Sukses

Hotel Paling Tipis di Indonesia Ada di Salatiga, Punya Pemandangan Gunung Merbabu

Hotel paling tipis di Indonesia yang berlokasi di Salatiga Jawa Tengah tersebut lebarnya hanya 280 cm.

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini Jepang dikenal sebagai negara yang minimalis dan praktis dalam segala hal, bahkan untuk akomodasi seperti hotel juga terbilang hemat ruangan. Konsep tersebut tampak jadi inspirasi sebuah hotel tipis nan mungil di Salatiga Jawa Tengah yang bangunannya benar-benar minimalis.

"Bukan di Jepang, ternyata hotel paling tipis di dunia ada di Indonesia," ujar Stefan Yeremia pemilik akun @stefanloboo, seorang kreator konten yang membagikan kontennya di Instagram, dikutip Jumat (21/4/2023). 

Hotel tersebut berlokasi di Jalan Sukowati No 33, Salatiga, begitu masuk tamu akan disambut oleh lobi yang mungil. Akses untuk menuju kamar bisa melalui tangga dan sebuah lift mini bentuk kapsul yang hanya muat satu orang.

"Bentuknya mirip tabung, berasa mau naik pesawat luar angkasa," sambung Stefan.

Fasilitas kamar yang tersedia adalah Netflix, bluetooth speaker, amenities atau perlengkapan ngopi lengkap, hidden meja dan kursi untuk meletakkan barang, serta kamar mandi dalam yang terbilang compact. Di video sang kreator juga memperlihatkan kamar yang ditinggalinya terkesan mungil namun nyaman untuk ditempati. 

Dari area Pitu Lounge, pengunjung bisa menyaksikan pemandangan Gunung Merbabu dari kejauhan. Di area tersebut bisa menjadi tempat untuk menikmati suasana ngopi yang estetik dan cocok juga untuk sarapan. Mengulik lebih jauh di akun resmi Pitu Rooms, harga per kamar untuk satu malam sekitar Rp600.000 namun bisa berubah-ubah sesuai waktu pemesanan yang sudah termasuk sarapan. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Warganet Hampir Tak Percaya

Hotel yang bisa disebut paling tipis se-Indonesia ini memiliki 7 ruang kamar, dengan lebar 2,8 meter dan tinggi 17 meter serta panjang 9,5 meter. Hotel juga memiliki semacam kafe yaitu Pitu Rasa yang buka mulai pukul 10.00 - 20.00. 

Warganet pun hampir tidak percaya dengan hotel yang tampak tipis itu, bahkan orang Salatiga sendiri ada yang belum mencobanya. "Aku orang Salatiga tapi belum pernah ke sini," ungkap warganet itu.

"Sumpah kecil banget yak, tapi pas masuk amaze banget," tulis warganet lainnya.

Kemudian dibalas sang kreator sambil menyematkan akun arsiteknya, "Desainernya keren banget."

"LOH UNIK BGT," sambung yang lain.

"Setipis body aku dong pastinya," komentar warganet.

"Buset di kampung nyokap.. kalo pulang mau coba mampir dah," tulis warganet.

"Aman gak ya, kebayang kalo gempa," tanya warganet.

"Lebar secuil, panjang membentang, tinggi menjulang," warganet menimpali. 

"Aduh cute banget nih hotel," sambung warganet lagi.

3 dari 4 halaman

Antisipasi Lonjakan Tamu di Lebaran Idul Fitri

Sementara itu, pandemi Covid-19 yang telah berlalu dan dicabutnya aturan PPKM, diprediksi akan membuat pemudik di Lebaran tahun ini melonjak drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Mudik Lebaran Idul Fitri 1444H menjadi momentum akselerasi pemulihan sektor pariwisata usai pandemi.

Pada 2023 ini diprediksi terjadi peningkatan jumlah pemudik sebesar 44 persen dibanding tahun sebelumnya. Angkanya mencapai 80 juta pemudik di tahun 2022, naik menjadi 123 juta di tahun 2023.

PT Hotel Indonesia Natour (HIN) melalui anak usahanya, Hotel Indonesia Group (HIG), saat ini mengelola 32 hotel milik BUMN yang tersebar di seluruh Indonesia, telah menyiapkan strategi khusus untuk memastikan kesiapan di masing-masing hotel dalam rangka mengantisipasi lonjakan jumlah tamu saat lebaran Idul Fitri.

"Okupansi hotel region Bali di Hotel jaringan HIG memiliki highest performance di Lebaran 2023, yakni sebesar 86 persen dimana Bali menjadi destinasi favorit masyarakat menghabiskan libur Lebaran. Tingkat okupansi tertinggi kedua yaitu hotel region Jawa dengan okupansi sebesar 65 persen dengan tren pemesanan kamar mendekati hari H," terang Christine Hutabarat, Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour, dari keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa, 18 April 2023.

4 dari 4 halaman

Okupansi Hotel di Yogyakarta

Sementara tingkat okupansi hotel di kawasan wisata kota Yogyakarta diprediksi meningkat saat libur lebaran Idul Fitri 1444 H. Jumlah kamar yang terisi di hotel-hotel di Jogja diperkirakan akan terisi lebih dari 80 persen. 

Adjie Mas Sukerlan, General Manager De Laxston Hotel yang terletak di Jalan Urip Sumoharjo, Yogyakarta mengatakan, "Kalau saya sih berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, periode lebaran itu udah pasti penuh. Jadi 19-30 April pasti penuh, rata-rata di atas 95 hingga 100 persen," ujarnya kepada Liputan6.com melalui panggilan telepon, Selasa, 18 April 2023. 

Per 18 April 2023, baru sekitar 50 persen kamar dari 70 kamar yang tersedia di De Laxston yang terisi. "Jujur aja ya masih agak low karena periode puasa ini agak turun. Nanti mulai tanggal 20 sudah mulai di atas 70 persen. 20, 21, 22 (April), yakin bisa sampai 100 persen sampai akhir bulan itu," katanya lagi. 

Dari laporan PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), jumlah wisatawan yang bakal datang ke Yogyakarta akan meningkat dua kali lipat dibanding tahun lalu. "Kalau secara persentase ya rata-rata okupansi hotel di Jogja itu di atas 80 persen, sekarang sudah mendekati 80 persen," ungkap Adjie. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini