Sukses

Potret Ngarai Sianok Sebelum Longsor Akibat Gempa Bukittinggi Magnitudo 4,5

Dikonfirmasi bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa longsor di Ngarai Sianok akibat gempa Bukittinggi magnitudo 4,5.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa magnitudo 4,5 mengguncang kota Bukittinggi, Sumatra Barat pada Sabtu (8/4/2023) pukul 12.21 WIB, lapor kanal Regional Liputan6.com. Getaran gempanya terasa kuat hingga menyebabkan longsor di tebing objek wisata Ngarai Sianok.

Sebelum terdampak gempa Bukittinggi, destinasi dengan panorama alam memukau itu merupakan tujuan wisata andalan di kota itu. "Panoramanya sangat indah di bawah cahaya pagi ketika sinar matahari pertama menembus kabut yang menutupi lembah berlatar belakang Gunung Singgalang yang menjulang tinggi," begitu laman Indonesia Travel mendeskripsikannya, seperti dikutip Sabtu (8/4/2023).

Pihaknya menyambung, "Di Taman Panorama, pengunjung bisa menikmati pemandangan indah sambil makan di gazebo. Pemandangan ngarai yang indah ini telah menarik banyak fotografer dan pelukis untuk mengunjungi Ngarai Sianok. Taman ini juga memiliki teater mini untuk pertunjukan seni lokal."

"Ada menara setinggi 20 meter di dekat toko suvenir di mana Anda bisa melihat keindahan Ngarai Sianok dengan lebih jelas," sambung mereka. Sebagai alternatif, pengunjung disebut dapat menempuh jarak dua kilometer menggunakan mobil pribadi menuju pemukiman kecil dan persawahan di kaki ngarai ini.

"Keindahan Sianok bisa dilihat dari Taman Panorama di Bukittinggi atau bisa juga dengan berjalan kaki menyusuri ngarai yang terdapat pemukiman dan persawahan," sambung mereka. "Kemudian, (pengunjung) menyeberangi jembatan di atas sungai, naik ke Kota Gadang, rumah para perajin perak yang menghasilkan ornamen terbaik."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pesona Ngarai Sianok Sebelum Longsor

Sementara, Indonesia Kaya menulis Ngarai Sianok sebagai "lembah sempit yang dikelilingi bukit-bukit bertebing curam yang dihiasi aliran sungai kecil di tengahnya." "Kontur Ngarai Sianok terbentuk karena proses turunnya sebagian lempengan bumi, sehingga menimbulkan patahan berwujud jurang yang curam," catatnya.

Ngarai ini membentang sejauh 15 kilometer dari sisi selatan Nagari Koto Gadang hingga Nagari Sianok Enam Suku, dengan kedalaman tebing mencapai 100 meter dan lebar celah sekitar 200 meter.

Patahan di Sianok ini merupakan bagian dari Patahan (Sesar) Semangko yang membelah Pulau Sumatra jadi dua bagian, memanjang dari Aceh hingga Teluk Semangka di Lampung. Sesar Semangko sendiri merupakan lokasi patahan yang membentuk Pegunungan Bukit Barisan.

Ngarai Sianok juga dikatakan sebagai wujud visual paling jelas dari aktivitas pergerakan lempeng Bumi di Pulau Sumatra. Proses terbentuknya patahan tersebut menghasilkan sebuah kawasan yang subur dengan panorama yang indah.

Ngarai Sianok memiliki sebutan lain, yaitu Lembah Pendiam, karena suasananya yang tenang. Didukung udara sejuk khas pegunungan, diiringi latar suara kicauan burung dan gemericik air sungai, ngarai ini cocok sebagai tempat healing yang jauh dari hiruk-pikuk kota.

3 dari 4 halaman

Akses Menuju Ngarai Sianok

Indonesia Travel merangkum, dari Bandara Internasional Minangkabau menuju Ngarai Sianok, Anda bisa menyewa mobil atau minibus dengan rute Padang-Bukittinggi menuju Bukittinggi. Jarak antara Padang dan Bukittinggi adalah 90 km.

Lebih tepat, Ngarai Sianok berada sekitar 1 kilometer barat daya Bukittinggi. Pengunjung bisa naik mobil pribadi atau sado/andong, sebutan kereta tradisional, dari pusat kota menuju Taman Panorama yang terletak di Jalan Panorama sambil menikmati sejuknya cuaca di Bukittinggi.

Karena tidak terlalu jauh dari pusat kota, banyak dijumpai penginapan berupa vila dan hotel di sekitar Ngarai Sianok. Untuk makanan, banyak warung yang menjual makanan, terutama kuliner khas yang beraneka macam. Di antaranya, nasi kapau merupakan menu makanan yang menarik untuk dicicip.

Sementara dalam kabar terbaru terkait gempa Bukttinggi, Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahadi, mengatakan episenter gempa bumi terletak pada jarak 9 kilometer arah Barat Laut Bukittinggi, Sumatra Barat pada kedalaman 10 kilo meter.

 "Jenisnya gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif segmen Sianok," katanya.

4 dari 4 halaman

Laporan Terkait Longsor di Ngarai Sianok

Suaidi menyebut, gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Bukittinggi dengan skala intensitas IV MMI atau getaran dirasakan banyak orang dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, jendela atau pintu berderik, dinding berbunyi, dan gerabah pecah.

Sementara di Padang Panjang, Pariaman gempa terasa dengan skala intensitas II-III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan ada truk berlalu. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa Bumi ini tidak berpotensi tsunami," tegasnya.

Selain itu, gempa bumi susulan juga terjadi beberapa kali sejak guncangan magnitudo 4,5 tersebut. Ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," ia menambahkan.

Terkait longsor di objek wisata Ngarai Sianok, pihak terkait mengonfirmasi tidak ada korban jiwa atas kejadian tersebut, dan aktivitas warga di sekitar sudah kembali normal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini