Sukses

6 Minuman Hangat Khas Nusantara, Cocok Diminum Saat Musim Hujan

Tidak harus melulu kopi, teh atau cokelat panas, ada banyak minuman hangat khas Indonesia yang menyehatkan.

Liputan6.com, Jakarta - Menikmati minuman hangat bisa jadi pilihan tepat karena belakangan ini sebagian besar wilayah di Indonesia cukup sering diguyur hujan. Suhu udara lebih sering dingin dan tak jarang cuaca ini seperti ini membuat kita gampang sakit seperti flu, pilek, demam, dan masuk angin.

Tentu kita tak ingin daya tahan tubuh menurun di masa pandemi ini. Salah satu cara untuk melindungii diri dari hujan yang mengguyur deras hampir setiap hari adalah menyeruput minuman hangat, baik yang modern maupun racikan resep tradisional.

Beberapa daerah Indonesia juga memiliki minuman khas masing-masing. Minuman hangat yang tersedia tidak harus melulu kopi, teh atau cokelat panas. Dilansir dari beragam sumber minuman hangat khas Nusantara yang dapat menghangatkan tubuh di musim hujan seperti sekarang ini.

1. Bandrek

Minuman tradisional dari Jawa Barat ini banyak digemari dan sangat disukai masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi karena, racikan ragam rempah yang dapat menghangatkan tubuh. Selain mampu menghangatkan tubuh, bandrek juga dikenal sebagai minuman yang menyehatkan.

Kandungan jahe dan rempah di dalamnya mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Bandrek juga dipercaya bisa sebagai mencegah perut kembung, mengatasi masuk angin, dan mencegah radang.

2. Bajigur

Bajigur merupakan minuman tradisional yang sudah dikenal hingga penjuru Indonesia.Minuman yang juga berasal dari Jawa Barat ini umumnya terbuat dari kopi, gula aren dan santan.

Proses pembuatannya cukup sederhana. Pertama, kopi dicampurkan dengan garam, gula aren dan juga santan, lalu diaduk hingga merata. Campuran tersebut dimasak dengan api kecil sambil diaduk hingga mendidih.

Bajigur dapat menghangatkan badan, terlebih yang sedang terkena flu. Namun sebaiknya diminum saat masih hangat agar khasiatnya tidak hilang. Tidak hanya flu, bajigur diyakini juga dapat mencegah obesitas, mencegah kanker, sampai mempercantik kulit.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Wedang Uwuh

Wedang uwuh merupakan salah satu minuman tradisional yang kerap digunakan dalam pengobatan tradisional. Wedang uwuh ini dalam Bahasa Jawa memiliki arti yang unik, yakni wedang berarti “minuman” dan uwuh berarti “sampah alias ‘minuman sampah’.

Dinamakan wedang uwuh karena penampilannya setelah diseduh atau direbus dengan air akan terlihat berantakan, seperti sisa atau sampah rempah. Wedang uwuh biasanya dibuat menggunakan tanaman herbal seperti jahe. Selain jahe, ditambahkan juga kayu secang, cengkeh, kayu manis, pala, serai, kapulaga, dan gula batu atau gula pasir.

Jahe dan kapulaga pada wedang uwuh, dapat memberikan sensasi hangat di tubuh sehingga minuman ini cocok diminum pada saat hujan atau saat santai di sore hari.

Meski dijuluki ‘minuman sampah’, wedang uwuh mempunyai segudang manfaat untuk tubuh. Minuman ini diyakini bisa mengobati penyakit seperti batuk, masuk angin, perut kembung, pegal linu dan menyegarkan badan.

4. Sarabba

Sarabba memang tidak sepopuler wedang jahe khas Jawa tapi khasiatnya tak kalah menarik. Racikan jahe, santan, gula aren dan kuning telur kampung ini diyakini bisa menambah stamina.

Di Sulawesi Selatan khususnya daerah Bugis, penduduknya kerap menikmati sarabba sebagai minuman penghangat tubuh sekaligus penambah stamina. Penjual sarabba bisa ditemui dengan mudah di kawasan Makassar, biasanya minuman ini dinikmati saat malam atau saat cuaca dingin di musim hujan. Menariknya Sarabba juga dapat dijadikan minuman hangat saat sarapan di pagi hari.

3 dari 4 halaman

5. Bir Pletok

Bir Pletok adalah salah satu minuman tradisional khas Betawi yang mempunyai beragam manfaat. Meski menyandang kata 'bir', minuman ini sama sekali tidak mengandung alkohol bahkan menyehatkan.

Bir pletok umumnya terbuat dari lada, jahe, dan kulit kayu secang. Kulit kayu secang inilah yang membuat bir pletok berwarna merah. Minuman ini awalnya diracik karena dulu banyak orang Betawi yang melihat kebiasaan warga Belanda di Indonesia. Warga Belanda selalu mengonsumsi wine di dalam sebuah perayaan.

Karena itu, orang Betawi juga ingin mengonsumsi minuman serupa saat ada perayaan khusus tapi tanpa ada unsur alkohol. Kata 'pletok' sendiri diambil dari bunyi 'pletok' saat orang Belanda membuka tutup botol wine. Penggabungan kata bir dan pletok menjadi nama dari racikan minuman herbal tersebut. Bir pletok terasa segar diminum dalam keadaan dingin maupun hangat.

6. Angsle

Angsle merupakan wedang khas Malang, Jawa Timur. Minuman ini biasanya terbuat dari air yang direbus bersama jahe, serai, dan gula Jawa. Konon, kuah angsle dibuat hanya dengan menggunakan daun pandan, vanili, dan santan. Jahe tidak dimasukkan karena dianggap akan mengubah rasa. Tapi, karena diberi label “wedang”, kuah angsle pun ditambahkan dengan jahe.

Manfaat dari Wedang Angsle yaitu untuk mencegah dan mengobati batuk, masuk angin, melancarkan pencernakan, bahkan baik juga untuk mencegah penyakit kanker.  (Melia Setiawati)

4 dari 4 halaman

Poin-Poin Penting Usulan RUU Larangan Minuman Beralkohol

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.