Sukses

Kisah Ulama yang Akan Digandeng Rasulullah di Hari Kiamat, Ini Amalannya

Ada seorang ulama yang dikisahkan akan digandeng Rasulullah di hari kiamat.

Liputan6.com, Cilacap - Hari kiamat dan fase-fase setelahnya merupakan saat-saat yang berat dan menegangkan. Namun ada ulama yang saat itu terbebas dari peristiwa yang menegangkan karena tangannya nanti akan digandeng Rasulullah SAW.

Gambaran betapa menakutkannya peristiwa kiamat ini, meskipun mereka tatkala berkumpul di padang Mahsyar tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh mereka, anehnya mereka tidak saling tertarik. Bahkan saling mereka tidak saling memandang satu sama lain

Hal ini karena beratnya urusan mereka masing-masing. Rasulullah SAW bersabda:

قالت: سمعت رسول الله -صلى الله عليه وسلم- يقول: (يحشر الناس يوم القيامة حفاة عراة غُرْلاً) قلت: يا رسول الله، الرجال والنساء جميعاً ينظر بعضهم إلى بعض؟، قال: (يا عائشة الأمر أشد من أن يُهمهم ذلك)، وفي رواية: (الأمر أهم من أن ينظر بعضهم إلى بعض)، متفق عليه.

Artinya, “Aisyah berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan tanpa sandal, telanjang tanpa pakaian dan tanpa disunat.’ Kemudian aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah para laki-laki dan perempuan saling memandang satu sama lain?’ Rasulullah pun menjawab, ‘Wahai Aisyah masalah yang akan dihadapi lebih penting dari pada hal itu.’ Dalam riwayat lain, ‘Masalah yang akan dihadapi lebih penting daripada sekedar saling melihat satu dengan yang lain,’” (HR Muttafaq Alaih).

Lantas siapa ulama yang akan digandeng Rasulullah di hari kiamat dan apa amalannya?

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ini Amalannya

Menukil Republika, dikisahkan Imam Al Ghazali dalam kitabnya Asrar Al-Hajj, bahwa Ali bin Muwaffaq bermimpi dengan Rasulullah SAW pernah berhaji dengan mengatasnamakan atau menghadiahkan pahalanya untuk Rasulullah beberapa kali.

Karena amalan inilah seperti dikisahkan Imam Ghazali, Ali bin Muwaffaq bermimpi dengan Rasulullah SAW.

Dia berkata, "Kemudian aku bermimpi melihat Rasulullah. Beliau bertanya padaku, 'Wahal Ibnu Muwaffaq, apakah kamu berhaji atas namaku?" Muwaffaq menjawab. "Ya wahai Rasulullah." Ali bin Muwaffaq menjawab, 'Ya benar wahai Rasulullah," 

Kemudian beliau bersabda, "Sesungguhnya aku akan membalasmu karena haji-haji itu pada Hari Kiamat. Aku akan menggandeng tanganmu di Padang Mahsyar lalu memasuk-kanmu ke surga pada saat manusia lainnya sedang mengalami susahnya perhitungan amal." (HR Abu Thalib al-Makki).

3 dari 3 halaman

Keutamaan Ibadah Haji

Imam Mujahid dan sebagian ulama lainnya berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang melaksanakan haji ketika tiba di Makkah, mereka disambut oleh para malaikat. Mereka mengucapkan salam kepada mereka yang mengendarai unta, menjabat tangan mereka yang mengendarai keledai dan memeluk erat mereka yang berjalan kaki." 

Al-Hasan berkata, “Barang siapa meninggal tepat sesudah Ramadhan, perang atau haji, niscaya meninggal sebagai seorang syahid." 

Umar berkata, “Orang yang melaksanakan haji diampuni dosanya dan dosa orang-orang yang dimintakan ampunan olehnya pada Dzulhijjah, Muharram, Shafar dan 20 Rabiul Awal.”

Pengarang kitab al-Qut meriwayatkan hadits ini. Namun al-Iraqi tidak memasukannya sebagai hadis. Dan tidak ada satu pun perawi tsiqqah yang meriwayatkannya. 

Asy-Syafi'i meriwayatkannya dalam kitab Musnad. Begitu juga Abu Dzar al-Harawi meriwayatkannya dari hadis Umar berkata. 

"Malaikat-malaikat akan menjabat tangan jamaah haji yang naik kendaraan dan memeluk jamaah haji yang berjalan kaki." (HR Abu Dzar al-Harawi) 

Ibnu al-Jauzi meriwayatkannya dari al-Hasan al-Bashri dengan redaksi pengarang kitab ini,hanya saja dalam riwatnya, al-Hasan berkata,“Sesudah umrah,haji,atau perang." 

Al-Hafizh Ibnu Rajab meriwayatkan bahwa ketika orang yang haji terlambat datang ke kampung halamannya melebihi masa ini, maka doa Nabi tersebut hingga dia tiba debagaimana telah diterangkan. 

Imam Ahmad meriwayatkan dari Hadits Ibnu Umar secara marfu apabila engkau berjumpa dengan orang yang baru pulang ngaji, maka ucapkan salam kepadanya, jabat tangannya, dan minta inilah dia memohonkan ampun untukmu sebelum dia memasuki rumahnya karena dia adalah orang yang diampuni. ( HR Ahmad).    

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.