Sukses

Tanggapan Trinity soal Permintaan Maaf Pihak Bandara Soetta

Travel blogger Trinity Traveler sempat mendapat pengalaman kurang menyenangkan sesaat tiba di Indonesia usai dari Turki.

Liputan6.com, Jakarta - Travel blogger Trinity Traveler berbagi cerita melalui akun Twitter pribadi terkait pengalaman tidak menyenangkan yang ia dapatkan usai pelesir ke Turki. Kejadian ini dialaminya sesaat setelah mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Sabtu, 26 September 2020.

Trinity mengungkapkan, begitu mendarat ia mendengar suara orang-orang yang berteriak menyuruh penumpang ke arah kanan untuk duduk dalam bahasa Indonesia. Tak ada informasi tertulis juga verbal soal apa yang harus dilakukan penumpang.

"Waktu itu baru sampai kan aku hari Sabtu malam, aku nge-tweet baru sampai CGK T3 dan sangat sedih dengan penanganan Satgas Covid karena it's humiliating. Thread-nya kapan-kapan kalau sudah sampai rumah, bangun, dan sebagainya," kata Trinity saat dihubungi Liputan6.com, Senin (28/9/2020).

Trinity menyampaikan, pihak Angkasa Pura telah menghubunginya pada Minggu, 27 September 2020 dan bertanya duduk persoalannya. Hal tersebut juga dibarengi dengan permohonan maaf kepada sang travel blogger sebelum thread yang berisi unek-uneknya viral.

"Sudah nelepon sih, memang aku ada orang yang aku kenal di Angkasa Pura terus dia telepon, 'mohon maaf atas kejadiannya kami akan memperbaiki'. Diteleponnya kemarin dan tanya 'Ada apa, Mbak kalau boleh tahu?' terus aku cerita. Ya sudah entar saja, aku mau bikin thread kok. (Minta maaf) malah justru sebelum viral," lanjutnya.

Trinity Traveler menambahkan, awalnya ia tidak mengetahui jika masuk ke Indonesia harus memakai surat dengan tes PCR. "Jadi waktu sebelum pulang, waktu masih di Turki, aku memang browsing tapi informasinya enggak jelas dari mana dan dari kementerian apa," lanjutnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Ada Arahan yang Jelas

Dikatakan Trinity, jika ketika ia ke luar negeri, untuk masuk negara tersebut pasti merujuk ke situs pariwisata negara tujuan. Namun, tidak dengan situs pariwisata Indonesia yang tidak ada keterangan langsung terkait peraturan masuk ke Tanah Air dalam bahasa Inggris.

"Aku browsing berdasarkan syarat masuk ke Indonesia dan dapatnya dari berita media online. Baru aku lihat caranya," lanjutnya.

Sang travel blogger juga menjelaskan, ketika pesawat akan mendarat, penumpang akan dibagikan kartu kuning atau kartu kesehatan juga custom. Besar harapnya agar ada kerja sama antara Indonesia dan maskapai penerbangan dengan mengumumkan cara masuk ke Indonesia atau disertakan di kartu kuning tersebut.

"Begitu kita keluar mendarat sampai di terminal juga enggak ada tulisan apapun bahwa habis ini kita harus ngapain jalurnya ke mana yang ada begitu keluar dibentak-bentak," kata Trinity.

"Sudah 12 jam penerbangan overnight dibentak-bentak ada orang yang bagi-bagiin lagi kertas yang enggak tahu lagi yang berbeda dari kertas kuning "klirens kesehatan"," terangnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.