Sukses

Penata Rambut Kucing-kucingan Buka Layanan Salon Saat Lockdown di Inggris

Salon menjadi salah satu usaha yang wajib ditutup selama lockdown di Inggris diberlakukan.

Liputan6.com, Jakarta - Bila di Indonesia terjadi kasus penyelundupan orang mudik, lain halnya di Inggris. Saat lockdown diberlakukan, sejumlah penata rambut melanggar aturan dengan tetap menyediakan layanan bagi konsumennya secara sembunyi-sembunyi.

Para penata rambut kedapatan mengiklankan jasa mereka di berbagai platform. Untuk menarik hati pelanggan, beberapa menawarkan harga diskon, lainnya bahkan mencantumkan latar belakang belajar di salon ternama di Pusat London.

Meski dianggap melanggar aturan lockdown, para penata rambut itu tak merasa bertindak berbahaya. Salah satu yang namanya tak mau disebut mengatakan ia selalu memakai masker dan sarung tangan saat melayani pelanggan, sementara para klien mencuci tangannya lebih dulu dan menggunakan hand sanitiser ketika datang ke salon.

"Aku punya salon rumah, dan aku tak masuk kualifikasi mendapatkan bantuan pemerintah sehingga aku harus mencari uang sendiri," ujarnya kepaada The Sun, Selasa, 5 Mei 2020.

Bak gayung bersambut, keinginannya mendapat uang sejalan dengan tawaran dari para pelanggannya. "Beberapa klienku mengirim pesan bertanya apakah aku masih membuka salon, sehingga aku pikir 'kenapa tidak?'"

Meski buka, ia mengaku layanan yang diberikannya terbatas pada potong rambut dan mengecat ulang rambut. Untuk itu, ia menyebut pelanggan hanya menghabiskan waktu sejam hingga dua jam saja di salon. 

"Aku tahu ini melanggar aturan, tapi aku sudah mengambil langkah pencegahan dan memastikan semuanya bersih dan didisinfeksi sehingga aku tak melihat ini bahaya," kata penata rambut itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Memperbaiki Mood Pelanggan

Ia menyatakan pelanggannya merasa lebih baik setelah mendapatkan layanan salon. "Jadi aku pikir aku menyediakan layanan yang penting," kata dia.

Penata rambut yang masih berstatus magang, John (23), juga mengungkapkan hal yang sama. Namun, ia memiliki cara berbeda untuk melakukannya. Ia mendatangi konsumen yang mau dipotong rambutnya ke rumah pelanggan dan melayaninya secara gratis.

"Saya membantu beberapa lansia yang tidak bisa melakukannya sendiri. Saya mencuci tangan dan mengenakan masker wajah sehingga saya pikir saya tak menimbulkan risiko pada orang lain."

Sementara, penata rambut lain yang berbasis di London Barat berkelakar bahwa perempuan-perempuan kaya tidak akan meninggalkan rumah untuk mengajak anjing mereka jalan-jalan tanpa rambut diblow sempurna. "Saya menghasilkan sedikit uang," katanya.

Layanan salon di Inggris diklasifikasi sebagai usaha yang tidak esensial sehingga wajib ditutup sejak Maret 2020. Meski begitu, warga Inggris akan sangat senang bila pemerintah mengizinkan salon dibuka, terutama bila mereka menghadapi bencana saat potong rambut sendiri di rumah.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini