Sukses

Rencana Lamaran di Kapal Mewah Berantakan Gara-Gara Kekasih Muda Dicurigai Imigrasi, Dikira PSK?

Lamaran di kapal mewah itu sedianya akan berlangsung di Bahama. Namun, rencana gagal karena kekasih dicegah Imigrasi memasuki negara itu.

Liputan6.com, Jakarta - Manusia boleh berencana, tapi eksekusinya tidak selalu bisa berjalan lancar. Itulah gambaran dari rencana lamaran yang awalnya akan digelar di sebuah yacht. Seorang pengusaha properti yang berbasis di Miami tak bisa mewujudkan rencana pertunangan mewahnya lantaran pihak imigrasi mengira kekasihnya yang terpaut usia 39 tahun itu sebagai pekerja seks komersial (PSK).

Mengutip NY Post, Jumat (17/3/2023), Hal 'Nuby' Sears berencana meminang kekasihnya, Darina Pinzaru, yang berkebangsaan Moldova, selama perjalanan sembilan hari menumpang kapal pesiar berukuran 70 kaki di Hari Valentine. Namun, Pinzaru yang terbang dari London ditolak masuk ke Bahama.

Keputusan yang dibuat seorang pejabat imigrasi perempuan di Bandara Internasional Lynden Pindling di Nassau itu mengacaukan rencana perjalanan romantis Nuby dengan Darina. Perempuan yang bekerja sebagai model dan kreator konten itu bertemu dengan Nuby pada musim panas tahun lalu di Rumania.

Darina bepergian dengan kakak perempuannya, Ina, saat mereka diminta kembali ke tempat asalnya. Menurut Nuby, pejabat imigrasi itu mengatakan kepada Darina, "Aku tahu mengapa kamu di sini."

"Sangat mengerikan apa yang mereka alami. Itu di luar pemahaman. Mereka diadili tanpa proses peradilan."

Darina dan 10 tamu lainnya seharusnya bergabung dengan Sears di kapal pesiarnya untuk perjalanan mewah yang singgah di Bahama, Turks, dan Caicos. Tapi, mimpi menjelajahi pulau itu pupus oleh 'prasangka jahat', kata Sears.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengakuan Turis yang Dikira Berprofesi PSK

Darina dan Ina adalah warga asli Moldova yang juga memegang paspor Rumania. Mereka mengaku memenuhi semua persyaratan yang diperlukan, termasuk reservasi hotel dan rencana perjalanan yang telah dikonfirmasi, untuk masuk ke Bahama.

Sears tiba di bandara menunggu kedatangan Darina dan saudara perempuannya. Ina mengatakan dia awalnya diizinkan masuk ke Bahama, bahkan paspornya dicap, tetapi kemudian Darina menghadapi masalah. Kakak beradik itu lalu dikirim ke kantor imigrasi bandara, di mana mereka ditanyai seputar rencana perjalanan mereka di Bahama, kata Ina.

"Kami diperlakukan seperti penjahat," kata Darina kepada The Post. "Mereka bahkan mengancam akan memenjarakan kami." Darina memberi tahu Sears apa yang terjadi melalui SMS, dan Sears meminta bantuan dari resor Ocean Club Four Seasons tempat dia menginap.

Kepala keamanan hotel bergabung dengan Sears di bandara, tempat mereka bertemu dengan kepala petugas imigrasi. Tapi, kata Sears, petugas imigrasi langsung 'menolak'.

"'Mereka tidak masuk, mereka keluar,'" Sears mengingat pernyataan resmi itu. "Saya punya informasi, mereka tidak masuk."

Di sisi lain gerbang, petugas imigrasi menyita ponsel Darina dan Ina kemudian menahan mereka selama berjam-jam. Ponsel, laptop, dan barang bawaan mereka semuanya digeledah dan diambil sidik jarinya.

"Apakah Anda memiliki kemampuan finansial untuk tinggal di Bahama?" kenang Ina ketika ditanya. "Saya berkata, 'Ya, tentu saja, kami punya uang tunai, kartu, tidak masalah.'"

3 dari 4 halaman

Digiring Keluar Bahama Tanpa Penjelasan Apapun

Staf tersebut akhirnya berkonsultasi dengan supervisor wanitanya. "Ternyata dia bicara dengan ibu ini, kepala kantor imigrasi," kata Ina. "Dan dia keluar, melirik kami dan berkata, 'Mereka tidak akan masuk.' Itu saja."

Menurut Ina, petugas imigrasi tak memberi penjelasan apapun soal larangan memasuki Bahama. "Hingga saat ini, tidak seorang pun menjelaskan hal itu kepada kami," ucap dia.

"Ketika kami duduk di luar, perempuan ini, kepala imigrasi keluar dan dia mengatakan, 'Ya, aku tahu budayamu, aku tahu mengapa kamu di sini'," ucap Ina merujuk pada Moldova. "Kami tidak ingin Anda di sini, dan Anda tidak akan pernah menjejakkan kaki di tanah Bahama."

Ia hanya bisa menduga satu hal. "Perasaanku adalah karena mereka pikir kami berasal dari Eropa Timur dan kami datang ke sana sebagai PSK," ujarnya. "Mereka mengatakan telah mendaftarkan kami ke penerbangan balik ke London, hanya itu."

Di sisi lain, Sears mengajukan keluhan kepada Kedutanaan Bahama di London atas nama Darina dan Ina. Namun, keluhan ketiganya hingga minggu ini belum direspons. Sederet pesan yang meminta penjelasan dari kedutaan dan Departemen Imigrasi Bahama belum juga ada.

Darina dan Ina jelas menolak dianggap bekerja sebagai PSK. Kakak tertuanya bekerja di bisnis keluarga, Di Vero Atelier, yang membuat gaun pengantin dan gaun malam khusus di ibu kota Moldova, Chisinau.

 

4 dari 4 halaman

Kasus Perdagangan Manusia di Moldova

Moldova, negara yang terkurung daratan antara Rumania dan Ukraina, menjadi republik merdeka pada 1991 setelah runtuhnya Uni Soviet. Negara itu masuk dalam daftar negara termiskin di Eropa meskipun kinerja ekonomi yang solid dalam dua dekade terakhir, menurut Bank Dunia.

Stereotip tentang wanita muda Eropa Timur yang bekerja sebagai pelacur telah lama dipicu oleh kekhawatiran resmi bahwa beberapa negara gagal menindak perdagangan seks. Departemen Luar Negeri telah menyatakan keprihatinan tentang kemampuan Moldova untuk mencegah perdagangan manusia, dan Kantor Narkoba dan Kejahatan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan laporan yang mengidentifikasi negara itu sebagai salah satu sumber utama perempuan yang diperdagangkan di Eropa Barat, bersama dengan Rumania, Rusia, dan Bulgaria.

Sears mengatakan cobaan itu menghambat rencananya untuk melamar Darina. Tetapi, dia bermaksud untuk memperbaiki kegagalannya bulan depan di Amsterdam, tempat dia berencana untuk memasangkan batu 2,5 karat di jarinya.

"Satu-satunya keadilan yang kami inginkan adalah permintaan maaf dari pemerintah Bahama," kata Sears. "Tapi kita tidak akan pernah mendapatkannya, jadi setidaknya kita ingin orang lain tahu bahwa mereka berisiko terkena prasangka jahat semacam ini - tidak ada cara lain untuk menggambarkan ini."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.