Sukses

Divonis Mati Setelah Lahir, Bayi Tanpa Otak Kini Berusia 2 Tahun

Aaron Murray, bayi yang dilahirkan tanpa otak sempurna kini berusia 2 tahun, padahal ia sempat divonis meninggal sesaat setelah dilahirkan.

Liputan6.com, Jakarta Aaron Murray, bayi yang dilahirkan tanpa otak yang sempurna, kini telah berusia 2 tahun. Padahal sebelumnya, bayi dari Emma Murray (24) itu divonis meninggal sesaat setelah dia dilahirkan.

Ketika baru saja melahirkan, Emma diberitahu bahwa Aaron mengalami kondisi kesehatan yang sangat jarang terjadi yakni holoprosensefali. Kelainan itu menyebabkan Aaron hanya memiliki batang otak tetapi bukan otak secara keseluruhan. Kondisi itu memungkinan Aaron hanya bisa bernapas dan bergerak tetapi tidak dapat berpikir selayaknya manusia normal.

Saat itu, Emma disarankan untuk mengundang seluruh anggota keluarganya untuk menjenguk Aaron. Sebab, bayi itu diprediksi tidak akan hidup lebih lama lagi.

Namun, saat ini, Aaron yang berusia lebih dari dua tahun itu bukan hanya hidup tetapi juga menikmati tertawa dan bertepuk tangan dengan kakaknya, Jack yang berusia tiga tahun.

“Ketika Aaron lahir, dokter mengatakan kepadaku bahwa anak ini tidak akan bertahan hidup, mungkin ia hanya bertahan tiga menit, tiga jam, atau tiga hari. Dokter bilang, jika ada organ yang gagal bertumbuh, mungkin mereka bisa menumbuhkannya, tetapi tidak untuk otak,” ujar Emma, seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (29/10/2015).

Namun, Aaron kecil membuktikan ia adalah pejuang yang sesungguhnya. Ia mampu melewati masa-masa kritis dan menjelma menjadi balita yang menggemaskan.

Aaron lahir pada Maret 2013 di RS WIshaw, Lanarkshire, Skotlandia pada tengah malam. Setelah lahir ia langsung dilarikan ke neonatal unit. Saat itu kepalanya sangat besar. Dari pemindaian otak, terlihat bahwa otak Aaron yang berkembang hanyalah batang otaknya.

Tiga jam kemudian, dokter hanya memberikannya pengobatan paliatif. Pengobatan itu hanya diberikan kepada mereka yang sudah tidak memiliki harapan hidup.

Kondisi Aaron yang mengalami holoprosensefali hanya dialami kira-kira dua dari 10.000 kelahiran. Kondisi ini bisa jadi ringan atau parah, tergantung kasusnya. Namun, kebanyakan bayi yang menderitanya meninggal sebelum dilahirkan.

Kondisi ini berbeda pada Aaron yang ternyata semakin membaik beberapa jam setelah dilahirkan. Ia pun mampu bernapas tanpa bantuan alat napas. Organ dalamnya bisa bekerja, maka ia bisa bernapas, mendengar, dan melihat. Hal itu menjadi anugerah terindah bagi Emma. (Uno/Ibo)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini