan seperti dehidrasi hingga heat stroke. Dehidrasi dapat menyebabkan berbagai macam masalah seperti panas dalam, radang tenggorokan, demam tinggi, hingga gangguan kesadaran. Namun, heat stroke lebih parah lagi karena dapat memicu disabilitas permanen hingga kematian.

"Apabila tidak segera ditangani, heat stroke dapat menyebabkan cacat permanen atau bahkan kematian," kata Rudy dalam keterangan pers dikutip Minggu, 30 April 2023.

Rudy menjelaskan, heat stroke adalah sebuah kondisi gangguan kesehatan ketika tubuh tidak lagi sanggup mengontrol suhu tubuh. Dalam kondisi ini, suhu tubuh akan naik dengan cepat, mekanisme tubuh dalam mengatur keringat akan mengalami kegagalan. Akhirnya, tubuh akan kehilangan kemampuannya untuk menurunkan suhunya.

Heat stroke bisa meningkatkan suhu seseorang hingga mencapai 40 derajat celcius. Ketika suhu tubuh sudah melebihi 38,5 derajat celcius, kondisi ini disebut hipertermia. Ini adalah kondisi serius dan membutuhkan penanganan cepat.

"Perlu ditekankan, cuaca panas ekstrem tidak hanya akan menyebabkan heat stroke saja, tapi juga menyebabkan masalah kesehatan lainnya seperti panas dalam, demam, hingga gangguan pada kulit."

4 dari 4 halaman

Gejala dan Tips Mencegah Heat Stroke

Rudy menjelaskan, apabila kita merasakan adanya tanda-tanda penyakit di tengah menghadapi cuaca panas ekstrem, segera temui layanan kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan serta tindakan lebih lanjut. Ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai ketika berhadapan dengan heat stroke, seperti:

  • Suhu tubuh tinggi, biasanya bisa mencapai 40 derajat celcius atau lebih,
  • Kebingungan, perubahan pada perilaku seperti bicara tak jelas (bergumam),
  • Perubahan dalam berkeringat, kulit biasanya akan terasa panas dan kering saat disentuh,
  • Mual dan muntah,
  • Kulit memerah,
  • Intensitas pernapasan meningkat menjadi lebih cepat,
  • Detak jantung meningkat,
  • Sakit kepala berdenyut.

Rudy pun membagikan tips mencegah heat stroke saat cuaca panas ekstrem sebagai berikut:

  • Hindari aktivitas di area panas terlalu lama, gunakan waktu beraktivitas dengan bijak dengan beristirahat di ruangan dingin sejenak,
  • Gunakan pakaian dengan warna cerah (warna gelap cenderung menyerap panas lebih banyak),
  • Hindari dehidrasi dengan selalu mencukupi kebutuhan air saat merasa haus,
  • Gunakan sunscreen atau tabir surya dengan nilai SPF minimal 30,
  • Pastikan sirkulasi udara berjalan dengan baik pada saat beraktivitas di dalam ruangan dengan suhu yang relatif panas.

Heat stroke adalah tahap akhir dan paling parah yang bisa terjadi akibat cuaca panas ekstrem. Jika tidak ditangani dengan segera, penyakit ini dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.