Sukses

Keroyokan demi Menekan Volume Sampah Plastik dari Hulu ke Hilir di Bali (Bagian I)

Dari hulu, edukasi pencegahan sampah plastik pada anak-anak di Bali dilakukan melalui kerja sama UNIQLO Indonesia dengan Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali.

Liputan6.com, Denpasar - "Pagi, pagi, pagi, semangat!" Begitulah anak-anak komunitas Rare Beten Tiying di Kelurahan Tonja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali menyambut aktivitas edukasi sampah plastik yang terselenggara pada Sabtu, 24 Juni 2023.

Kegiatan bertajuk "Take Action from the City to the Sea" ini adalah gagasan UNIQLO Indonesia yang menggandeng Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali sebagai mitra pelaksana. Corporate Affairs Director PT Fast Retailing Indonesia, Irma Yunita, menyebut inisiasi tersebut sebagai bentuk dukungan kampanye global JOIN: THE POWER OF CLOTHING oleh retail fesyen Jepang tersebut.

"Untuk di Indonesia, kami ingin mengikutsertakan konsumen di dalam program ini. Kami memahami, UNIQLO dalam membuat produk dan membangun bisnis pasti berdampak pada lingkungan, jadi bagaimana kami sebagai retailer mengurangi dampak (lingkungan) yang sudah kami ciptakan," katanya saat ditemui di Denpasar, Sabtu, 24 Juni 2023.

Irma menambahkan, sampah laut dan konservasi lingkungan merupakan fokus program global pihaknya. "Kami terutama ingin memberdayakan komunitas dan market lokal di sekitar lokasi toko kami. Salah satu target market ASEAN ada di Bali, dan kami juga baru buka (toko) di Living World Denpasar," tuturnya.

Karena itu, setelah berdiskusi dengan PPLH Bali, mereka sepakat menyusun kegiatan demi menekan volume sampah plastik, yang notabene jadi salah satu polutan terbesar di laut. "Kami ingin mengatasinya (masalah limbah plastik) dari hulu ke hilir," sebut Irma. "Yang kita lakukan hari ini adalah upaya di hulu, bagaimana mengurangi plastik sekali pakai dan mencegahnya sampai ke laut."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ban the Big 5

Lalu, mengapa edukasi pengurangan plastik sekali pakai ini menyasar anak-anak? Manajer Program PPLH Bali, Ni Made Indra Wahyuni, mengatakan bahwa membentuk kebiasaan ramah lingkungan pada anak cenderung lebih mudah daripada orang tua.

"Ada 30 anak yang sudah secara kontinu kami ajarkan pilah sampah dan mengurangi (pamakaian) plastik sekali pakai sejak 2021. Harapannya, mereka bisa menularkan kebiasaan ini pada anak-anak lain, teman-teman mereka di sekolah," ucapnya di kesempatan yang sama.

Apa yang diusulkan UNIQLO Indonesia, sebutnya, sejalan dengan program "Ban the Big 5" dari PPLH Bali. Kelima produk plastik yang didorong untuk tidak lagi digunakan, yakni kantong plastik, kemasan saset, sedotan plastik, stirofoam, dan microbeads.

Bersama inisiasi itu, pihaknya mengajak publik, termasuk anak-anak, membawa tas belanja, botol minum dan makan guna ulang, serta memakai produk kecantikan berbahan alami. "Lulur jadi salah satu yang rawan mengandung microbeads. (Karena itu), sebaiknya pakai (lulur) dari beras atau kopi," sebut Indra.

 

3 dari 4 halaman

Bali Darurat Sampah Plastik?

Memang seberapa darurat sampah plastik di Bali? Secara proporsi, Indra menyebut, sampah anorganik, seperti plastik, mencatat total 30 persen limbah di Pulau Dewata. "Walau presentasinya (lebih) kecil (dibanding sampah organik yang 70 persen), tapi itu harus tetap segera dikelola, jangan sampai dibiarkan menggunung," ujar dia.

Karena itu, UNIQLO juga mendorong pengelolaan sampah organik dengan menyediakan tong komposter yang dapat dimanfaatkan sebagai upaya berkelanjutan untuk mengurangi sampah ke laut.

Dalam mengedukasi pengolahan sampah pada anak-anak, PPLH Bali memanfaatkan ragam permainan sebagai salah satu metode pembelajaran. Indra berbagi, "PPLH Bali menyediakan berbagai games dengan pesan-pesan terselip di dalamnya."

Di acara edukasi yang berlangsung Sabtu pagi, salah satu gim yang muncul adalah permainan kartu berisi ragam jenis sampah. Awalnya, anak-anak dibagi jadi beberapa kelompok.

Setelah itu, dua kelompok di antaranya akan berlomba memasukkan kartu sampah sesuai jenis, yakni organik, anorganik, dan residu. Kelompok paling cepat dan benar kampiun sebagai juara dan mendapat hadiah apresiasi.

 

4 dari 4 halaman

Tidak Semata Sampah Plastik

Kemudian, ada juga permainan bola di mana anak-anak diajarkan bekerja sama untuk bisa mengeluarkan bola dari keranjang anyaman. "Pesannya, dalam mengatasi masalah sampah plastik, ini tidak bisa dilakukan sendiri, harus ada kerja sama," ucap Indra.

Tidak kalah penting dari sampah plastik, UNIQLO sebagai retail fesyen juga seyogianya turun tangan menekan limbah tekstil yang angkanya kian mengkhawatirkan. "Tentu kami pikirkan," sebut Irma. "UNIQLO Indonesia saat ini sedang dalam proses menandatangi kerja sama dengan partner yang bisa mengolah sampah tekstil."

"Nantinya mereka akan membantu kami mengolah sampah tekstil untuk jadi material daur ulang yang bisa dibuat jadi produk-produk lain, seperti furnitur dan alat rumah tangga. Textile waste to textile pun nantinya bisa," ia memaparkan.

Di samping, Public Relations UNIQLO Indonesia Yulia Rachmawati menyambung bahwa pihaknya juga mendorong pelanggan menggunakan produk UNIQLO dalam waktu lebih lama. "Dengan bahan berkualitas, cycle (koleksi) LifeWear memang dimaksudkan lebih panjang," ia berkata.

"Model yang versatile dan timeless pun jadi cara, supaya orang bisa pakai baju kami dalam waktu yang lama. Ini ide yang akhirnya juga mengurangi limbah tekstil," sebutnya.

Setelah di hulu, upaya melawan isu sampah plastik di hilir dalam inisiasi "Take Action from the City to the Sea" akan berlanjut ke bagian kedua artikel ini

.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini