Liputan6.com, Jakarta - Pendakwah Ustadz Abdul Somad alias UAS mengisahkan seseorang yang sholeh dan taat atas perintah Allah SWT. Dia rajin sholat, zakatnya penuh, sedekahnya tak terhitung, tak pernah menyinggung orang lain, tapi ternyata setelah meninggal dia hisabnya lama sekali saat di Padang Mahsyar hari Kiamat.
Untuk mengulik apa penyebab dia dihisab lebih lama, dilihatlah catatan amalnya. Ternyata tidak ada dosa yang membunuh orang, tidak pula menyakiti hati orang, malah dia santun dan selalu tersenyum.
Ternyata penyebab hisabnya lebih lama terkuak setelah orang sholeh itu menghadiri suatu undangan. Dia makan daging kambing dan bekas kunyahannya tersangkut di gigi. Ia mencoba cari cara tapi dagingnya masih ada yang menyelip.
Advertisement
Baca Juga
Singkat cerita, dia pulanglah ke rumah. Di perjalanan, orang tersebut mengambil kayu ranting kecil, lalu kayu tersebut digunakan untuk mencongkelkan sisa daging yang menyangkut dicelah gigi. Akhirnya terlepas lah sisa kunyahan daging itu. Setelah itu da pulang tanpa beban.
“Ternyata yang membuat hisab itu lama di hadapan Allah SWT bukan karena tidak bersedekah, bukan karena tidak sholat, bukan karena tidak puasa, tapi ternyata satu ranting yang terambil tanpa izin yang punya pun membuat hisab itu lama,” tutur UAS sebagaimana kisahnya termaktub dalam kitab Al Risalah Al Qusyairiyah, dikutip dari YouTube Dunia-Akhirat, Sabtu (22/9/2024).
“Kalau lah satu ranting membuat hisab seseorang lama, lalu bagaimana dengan orang yang sengaja memotong, mengambil, menggarap, menghabisi, kemudian menganggap cukup tertebus dengan umrah, dengan munajat di pintu Ka’bah. Begitu banyak yang membuat kita ada sangkutan di Padang Mahsyar,” kata UAS.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Pesan Sahabat kepada Tabi’in
Setelah membaca kisah ini, UAS mengaku lama terduduk dan termenung. Ia tak pernah terpikir memikirkan nasib orang lain, tapi yang ada dalam pikirannya bagaimana nasibnya di hadapan Allah SWT kelak.
“Sudah berapa ranting kayu orang yang tertarik oleh tangan kita? Dan kita tidak merasa itu berdosa. Agaknya itulah pesan dari sahabat nabi kepada tabi’in,” kata UAS.
UAS mengungkapkan pesan dari sahabat nabi kepada tabi'in. “Beda kami dengan kamu adalah kami orang yang hidup bersama Nabi SAW, sholat kami sama dengan kamu, puasa kamis sama dengan puasa kamu, sedekah kami sama dengan sedekah kamu, AlQur’an kami sama dengan Al-Qur’an kamu. Bedanya, kami melihat dosa sebesar ujung rambut itu sangat besar dan kalian menganggap dosa kecil itu remeh,” ucap UAS.
Oleh karenanya, bagi yang pernah mengambil barang atau sejenisnya milik orang lain tanpa izin, sebaiknya saat ini meminta maaf agar dihalalkan. Jika belum, maka saat hendak mengambil manfaat dari barang tersebut, sangat disarankan minta izin terlebih dahulu kepada pemiliknya.
Advertisement
Nabi Minta Maaf Lima Hari Sebelum Wafat
UAS mengisahkan, Rasulullah SAW yang merupakan manusia paling agung sekaligus utusan Allah SWT tak luput dari kesalahan dan dosa kepada sesama manusia. Agar bebas dari dosa kepada sesama, Nabi SAW meminta maaf lima hari menjelang wafat.
“Hari Rabu nabi naik ke atas mimbar. Hari senin beliau meninggal. Lima hari sebelum meninggal (bilang), siapa yang pundaknya pernah tercambuk olehku, saat aku menyambut kuda, lalu ada orang bersembunyi di balik kuda itu dan kena (cambuk) pundaknya. Ini pundak Muhammad, silakan balas dari pada aku mencari kalian nanti di Padang Mahsyar di akhirat, lebih baik balaslah sekarang,” demikian disampaikan UAS.
UAS menambahkan, Rasulullah SAW juga meminta maaf jika kata-katanya pernah menyinggung perasaan dan membuat sakit hati orang. Ia meminta dibalasnya saat itu agar bebas di akhirat kelak.
“Nabi sedang menunjukkan bahwa dia pun tetap minta maaf atas apa yang pernah dilakukan, baik yang dzahir maupun yang batin,” kata UAS.
Wallahu a'lam.