Sukses

Bekraf Akan Terus Dukung Musik Klasik Hingga Mandiri

Badan Ekonomi Kreatif RI akan terus mendukung kegiatan bagi musik klasik hingga menjadi mandiri.

Liputan6.com, Jakarta Konser orkesta Jakarta City Philharmonic kembali digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki pada Kamis (16/5/2018). Ini menjadi konser musik klasik kedua yang digelar dalam agenda Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Dewan Kesenian Jakata (DKJ) pada 2018 dengan mengangkat tema Tirta.

Bekraf sendiri khususnya divisi musik terus mengupayakan dukungan terhadap industri musik, khususnya musik klasik.

Feriandy selaku Direktorat Pengembangan Pasar Dalam Negeri Bekraf ketika ditemui Liputan6.com pada Kamis (16/5/2018) menuturkan bahwa Bekraf berupaya untuk meningkatkan awareness bagi masyarakat tentang keberadaan musik klasik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mendidik para pelaku musik klasik

"Kami mendukung para pelaku seni yang tampil, difasilitasi oleh Dewan Kesenian Jakarta. Setiap edisi itu kita free untuk para penonton. Sehingga membangun kebiasaan untuk membangkitkan musik-musik klasik ini yang ke depannya kami berharap semakin berkembang. Dengan kemajuan kerja sama yang semakin meningkat dari Bekraf dan DKJ yang pada akhirnya mereka bisa bergulir sendiri. Bisa membangun musik di Indonesia, khususnya musik klasik," ujar Feriandy.

Saat ini Bekraf dan asosiasi musik seperti DKJ terus memperkenalkan musik klasik kepada masyarakat. Untuk itu, Bekraf mendukung penuh konser musik klasik seperti ini sehingga penonton yang hadir tidak berbayar. Nantinya, Bekraf akan mengurangi fasilitas pendanaan yang diberikan kepada asosiasi musik klasik. Di mana asosiasi musik klasik akan memberlakukan tiket berbayar pada setiap penonton. Sehingga mereka bisa belajar menghidupi dan memproduksi musik klasik secara mandiri.

 

3 dari 3 halaman

Mendidik penikmat musik klasik

Tidak hanya mengajarkan asosiasi musik untuk menjadi mandiri, Feriandy menuturkan bahwa berlakunya tiket berbayar ini juga mendidik penonton untuk menghargai musik klasik dan para pelakunya. Feriandy pun mengakui bahwa sistem tiket berbayar ini akan membuat penonton menjadi sedikit berkurang. Namun ini menjadi bagian dari sistem seleksi bagi penikmat musik.

Menurutnya, jika orang sudah diperkenalkan musik klasik dan mampu menikmatinya dengan baik, tidak akan jadi masalah jika pada akhirnya harus diberlakukan sistem tiket berbayar. Sehingga para pelaku musiknya sendiri mampu bertindak secara profesional dan menyajikan karya terbaik yang diminati oleh para pecinta musik klasik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.