Sukses

Burger dan Hot Dog, Manakah yang Lebih Sehat Menurut Ahli Nutrisi?

Menurut Ben Schuff, seorang ahli gizi berlisensi dan Direktur Naturopati dan Nutrisi di BIÂN Chicago, baik hamburger maupun hot dog adalah makanan dengan kalori tinggi dan mengandung lemak jenuh lebih banyak daripada makanan atau sumber daging lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Hamburger dan hot dog termasuk makanan siap saji populer. Dengan kehidupan yang semakin sibuk, orang-orang memilihnya sebagai solusi untuk mempersingkat waktu makan.

Melansir New York Post pada Sabtu, 15 Juli 2023, menurut Ben Schuff, seorang ahli gizi berlisensi dan Direktur Naturopati dan Nutrisi di BIÂN Chicago, baik burger maupun hot dog adalah makanan berkalori tinggi dan mengandung lemak jenuh lebih banyak daripada makanan atau sumber daging lainnya.

"Meskipun musim panas adalah saatnya orang menyalakan panggangan dan menikmati hot dog dan hamburger yang lezat, penting untuk diingat bahwa makanan ini mungkin tidak selalu menjadi pilihan yang paling sehat," kata Melissa Wasserman Baker, seorang ahli diet terdaftar yang berbasis di New York dan pendiri Food Queries.

Meski begitu, Baker menyebut tidak semua burger mengandung nutrisi yang sama. Kandungan nutrisi dalam hamburger dapat bervariasi tergantung pada bahan-bahannya. Dia pun menyarankan untuk memilih daging sapi tanpa lemak atau kalkun dengan persentase lemak yang lebih rendah.

Schuff merekomendasikan mencari daging sapi organik tanpa lemak yang diberi makan rumput, karena hal ini dapat mengurangi kandungan lemak jenuh dan potensi sifat inflamasi dari hamburger. Schuff juga menyarankan untuk berhati-hati dengan roti burger yang dibeli di toko, karena sering kali mengandung natrium tambahan, pengawet, dan bahan tambahan lainnya untuk meningkatkan rasa dan memperpanjang umur simpan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perhatikan Bahan-Bahan Makanan Siap Saji

Baker juga menyarankan agar kita meng hindari burger yang ditandai sebagai "sudah dibumbui" atau "memiliki isi," karena ini bisa menandakan kandungan lemak dan natrium yang lebih tinggi. Sebagai gantinya, pilihlah roti gandum dan tambahkan sayuran ke dalam burger untuk nutrisi tambahan.

Menurut Wasserman Baker, hot dog seringkali mengandung tinggi sodium dan lemak jenuh yang berdampak negatif bagi kesehatan Anda. "Waktu membeli hot dog, disarankan untuk memilih yang berlabel 'tidak diawetkan' atau 'bebas nitrat' agar paparan terhadap zat tambahan berpotensi berbahaya dapat diminimalkan," katanya.

Schuff menyatakan bahwa memilih hot dog dengan kadar natrium yang lebih rendah juga dapat menjadi pilihan yang lebih sehat. Wasserman Baker merekomendasikan opsi hot dog yang dibuat dengan daging tanpa lemak, seperti kalkun atau ayam, dan sekali lagi, disarankan untuk menyajikannya di atas roti gandum untuk nilai gizi yang lebih baik.

Baker menyatakan bahwa dalam perbandingan antara hamburger dan hot dog, keduanya dapat dinikmati secukupnya. Namun, ketika menilai profil nutrisi secara keseluruhan, dia mengatakan bahwa hamburger yang dibuat dengan daging tanpa lemak dan disertai sayuran cenderung menawarkan keseimbangan protein, lemak sehat, dan nutrisi penting yang lebih baik.

3 dari 4 halaman

Jadi, Mana yang Lebih Sehat?

Wasserman Baker menambahkan, burger yang umumnya dibuat dari daging giling, menyediakan protein, zat besi, dan nutrisi penting lainnya dalam jumlah yang signifikan. "Namun, hamburger seringkali memiliki kandungan lemak jenuh dan kalori yang lebih tinggi," katanya.

Sementara menurut Schuff, hot dog umumnya mengandung kalori dan lemak yang lebih rendah, tetapi mungkin mengandung lebih banyak sodium dan bahan olahan. Makanan ultra-olahan dengan kandungan natrium tinggi seperti hot dog, daging dingin, dan bacon telah dikaitkan dengan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke, sesuai hasil penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Harvard.

Seperti yang dijelaskan oleh Schuff, dalam perbandingan langsung, "Anda lebih mudah memilih opsi yang lebih sehat dengan hamburger daripada hot dog, karena hot dog, pada dasarnya, adalah produk yang diproses secara signifikan tanpa sumber daging berkualitas untuk sebagian besar produknya."

Sedangkan, menurut Schuff, dengan hamburger, kita dapat memilih daging berkualitas seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mengatur bumbu sesuai selera, dan mempersiapkannya dengan lebih tepat dibandingkan dengan hot dog. Dia juga menyatakan bahwa hot dog dan burger vegetarian dapat dijadikan alternatif sesekali bagi seseorang yang ingin mencoba bahan dasar nabati pada acara masak-memasak di musim panas.

4 dari 4 halaman

Kuncinya pada Topping

Namun, dia menegaskan bahwa secara keseluruhan, makanan seperti hot dog dan hamburger, baik yang konvensional maupun vegetarian, sebaiknya tidak menjadi bagian rutin dari diet karena diproses secara ultra dan sering kali berasal dari sumber tanaman yang dimodifikasi secara genetik dan non-organik seperti kedelai, biji-bijian, dan gandum.

Schuff juga mencatat bahwa hot dog dan hamburger berbahan dasar sayuran secara alami mengandung kalori lebih rendah dan beberapa porsi serat makanan, yang dapat dianggap lebih sehat karena serat makanan tidak ditemukan dalam hot dog dan hamburger berbahan dasar daging.

Membuat burger vegetarian sendiri dari awal dengan menggunakan bahan-bahan seperti kacang-kacangan, quinoa, dan sayuran, dapat menghasilkan makanan yang kaya nutrisi.

"Ketika memilih hot dog vegetarian dan burger vegetarian, carilah produk yang terbuat dari bahan makanan utuh seperti kacang-kacangan, sayuran, dan biji-bijian," tambah Wasserman Baker.

"Periksa label untuk melihat aditif minimal dan hindari produk dengan natrium tinggi atau perasa buatan," lanjut Wasserman Baker. "Pilihlah opsi yang rendah lemak jenuh dan tinggi serat untuk memilih makanan yang lebih sehat."

Dia menambahkan bahwa menikmati hamburger atau hot dog dari waktu ke waktu sebagai bagian dari diet seimbang secara keseluruhan dan sebagai kesenangan di musim panas sesekali tidak menjadi masalah.

"Kuncinya adalah fokus pada ukuran porsi, pilihan protein tanpa lemak, roti gandum, dan berbagai topping segar untuk meningkatkan nilai gizinya," kata Wasserman Baker.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini