Sukses

Masker Pink di Olimpiade Tokyo 2020 Jadi Simbol Protes pada Atlet Diduga Pelaku Kekerasan Seksual

Atlet anggar asal Amerika Serikat di Olimpiade Tokyo 2020 ini diasingkan karena diduga melakukan kekerasan seksual.

Liputan6.com, Jakarta - Ada kisah berbeda yang ingin disampaikan anggota tim anggar putra Amerika Serikat (AS) lewat seragam mereka. Selama sesi perkenalan di Olimpiade Tokyo 2020, tiga pemain anggar memakai masker pink, sementara satu lainnya mengenakan masker hitam.

Ketidakseragaman mereka hadir dengan penjelasan yang kuat. Melansir laman Vogue, Selasa, 3 Agustus 2021, Hoyle, McDowald, dan Ramirez memakai masker pink sebagai simbol "protes yang direncanakan" terhadap Alen Hadzic, atlet yang tengah diselidiki atas kasus dugaan kekerasan seksual.

Warna masker itu dimaksudkan sebagai pernyataan solidaritas mereka pada para penyintas kekerasan seksual, sekaligus mengutuk pilihan komite Olimpiade karena mengizinkan Hadzic bertanding. "Mereka memutuskan untuk membuat pernyataan bahwa mereka tidak mendukung ia berada di sana," kata seorang sumber pada BuzzFeed News.

"Para atlet anggar pria ini ingin menegaskan bahwa mereka tidak mendukung serangan seksual atau pelecehan terhadap perempuan," imbuhnya.

Hadzic dituduh melakukan pelecehan seksual pada tiga wanita antara tahun 2013 dan 2015. Atlet tersebut menyangkal tuduhan itu dan berhasil mengajukan banding atas skors yang membuatnya tidak masuk tim AS, lapor NPR.

Ketika Hadzic pertama kali dipilih untuk tim anggar putra Olimpiade sebagai pengganti, enam pemain anggar wanita maju dan mendesak komite Olimpiade untuk mempertimbangkan kembali partisipasinya. "Kami sangat prihatin dengan dampak potensi kehadiran Hadzic pada atlet Tim USA lain," tulis mereka.

Meski Hadzic akhirnya berhasil mencapai Olimpiade Tokyo 2020 akhir pekan ini, ia terpisah dari para atlet Olimpiade lain. Ia tinggal di hotel alih-alih desa Olimpiade sebagai bagian dari "rencana keselamatan." New York Times melaporkan bahwa di juga terbang ke Tokyo secara terpisah dari anggota tim yang lain.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pro Kontra di Kalangan Atlet Anggar

Meski teal adalah warna resmi untuk kesadaran penyerangan seksual, pilihan tim AS memakai masker pink tidak sepenuhnya "keluar lapangan." Pink sering dikatakan mewakili feminitas, kasih sayang, dan kebaikan.

Namun, reaksi terhadap pernyataan gaya ketiga atlet ini memicu beragam reaksi. Ibtihaj Muhammad, peraih medali Olimpiade dan pemain anggar AS, memuji pernyataan itu dengan menulis di Twitter, "Salut untuk tim karena sudah bersikap.”

Sementara yang lain menyebut gerakan memakai masker sebagai aktivisme performatif. Jackie Dubrovich, anggota tim anggar Olimpiade AS, menulis di Instagram bahwa orang-orang dan sistem yang "mengaktifkan dan melindungi pemangsa yang kejam tidak dimintai pertanggungjawaban…. Aktivisme performatif tidak membahas masalah yang ada di sini. Atlet wanita tidak dilindungi dan keselamatan kami dianggap tidak penting.”

3 dari 4 halaman

Bukan Rahasia Lagi

Hadzic mengatakan pada USA Today bahwa ia telah mengkonfrontasi rekan satu timnya atas protes masker. "Mereka tidak pernah menanyakan sisi cerita saya," kata Hadzic.

"Mereka tidak pernah meminta bukti atau menanyakan bagaimana perasaan saya. Saya hanya memberi tahu (Hoyle) saya terus terang malu jadi rekan setimnya," ucapnya. Tiga rekan satu timnya belum secara terbuka mengomentari tampilan tersebut.

Keluhan tentang dugaan perilaku Hadzic bukan rahasia lagi di komunitas anggar. Hasil wawancara dengan 30 pemain anggar dan pejabat AS saat ini dan mantan atlet, termasuk tiga perempuan yang secara resmi menuduh Hadzic lakukan pelecehan seksual, serta sejumlah dokumen yang diperoleh BuzzFeed News menunjukkan pola dugaan pelecehan seksual dan perilaku kekerasan.

Buktinya bahkan mengarah ke tahun 2010 ketika ia adalah mahasiswa tahun pertama di Columbia University.

4 dari 4 halaman

Infografis Olimpiade Tokyo 2020

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.