Sukses

Sisi Gelap Travelling yang Tidak Anda Ketahui dari Instagram

Selama ini media sosial mengagungkan travelling. Siapa sangka, ada juga sisi buruk yang didatangkan.

Liputan6.com, Jakarta Melihat foto-foto Instagram kawan kita berpose di depan lansekap mengagumkan, atau tersenyum lebar di tengah lingkungan yang asing namun indah, mau tidak mau kita akui bahwa hal-hal itu membuat iri. Namun menurut riset yang dilakukan belakangan ini, kehidupan seorang traveler tidaklah seindah yang ditampilkan di media sosial.

Pernahkah Anda membaca mengenai insomnia karena kecemasan sebelum penerbangan, atau rasa tidak sinkron dengan keluarga di rumah oleh teman Anda yang suka travelling? Topik ini memicu perdebatan dalam sebuah paper dari Universitas Surrey.

“Menarik bagaimana isu-isu tertentu tidak dibahas (di media sosial),” ungkap Stefan Gossling, salah satu pengarangnya pada Huffington Post. Sambungnya, “Di Facebook, tidak ada ulasan mengenai hal tersebut berkaitan dengan travel.

Paper tersebut mengumpulkan berbagai studi mengenai masalah yang dialami mereka yang sering travelling. Secara medis, mereka yang sering bepergian beresiko tinggi akan paparan radiasi dan jet lag parah, sementara studi lainnya menunjukkan orangtua yang sering bepergian memiliki hubungan yang kurang terbuka dengan anak-anak mereka.

Studi lainnya membuktikan backpackers memiliki isu dalam pertalian hubungan dengan orang-orang karena mereka kerap terekspos lingkungan baru. Anda pasti tidak mengetahui itu lewat Instagram.

Jaringan sosial mengakibatkan kita mambangun identitas dari berapa banyak kita travelling, menurut Gossling. Contohnya, Facebook memiliki fitur peta untuk tempat yang pernah kita kunjungi. Check in, status update, dan unggah foto kian mengagungkan travelling.

“Kita selalu membahas sisi baik travelling, bagaimana itu mendekatkan orang-orang. Namun, masalah yang ada juga perlu didiskusikan.” Tutup Gossling. Tentu saja, travelling memiliki banyak keuntungan dan mendatangkan hal baik, namun tidak selamanya semua berjalan lancar, dan terlalu banyak travelling bisa berakibat buruk pada kesehatan tubuh dan mental.

Sehingga, kembali lagi ke prinsip keseimbangan, yang berlebihan ataupun kekuranganselalu tidak baik.

(ikr)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini