Sukses

Pilot dan Copilot Air France Berantem di Kokpit Saat Pesawat Masih di Udara

Kedua pilot Air France itu kini dilarang menerbangkan pesawat dan menanti sanksi lanjutan dari manajemen.

Liputan6.com, Jakarta - Dua pilot Air France terlibat dalam pertengkaran di ruang kokpit saat keduanya masih bertugas menerbangkan pesawat. Mereka disebut saling 'bertukar gestur tak pantas' saat pesawat sedang dalam penerbangan dari Jenewa menuju Paris. Keduanya berhasil dipisahkan setelah awak kabin turun tangan.

Pihak maskapai mengonfirmasi insiden berantem kedua pilot tersebut pada Senin, 29 Agustus 2022. Kejadian itu diketahui berlangsung pada Juni 2022 dan berujung penangguhan tugas sebagai sanksi bagi kedua pilot.

"Insiden itu dengan cepat diselesaikan tanpa berdampak pada perilaku atau keselamatan penerbangan, yang tetap berjalan seperti biasa," kata juru bicara maskapai, dilansir dari CNN, Selasa (30/8/2022). Pihak maskapai menolak mengungkap nama kedua pilot yang berseteru itu.

Juru bicara menyatakan kedua pilot kini sedang menanti keputusan manajemen atas insiden yang disebabkan keduanya. Mereka memastikan bahwa keamanan para penumpang dan awak kabin adalah prioritas yang tidak bisa diganggu gugat.

Meski insiden sudah terjadi dua bulan lalu, hal itu menyita perhatian publik sejak minggu lalu setelah surat kabar berbahasa Prancis, geneva Tribune, mengangkatnya sebagai berita utama. Hal itu memicu tuduhan bahwa ada masalah struktural yang lebih besar terjadi di internal Air France.

CNN belum mengonfirmasi tuduhan tersebut. Namun, Biro Penyelidikan dan Analisis Keselamatan Penerbangan Sipil Prancis (BEA) yang bertanggung jawab mengawasi industri penerbangan domestik, mengatakan telah 'mengeluarkan rekomendasi keselamatan mengenai kepatuhan operator terhadap prosedur.'

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Masalah Lain

Rekomendasi yang dikeluarkan BEA itu disebut tak berkaitan dengan insiden yang terjadi di ruang kokpit. Ada masalah lain yang jadi pemicu, yakni insiden pada 31 Desember 2021.

Pesawat Air France dengan rute Brazzaville menuju Paris saat itu mengalami kebocoran bahan bakar hingga memaksa pesawat mendarat darurat di Chad. Laporan BEA mengatakan pilot gagal mengikuti prosedur kebocoran bahan bakar yang mengharuskan mesin terdampak dimatikan untuk mengurangi risiko kebakaran.

Hal itu mengakibatkan 'pengurangan substansial dalam margin keselamatan penerbangan.' Beruntung, kebakaran bisa dihindari secara kebetulan.

"Ini bukan kasus yang terisolasi," kata BEA. Melalui sejumlah penyelidikan baru-baru ini, mereka mengamati bahwa kru yang bersangkutan tidak melakukan prosedur tertentu dengan cara yang sesuai, "karena berbagai alasan, secara sukarela atau tidak," kata agensi dalam laporan yang sama.

Pada awal tahun ini, insiden berbeda juga terjadi. Pesawat Air France yang mendarat di Bandara Internasional Charles de Gaulle mengalami masalah teknis dan 'ketidakstabilan kontrol penerbangan' saat mendarat. Pesawat Boeing 777 itu terbang dari New York dan berhasil mendarat tanpa satu pun terluka. Air France mengatakan, pilotnya dengan tepat menanggapi situasi dengan berputar-putar dan melakukan upaya pendaratan kedua.

 

3 dari 4 halaman

Harga Tiket

Beralih ke dalam negeri, harga tiket pesawat akhirnya bisa ditekan 15 persen. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut hal itu sebagai angin segar bagi industri pariwisata.

Menurut Sandi, penurunan harga tiket itu juga disusul penambahan armada, baik oleh maskapai dalam negeri, seperti Garuda Indonesia, Citilink dan Lion Air Group, dan maskapai asing, seperti AirAsia. Ia berharap, dengan begitu, harga tiket lebih terjangkau, terutama saat memasuki masa-masa puncak liburan di akhir tahun.

"Kami akan mendorong agar ada penambahan rute-rute penerbangan baru," kata Sandi.

Menparekraf meyakini, kenaikan harga tiket pesawat yang sempat terjadi dalam kurun waktu yang lama berpotensi menurunkan kunjungan wisatawan ke destinasi wisata di Indonesia.

"Dan patut kita hindari, dan kami ucapkan terima kasih. Harapannya ini bisa kita jaga sebagai momentum kebangkitan kita," tuturnya.

Sementara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, pihaknya terus berupaya menstabilkan harga tiket pesawat. Hal itu penting agar tidak menimbulkan inflasi yang tinggi.

 

4 dari 4 halaman

3 Langkah

Kemenhub mengupayakan tiga hal untuk menstabilkan harga tiket pesawat. Pertama, meminta maskapai penerbangan untuk mengefisiensi dan berinovasi mengelola harga tiket pesawat lebih terjangkau. "Melakukan efisiensi, memberikan diskon dan tarif yang lebih murah di waktu-waktu tertentu, dan inovasi-inovasi lainnya," ujar Menhub, dilansir dari laman resmi Kemenhub.

Langkah kedua adalah menggandeng pemda, maskapai, dan penumpang untuk memaksimalkan keterisian penumpang di waktu-waktu tertentu. Budi mengusulkan agar calon penumpang membeli tiket di Rabu siang karena rata-rata okupansinya hanya 50 persen.

"Maskapai harus mempromosikan diskon atau menurunkan harga karena demand yang rendah. Masyarakat bisa memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk mendapatkan tiket yang lebih murah," ia menjelaskan.

"Dengan begitu, tingkat keterisian penumpang akan semakin meningkat dan harga tiketnya stabil, dan secara kumulatif pendapatan maskapai meningkat dan akan memberi ruang agar tidak mengenakan tarif batas atas pada waktu puncak," sambungnya.

Selanjutnya, meningkatkan peran pemda untuk memberikan subsidi dengan cara melakukan block seat. Pemda perlu menjamin tingkat keterisian agar bisa lebih dari 60 persen.

"Contohnya yang dilakukan pemda di Toraja, Sulawesi Selatan. Mereka beri dukungan kepada maskapai sehingga tingkat keterisian bisa di atas 70 persen dan maskapai bisa terus melayani rute tersebut dengan harga yang terjangkau, karena kepastian okupansinya," Menhub menjelaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.