Sukses

Inspirasi Memilih Ide Cerita Mendongeng untuk Buah Hati

Liputan6.com, Jakarta - Mendongeng ternyata menghadirkan beragam manfaat dalam tumbuh kembang anak. Sebut saja memperkuat imajinasi, mempererat ikatan anak dan orangtua, hingga mengaktifkan semua bagian otak anak saat mendengar dongeng.

Herbowo Soetomenggolo, dokter spesialis syaraf anak menyebut saat mendongeng, ada hormon-hormon yang dilepaskan seperti dopamine, kortisol, dan oksitosin. Ketiganya mengatur perubahan emosi, kewaspadaan, empati, juga anak dapat mengingat alur cerita.

"Prinsip stimulasi terbaik adalah stimulasi dua arah. Penambahan sentuhan sangat berpengaruh pada bagian otak, emosi, dan memori. Mendongeng sangat penting secara medis dalam hubungan kemampuan literasi dan kognitif," kata Herbowo di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Namun tak dapat dipungkiri, terkadang orangtua kewalahan untuk mencari ide menarik dongeng yang akan disampaikan ke anak. Terkait hal ini, Mochamad Ariyo Faridh Zidni, pendiri komunitas Ayo Dongeng Indonesia, berbagi inspirasi cerita.

"Ada istilah spend of attention, ketertarikan usia tertentu dan itu berpengaruh pada fokus tertentu dari anak-anak di usia tersebut untuk menikmati sesuatu. Biasanya dongeng untuk anak-anak balita cerita-cerita masih imajinatif," kata Ariyo pada kesempatan yang sama.

Pria yang akrab disapa Aio ini juga menyampaikan, anak balita juga dapat diberi cerita mengenai binatang-binatang, personifikasi benda-benda mati yang bisa bicara atau hidup, serta petualangan anak seusia mereka dengan topik-topik yang sederhana.

"Kalau di atas itu sampai usia SD biasanya cerita rakyat, petualangan, cerita daerah. Di atas itu masuk ke cerita-cerita yang agak real tentang petualangan, detektif, cerita tentang anak usia itu yang sudah ada misi-misinya tapi kebanyakan memang real," tambahnya.

Ketika anak memasuki SMP hingga SMA dapat menghadirkan cerita roman. Di atas usia sekolah, sudah mengarah kepada ide cerita yang menginspirasi seperti from zero to hero.

"Yang lebih seru kalau memandang cerita nggak ada salah dan benarnya tapi memang orangtua harus banyak mendengarkan. Jadi, kalau pas mendongeng, dilihat dan didengarkan anak-anaknya, anaknya suka cerita ini atau mengikuti cerita ini atau nggak," ungkap Ariyo.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Metode Mendongeng

Dalam mendongeng, Ariyo menuturkan, setiap metode atau teknik mendongeng memiliki objektif spesifik tersendiri. Namun ada pula yang memang tidak bisa didapatkan seperti membaca cerita atau istilahnya read aloud.

"Read aloud ada dua yang bisa didapat satu menumbuhkan kegemaran anak untuk membaca sama menemukan kemampuan anak," jelas Ariyo.

Metode ini tentu berbeda dengan mendongeng tanpa membaca. Namun memang disarankan oleh psikolog, ketika mendongeng sembari membacakan dan tulisannya lantas ditunjuk.

"Jadi anak akan belajar dari mendengar dan melihat kata-kata yang dibaca tahunya itu gambar kemudian mereka akan mengasosiasikan gambar dilihat bentuknya sama suaranya dan lama-lama familier dengan itu dan bisa baca," tambahnya.

Penting untuk orangtua ketika membacakan cerita, menyebut kepada anak mendapat cerita dari buku tertentu. Langkah ini membuat anak mengasosiasikan cerita seru itu dengan buku.

"Mereka nggak takut untuk mulai membaca atau berkegiatan sama buku," tutup Ariyo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.