Sukses

Kenapa Buah Labu Identik dengan Perayaan Halloween?

Saat imigran Irlandia pindah ke Amerika Serikat, mereka mulai mengukir labu saat menyambut Halloween.

Liputan6.com, Jakarta -  Halloween dirayakan pada akhir Oktober setiap tahunnya. Saat Hallowen, biasanya orang akan mengenakan pakaian unik atau menyeramkan dengan tema pilihan masing-masing. 

Dari setiap perayaan, ada satu hal yang tak pernah luput, yaitu lentera yang terbuat dari labu atau lebih dikenal dengan Jack-o'-lantern. Biasanya, buah berwarna oranye ini dilukis menyerupai bentuk wajah menyeramkan dan dijadikan lentera agar tampilannya kian menambah nuansa mencekam.

Tapi, tahukah Anda menapa perayaan Halloween identik dengan lentera berbentuk labu? Dilansir dari laman about.com, Jumat, 30 Oktober 2020, penggunaan labu itu sendiri berasal dari mitos Irlandia tentang Jack O’Latern atau Stingy Jack.

Jack O'Lantern adalah legenda yang punya beragam versi di seluruh dunia. Salah satunya, Jack dikisahkan sebagai pria cerdik yang selalu berhasil mengelabui iblis.

Suatu hari, Jack meminta iblis berjanji padanya agar saat meninggal kelak ia tak dimasukkan ke dalam neraka. Namun, setelah Jack meninggal, Tuhan memasukkannya ke neraka.

Sementara itu, di neraka ada iblis yang berjanji tak akan menerima Jack. Jadi, Jack dijatuhi hukuman berkeliaran di bumi untuk selama-lamanya.

Jack mengembara di dunia dengan bekal api menyala dan melewati jalan-jalan. Legenda ini semakin populer dan menjadikan Jack O'Lantern sebagai bagian dari Halloween, festival untuk orang-orang mati di abad 17.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jiwa-Jiwa yang Berkeliaran

Di Irlandia, orang mulai mengukir wajah iblis dari lobak atau kentang untuk menakut-nakuti jiwa Jack yang mengembara. Saat imigran Irlandia pindah ke Amerika Serikat, mereka mulai mengukir Jack O’ Lantern dari labu karena merupakan tanaman asli daerah tersebut.

Tradisi itu kemudian populer sampai saat ini dan menjadikan labu sebagai buah yang identik dengan Halloween. Perayaan Halloween juga didasarkan pada festival Celtic Samhain, peringatan di Inggris dan Irlandia yang menandai akhir musim panas dan awal tahun baru pada 1 November.

Mereka meyakini bahwa selama Samhain, jiwa orang-orang yang telah meninggal tahun itu melakukan perjalanan ke dunia lain dan jiwa-jiwa lain akan kembali mengunjungi rumah mereka. Pada abad ke-8, Gereja Katolik Roma memindahkan All Saints 'Day, hari perayaan orang-orang kudus gereja, ke 1 November.

Ini berarti Malam All Hallows atau Halloween jatuh pada 31 Oktober. Tradisi dari Samhain tetap ada, seperti mengenakan penyamaran untuk menyembunyikan diri dari jiwa-jiwa yang berkeliaran di sekitar rumah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.