Sukses

Pria Ini Ungkap Keputusan Keluar dari Pekerjaan untuk Traveling

Sebuah tren yang tengah berkembang di masyarakat adalah keputusan keluar dari pekerjaan untuk traveling. Coba pikir 2 kali dan ini alasannya

Liputan6.com, Jakarta Semenjak tren traveling mulai menjamur, khususnya di kaum urban, ungkapan bahwa "keluar dari pekerjaanmu dan traveling" pun turut muncul. Mungkin ada beberapa orang yang terpengaruh akan hal tersebut, sehingga mereka meninggalkan pekerjaan dan jabatan lama untuk memulai hidup yang baru.

Namun, ternyata ada pandangan lain yang menganggap keputusan tersebut sebagi sebuah kekeliruan, seperti yang ungkapkan Eksekutif dan Pelatih Karir untuk Pemimpin Teknologi, Ravi Raman. Ia menceritakan pengalamannya saat mengambil keputusan tersebut, traveling, dan berakhir pada sebuah penyesalan.

Tulisan tersebut disampaikannya untuk memberi himbauan pada orang-orang yang mengambil keputusan besar keluar dari pekerjaan untuk traveling tanpa memikirkan dampak yang akan dihadapi. Seperti dilansir dari Huffingtonpost.com pada Sabtu (2/7/2016), Liputan6.com merangkum beberapa pandangan yang keliru pada tren yang tengah berkembang saat ini tersebut.

1. Keputusan tersebut tidak murah

Ia menceritakan ketidakyakinannya pada berapa besar biaya yang harus dikeluarkan bersama istrinya untuk melakukan perjalanan nekatnya pada tahun 2014. Selama enam bulan di berbagai negara dan enam bulan berikutnya berada di Ameria, ia memprediksi sudah menghabiskan anggaran hingga 60 ribu dolar AS atau sekitar Rp 789 juta.

Jika Anda mungkin berpikir bahwa itu masuk akal untuk menghabiskan banyak uang untuk perjalanan dua orang, bisa dikatakan hal tersebut keliru. Ravi mengatakan bahwa saat itu berpikir untuk mengejar kesempatan sekali seumur hidup dan mengoptimalkan pengalaman tanpa pertimbangan prioritas.

2. Kepanikan akan melanda

Ravi menceritakan pengalaman temannya yang mengambil keputusan serupa, tetapi pembedanya sahabatnya tersebut hanya mengambil cuti selama seminggu untuk keluar dari kepenatan. Ravi pun mengakui bahwa minggu-minggu awal ia merasa sangat santai dengan kondisi hidup barunya. Namun, ia mulai timbul penyesalan karena merasa memilih keputusan yang salah walaupun jika dilihat saham dan asetnya cukup untuk hidup.

Malah tak hanya pekerjaan yang ditinggalkan, kolega yang dikenalnya juga tak mengerti preferensi pola pikir Ravi dalam mengambil keputusan nekat tersebut. Sampai pada titik di mana ia mulai panik karena ide kreatifnya tidak muncul. Dalam mengambil keputusan, Ravi hanya menegaskan untuk berpikiran terbuka pada setiap keputusan dan jangan sampai hilang harapan.
 
3. Semua orang akan sibuk

Ketika memilih untuk keluar dari pekerjaan dan bepergian, Anda akan melihat bahwa orang lain akan tetap berkarir di tempat mereka bekerja. Anda pun mulai merasa bahwa pola hidup mulai jadwal bekerja akan berubah total sehingga yang terlihat hanya orang-orang disekitar yang tengah sibuk. Ravi menyarankan berusahalah untuk nyaman dan menghabiskan waktu dengan diri sendiri. Jika Anda adalah orang yang mengambil keputusan tersebut cobalah menikmatinya dengan damai dan tenang. Selain itu, gunakan petualangan independen Anda sebagai kesempatan untuk belajar kembali sambil menikmati waktu istirahat dari rutinitas normal.
 
4. Anda mungkin akan sulit untuk menemukan teman yang baik

Anda mungkin akan bertemu dengan banyak orang di awal perjalanan tersebut. Namun, pertemanan yang terjalin hanya sebatas periode waktu tempat di mana Anda tinggal. Jika mencari sahabat seumur hidup, mungkin akan sangat sulit karena membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk membentuknya. Anda mungkin orang yang mudah untuk beradaptasi dengan orang-orang baru, tetapi ada masanya di mana koneksi lama didambakan kembali.

Ravi pun menyarankan untuk membiasakan mudah dekat dengan orang-orang dan berani menyapa. Ingatlah bahwa setiap orang bebas untuk memilih kepada siapa cerita tersebut dibagi.
 
5. Perjalanan akan menjadi pekerjaan

Apakah mungkin Anda hanya bersantai di pantai atau berjalan-jalan di gunung tanpa ada pekerjaan selama berminggu-minggu? Bahkan Anda tetap harus memiliki pekerjaan meskipun sedang melakukan perjalanan panjang tersebut baik untuk bertahan hidup sampai mengembangkan kemampuan diri sendiri. Anda sendiri mungkin bisa mulai melihat peluang pekerjaan dari wisata yang dilakukan.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.