Sukses

6 Fakta Menarik Kepulauan Cook yang Sering Didatangi Ikan Paus Bungkuk Antartika

Kepulauan Cook, negara pulau berpemerintahan sendiri yang bertetangga dekat dengan Selandia Baru dan Hawaii di Samudra Pasifik Selatan. Pada musim dingin, Kepulauan Cook sering didatangi ikan paus bungkuk dari antartika yang mencari perairan hangat.

Liputan6.com, Jakarta - Kepulauan Cook, negara pulau berpemerintahan sendiri dengan Selandia Baru dan Hawaii sebagai tetangga terdekatnya di Samudra Pasifik Selatan. Wilayahnya terdiri dari 15 atol kecil dan pulau-pulaunya memiliki total luas daratan yang sebanding dengan kota berukuran sedang.

Pulau-pulaunya tersebar di sekitar 2 juta km persegi laut disebut area yang hampir seluas Greenland. Pulau itu terbentuk oleh aktivitas gunung berapi di mana kelompok utara lebih tua dan terdiri dari enam atol, yang merupakan gunung berapi cekung yang ditutupi oleh karang. 

Mengutip laman Britannica, Rabu, 5 Juli 2023, Niue sebagai pulau paling barat adalah negara bagian yang terpisah secara administratif. Daerah administrasinya adalah Avarua, di pulau Rarotonga. Area daratannya hanya 236,7 km persegi. 

Kepulauan Cook dihuni oleh sekitar 18 ribu jiwa dengan penduduk di sini kebanyak warga suku asli Maori. Masih banyak hal mengenai Kepulauan Cook selain letak geografisnya. Berikut enam fakta menarik Kepulauan Cook yang dirangkum Liputan6.com pada Rabu, 5 Juli 2023. 

1. Keturunan Etnis Polinesia

Kecuali penduduk Pukapuka yang terisolasi, yang sebagian besar keturunan Samoa dan Tonga, hampir semua penduduk Kepulauan Cook memiliki keturunan campuran Polinesia. Perkawinan campur dengan pemukim Eropa, Cina, dan Afrika adalah hal biasa pada awal abad ke-19.

Ada dua bahasa asli Polinesia utama, satu untuk pulau Pukapuka dan yang lainnya (dengan variasi dialek) untuk semua pulau lainnya. Yang terakhir, yang dikenal sebagai Maori Kepulauan Cook adalah bahasa resmi, seperti bahasa Inggris.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Asal-usul Nama Kepulauan Cook

Kepulauan Cook pertama kali dihuni sekitar tahun 1000 M oleh orang Polinesia yang diperkirakan bermigrasi dari Tahiti, sebuah pulau di timur laut pulau utama Rarotonga. Keberadaan orang Eropa pertama di pulau-pulau itu terjadi pada 1595 ketika navigator Spanyol, Álvaro de Mendaña de Neira, melihat pulau Pukapuka yang ia beri nama San Bernardo (Saint Bernard). 

Pedro Fernandes de Queirós, seorang kapten Portugis yang melayani Putra Mahkota Spanyol, melakukan pendaratan Eropa pertama di pulau-pulau itu. Ketika menginjakkan kaki di Rakahanga pada 1606, ia menyebut pulau itu Gente Hermosa (Orang-Orang Cantik).

Perangko Kepulauan Cook pada 1932 memperlihatkan wajah James Cook. Navigator Inggris, Kapten James Cook, tiba pada 1773 dan sekali lagi pada 1777 serta menamakan pulau Manuae dengan Hervey. Kepulauan Hervey kemudian digunakan untuk menyebut seluruh pulau kelompok selatan.

Nanmun nama "Kepulauan Cook", pertama kali muncul di peta angkatan laut Rusia yang dibuat oleh Adam Johann von Krusenstern pada 1820-an, untuk menghormati Cook. 

3. Sering Didatangi Ikan Paus Bungkuk

Kepulauan Cook membuat kawanan paus betah bertandang. Sepanjang bulan Juni sampai Oktober, wisatawan bisa menikmati wisata pengamatan migrasi paus dari Australia ke Selandia Baru.

Disebutkan bahwa "musim dingin" menandai waktu yang menyenangkan di Kepulauan Cook ketika paus bungkuk Antartika bermigrasi ke perairannya yang hangat. Artinya, ada banyak aksi di luar laguna Rarotonga dan Aitutaki di mana wisatawan memiliki kesempatan istimewa untuk melihat dari dekat raksasa lembut ini.

 

3 dari 4 halaman

4. Kepulauan Cook Memiliki 8 Bandara

Kepulauan Cook memiliki delapan bandara, dengan Bandara Internasional Rarotonga sebagai gerbang luar negeri utamanya. Rarotonga ialah kepulauan terbesar di Kepulauan Cook. Pulau ini bisa dikelilingi hanya dengan durasi 45 menit berkendara.

Sebagai catatan, kendaraan di sini menggunakan sistem setir sebelah kanan. Saat ini belum ada penerbangan langsung dari Indonesia ke Kepulauan Cook, namun turis bisa singgah dulu ke Selandia Baru lalu melanjutkan penerbangan ke sana. 

Kepulauan Cook bagaikan Hawaii pada tahun 1970-an. Belum banyak kerumunan turis di sini, sehingga kegiatan wisata - terutama berfoto - masih sangat leluasa. Namun di sini tak ada hotel besar, wisatawan hanya akan mendapati penginapan kecil yang sebagian besar dimiliki oleh penduduk lokal.

5. Kepulauan Cook Mengutamakan Konservasi 

Dari budidaya mutiara hitam yang berkelanjutan hingga tujuannya menggunakan 100 persen energi terbarukan, Kepulauan Cook sangat mengutamakan konservasi. Seiring dengan hal seperti memungut sampah dan memperhatikan lingkungan sekitar, saat wisatawan berkunjung. Pilihlah SPF yang tidak mengandung oxybenzone, bahan kimia tabir surya umum yang berkontribusi terhadap pemutihan karang.

 

4 dari 4 halaman

6. Kuliner Khas Kepulauan Cook

Mengutip dari laman Cook Island Guide, Rabu, 5 Juli 2023, makanan tradisional di Kepulauan Cook terdiri dari roti atau nasi dengan sayuran bertepung seperti talas, kumara, kelapa, ikan, dan berbagai makanan laut seperti pasua (kerang raksasa). 

Di Kepulauan Cook, makanan tradisional Rarotongan dan Kepulauan Cook dibuat dari bahan-bahan pokok seperti talas, garut, pisang, kelapa, ikan, dan dipadukan secara lebih kreatif untuk berbagai selera dan pengalaman. Tempat terbaik untuk mencoba makanan tradisional Kepulauan Cook adalah di "Night Island" atau tur makan malam dengan prasmanan "umukai" yang memberi Anda kesempatan untuk mencicipi sedikit dari segalanya.

Namun demikian, banyak restoran menyajikan makanan pokok Kepulauan Cook di menu mereka, terutama hidangan terkenal, “ika mata”.  Untuk makanan pencuci mulutnya adalah poke, hidangan manis ini dibuat dengan pisang tetapi juga bisa dibuat dengan pepaya, labu, ubi jalar (kumara), sukun atau talas.

Pisang dipanggang dengan garut (maniota) dan santan. Anda bisa memakan puding bertepung manis sebagai hidangan penutup atau sebagai pendamping hidangan gurih, seperti ikan mentah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini