Sukses

9 Tanda Kekerasan Dalam Pacaran, Jangan Sampai Terjebak Toxic Relationship

Jenis kekerasan dalam berpacaran bervariasi mulai dari fisik hingga seksual, namun kebanyakan jenis kekerasan menyerang psikis atau mental korban. Berikut adalah tanda-tanda kekerasan dalam hubungan berpacaran yang harus diwaspadai supaya terhindar dari hubungan yang tidak sehat.

Liputan6.com, Jakarta - Di kalangan anak muda, kini banyak digunakan istilah “red flag” kala mengacu kepada sifat atau perilaku seseorang yang tidak sehat saat menjalani hubungan asmara. Nyatanya, kekerasan terhadap pasangan kerap terjadi dalam hubungan pacaran

Menurut Catatan Tahunan Komnas Perempuan pada 2023, kekerasan kepada perempuan didominasi oleh kekerasan dalam ranah personal. Sebanyak 713 kasus kekerasan dilakukan oleh mantan pacar, 622 kasus kekerasan kepada istri, dan lebih dari 420 kasus dilakukan dalam hubungan berpacaran. Korban kekerasan dalam hubungan berpacaran didominasi oleh perempuan dewasa muda berusia 16 hingga 24 tahun. 

Yosephine Dian Indraswari Executive Director Pulih Foundation mengatakan, "Kekerasan kepada pasangan merupakan jenis kekerasan yang paling umum terjadi baik kepada perempuan atau laki-laki."

"Menurut definisi WHO, kekerasan kepada pasangan merupakan perilaku tindak kejahatan yang dapat menyebabkan persoalan jangka panjang baik dari segi fisik, mental, bahkan, hingga kematian," ujarnya pada peluncuran kampanye Abuse is Not Love kolaborasi YSL Indonesia dengan Yayasan Pulih di Jakarta pada Selasa (27/6/2023). 

Jenis kekerasan dalam berpacaran bervariasi mulai dari fisik hingga seksual, namun kebanyakan jenis kekerasan menyerang psikis atau mental korban. Berikut adalah sembilan tanda kekerasan dalam pacaran yang harus diwaspadai supaya terhindar dari hubungan yang tidak sehat. 

1. Mengabaikan Saat Dia Sedang Marah

Salah satu bentuk kekerasan emosional yang sering terjadi adalah penggunaan metode "silent treatment" atau perlakuan diam tanpa berbicara. Saat pasangan kita menggunakan taktik ini, mereka dengan sengaja menghindari komunikasi dan penyelesaian masalah, sehingga menciptakan ketegangan dan kebingungan dalam hubungan. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Mengancam

Mengancam dengan kekerasan dalam hubungan berpacaran adalah tindakan yang tidak dapat diterima. Jika pasangan Anda mengancam atau memaksa Anda untuk melakukan sesuatu yang Anda tidak setuju atau menolak permintaannya, ini adalah bentuk kontrol dan dominasi yang tidak sehat dalam hubungan. 

3. Meremehkan Pasangan

Meremehkan kita sehingga menjatuhkan harga diri merupakan tanda kekerasan dalam pacaran yang serius. Saat pasangan kita secara terus-menerus mengejek, merendahkan, dan membuat diri kita merasa tidak berguna, hal ini dapat menyebabkan kerusakan emosional dan psikologis yang mendalam.

4. Memanipulasi Pasangan

Teknik manipulasi adalah bagaimana pasangan mengendalikan pikiran dan emosi Anda sehingga Anda terpaksa mengikuti kehendaknya, walaupun Anda sebenarnya memiliki pandangan yang berbeda. Ketidaksepakatan pendapat seringkali dimanipulasi sehingga kita selalu dianggap salah, dan kita dipaksa untuk tunduk dan mengikuti keinginan pasangan.

5. Mencemburui Atas Segela Hal Yang Kita Perbuat

Mencemburui atas segala hal yang kita perbuat merupakan tanda nyata kekerasan dalam hubungan pacaran. Rasa cemburu berlebihan tanpa dasar yang jelas dapat mengarah pada perilaku kontrol, manipulasi, dan pengekangan kebebasan individu. Sebuah hubungan yang sehat seharusnya didasarkan pada saling percaya, menghormati kehidupan pribadi masing-masing, dan saling memahami.

 

3 dari 4 halaman

6. Mengatur Kemana Kita Harus Pergi dan Bagaimana Berpenampilan

Mengatur atau controlling dalam suatu hubungan adalah tanda kekerasan dalam pacaran. Menentukan larangan bergaul atau mengatur langkah berpakaian seseorang tanpa memberikan kebebasan dapat mempersempit ruang gerak dan menyebabkan perasaan terkekang. Padahal, penting untuk menghormati hak individu dalam suatu hubungan.

7. Mengintrusi Kehidupan Pasangan

Mengintrusi seperti selalu berusaha melacak keberadaan kita adalah tanda kekerasan dalam pacaran yang sangat tidak sehat. Jika pasangan kita menuntut untuk selalu melacak keberadaan kita, memaksa mengirimkan foto atau video sebagai bukti keberadaan kita, bahkan memaksa meminta password media sosial atau ponsel secara paksa, hal ini mencerminkan tindakan intrusif yang merusak batasan privasi dan mengindikasikan adanya potensi kekerasan dalam hubungan. 

8. Mengisolasi Atau Memisahkan Pasangan

Jika pasangan Anda meminta agar Anda memutuskan hubungan dengan keluarga dan teman-teman Anda, itu adalah bentuk kontrol yang merugikan dan manipulatif. Memisahkan Anda dari jaringan dukungan sosial yang penting dapat merusak kesehatan mental, membatasi kebebasan kita, dan meningkatkan isolasi.

4 dari 4 halaman

9. Mengintimidasi dan Menanamkan Rasa Takut

Bila pasangan Anda membuat kita merasa takut untuk mengungkapkan pendapat setiap saat, hal itu mencerminkan kekuasaan yang tidak seimbang dan kurangnya rasa saling menghormati. Ketika pasangan Anda secara terus-menerus menggunakan intimidasi untuk mengendalikan dan menekan kita, itu menciptakan lingkungan yang tidak aman dan tidak mendukung pertumbuhan individu. 

Jika Anda atau pasangan Anda pernah melakukan beberapa dari sembilan tanda kekerasan dalam hubungan berpacaran, diperlukan penanganan supaya hubungan dapat dibina ke arah yang lebih sehat.  Untuk itu, YSL Indonesia bersama Yayasan Pulih memberikan training tentang sembilan tanda peringatan utama kekerasan dalam suatu hubungan yang dapat diikuti siapa saja secara gratis.

Dengan mengikuti training, Anda akan lebih sadar dan cenderung terhindar dari hubungan toksik. Setelah mengikuti training yang dapat diikuti secara online maupun offline, peserta berkesempatan mengikuti konseling bersama para ahli secara gratis. Bagi Anda yang tertarik mengikuti pelatihan, dapat mengunjungi yslbeauty.co.id/abuseisnotlove. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini